Part 2 - Gevani Rajmaikal

613 16 5
                                    

Part 2

Gevani Rajmaikal

   Suara dentuman musik jazz mengalun indah di apartemen Ferdinan. Ia memikirkan 'Rose Girl' nya. Ya, semenjak kejadian itu. Dia tidak pernah lepas menyentuh bunga mawar yang berada diruang tamunya. Padahal sebelumnya, jangankan menyentuhnya. Memandangnya saja sudah membuat Ferdinan malas.

   Drrtt.Drrtt.Drrtt.

   "Ya." Ferdinan menjawab panggilan. 

   "Sayang, kamu gak lupa kan kencan pertama kita." Terdengar suara manja dibuat-buat di seberang sana. Mengengar kata 'sayang' yang dikutuknya Ferdinan merinding tidak suka. 

   "Um... aku lagi malas." Jujur Ferdinan berkata sambil memijit dahinya. 

   "Aku ke apertemen ya?" Pinta gadis itu. 

   "Cici... maaf. Aku kurang suka dengan kedatangan seorang gadis ke tempat tinggalku." Jelas Ferdinan dengan lembut. 

   "Kalau gitu kita harus jadi kencannya." Protes Cici tidak terima. 

   "Iya nanti ya... Aku cape banget ini." Ferdinan mengiyakan. 

   "Oke sayang, see you. Muachh." Cici menutup panggilannya. 

   "Ya Tuhan.. makhluk semenyebalkan dia mengapa engkau ciptakan." Desah Ferdinan frustasi sambil melempar handphone-nya ke arah sofa.

   "Rose girl." Gumam Ferdinan sambil mengadah ke atas. 

   "Gue suka mainan ini. Gue harus buat dia nunduk sama gue." Kekeh Ferdinan penuh arti.

  "Eh tunggu!!!" Teriak Ferdinan dengan mata melotot, "Gue kan gak tau siapa dia! Ah sial!" Lanjutnya lagi.

   Di lain tempat. Gevani menutup pidatonya diiringi dengan tepuk tangan antusias para pendengar. Senyumnya tersungging memperlihatkan keanggunannya. Gevani berjalan ke arah pintu keluar. Karena Gevani tidak biasa berada di sekitar orang-orang yang tingkat sosialnya terlampau tinggi. Gevani sangat tidak terbiasa.

  "Gev." Panggil seseorang dengan lembut. 

   "Ya?" 

   "Makan dulu." 

   "Lagi diet." Jawab Gevani kaku. 

   "Ya Tuhan, buah-buahan juga ada kok. Gak baik kalau lo jarang makan. Udah cungkring gitu juga lo! Ayok." 

   "Tapi Gio, gue gak bisa."  Gevani mencoba mengelak sambil menautkan kedua alisnya seakan memberikan kesan keberatan.

  "Tapi-tapian segala. Ah lama!" Gio menarik tangan kanan Gevani sambil berjalan menuju ruang makan.

   Disana terlihat dua belas -enam perempuan dan enam lelaki- orang tersenyum dan duduk manis menunggu kedatangan mereka. Gevani dan Gio melangkahkan kaki mereka mendekati orang-orang tersebut.

   "Akhirnya Gio bawa Gevani juga ya." Desah senang salah satu suara. 

   "Jadi dong G couple itu?" Cletuk salah seorang menambahkan. 

   "Berisik deh." Bibir Gevani mengerucut sebal. 

   "Gev, kasian Gio... diantara kami 'The Seven Treasure'. Cuma dia yang jomblo." Kekeh salah seorang lelaki. 

   "Febri. Berisik. Gue gorok lo. Berani ngomong macem-macem lagi gue kebiri juga lo!" Ancam Gio sambil melotot berbahaya. 

   "Oh my god. Gue takut." Febri memandang ekpresi takut dibuat-buat. Dan seketika semua orang tertawa. Kecuali Gevani.

It's A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang