Part 1
First Meet With Rose Girl
Di sebuah kafe sedang di daerah Menteng. Ferdinan sedang menggoda Darius dengan wajah jahilnya. Ya, bagaimana pun juga Darius sudah tahu betul tabiat Ferdinan yang jahil dan tukang memerintah. Meskipun mereka sudah bersahabat cukup lama. Akan tetapi tetap saja Darius masih dongkol dengan perkataan lembut yang mengandung makna sarkasme luar biasa menyakitkan yang Ferdinan lontarkan kepadanya.
"Lo tahu? kenapa lo diciptakan wajah tampan kedua setelah gue Rius?" tanya Ferdinan santai sambil meneguk kopinya.
"Berisik lo ah Dinan. Gue Darius Soeta gak mungkin bisa nerima takdir mengenaskan itu. Gue pinter? Iya. Ganteng? Iya. Kaya? Lumayan sih. Calon suami idaman para perempuan? Pastinya. Apalagi yang kurang sekarang?" tanya Darius sombong sambil menelan ludah dan mendengus tak terima saat mendapatkan raut wajah geli Ferdinan.
Sialan si Dinan ini! Mana ada sahabat kurang ajar macam dia! Astaga... kenapa sih gue sewaktu SMA betah-betah aja diikutin sama dia kemana-mana? Darius menggeleng frustasi dan mengunyah kue kumis kucing yang ia pesan tadi.
"Come on dude. You're the best after me." Goda Ferdinan sambil mengerling nakal dan mengedipkan mata kanannya.
"Hell no! Jijik ih! Kenapa lo macam emak-emak rempong yang ngurusin anaknya supaya cepet kawin sih!" umpat Darius kuat-kuat, "Lagipula emak gue aja anteng-anteng aja tuh gue ngelajang. Dan juga, meskipun lo ganteng nol koma nol nol nol seratus kali nol baru satu dari gue. Gue gak akan terpesona sama kerlingan lo! Tanda seru!" Darius memekik sebal tidak terima.
"Rius... lo harusnya sadar akan tampang lo yang cuma... ehm... Tuhan asal bikin." sindir Ferdinan sambil menatap kasihan kearah Darius.
"Oh my god! Gue potong juga lidah tajam lo Dinaaannn..." Teriak Darius sambil berdiri diiringi dengan tatapan membunuh dari semua pengunjung kafe.
Ferdinan menggeleng secara dramatis. "Oh, dont be like that dude. Just accept."
"What? I must accept that? Big no! Gue bener-bener marah sekarang." Darius mengambil kunci mobilnya. Tapi tangan Ferdinan mencegah kepergiannya.
"Sudahlah... Mending lo pikirin gimana nasib Jessica yang udah 'tekdung' oleh kelakuan bejad lo Rius." Ferdinan menatap tajam Darius.
"Gue gak mau tanggung jawab! Dia kan dipake bukan sama gue aja!" Bentak Darius tidak terima diiringi dengan tatapan 'Lo tau apa?'.
"Seriously, dia nangis-nangis di depan gue seharian. Katanya lo yang terakhir kencan sama dia selama enam bulan ini. Ya, gue sih gak percaya gitu aja mengingat segimana jalangnya dia. Tapi, gue pengen denger konfirmasi dari sahabat gue sendiri. Apalagi gue percaya banget sama lo."
Darius kembali duduk sambil mendengus. Dasinya terasa seolah mencekik lehernya maka ia melonggarkannya dan menatap Ferdinan dengan wajah mengeras. Mengambil nafas secara perlahan, akhirnya Darius tersenyum miris.
"Dia itu di belakang gue main sama Edward. Lo tahu kan Edward Rustin? Si pantat panjang itu! Cih! Siapa yang gak kesel di selingkuhin selama enam bulan ini? Gue masih punya harga diri Dinan. Apa sih yang kurang dari servis ranjang gue? Gue aja ngehajar dia dari sore nyampe pagi! Gue tahu perselingkuhan mereka berdua dari asisten gue si Gibran. "
Ferdinan mengangguk paham. "Jangan ngomonginn ketangguhan lo di ranjang bisa? Gue gak suka dan gak terbiasa. Jadi si pantat panjang itu yang bikin hubungan kalian retak? Yeah, gue tahu lah. Kesetiaan lo sama pasangan lo nomor satu. Tapi gue gak habis mikir, bagaimana bisa si Jessica milih si pantat panjang itu ketibang lo?" kepalanya menggeleng tak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Love
Fiksi RemajaKetika cinta datang, tidak ada yang bisa menghentikan laju geraknya, melodi indahnya, harum wanginya. Tapi, ketika cinta pergi, tidak ada yang bisa menahannya. Tidak akan pernah ada yang bisa. Termasuk kedua anak manusia ini, Gevani Rajmaikal dan Fe...