1月

37 6 0
                                    

Mereka membuka pintu rumah Hana dan....

"Hana-chaaaannn... Ryu-kuunnn....!!!" Seseorang berteriak histeris sambil memeluk mereka berdua.

"O.okasaan?" Tanya Hana.

"Aduh duh." Ryu kesulitan bernafas.

"Hana kau baik-baik saja kan? Okaasan sangat khawatir padamu. Tapi kata Ryu kau baik-baik saja jika bersama dia." Ujar Miranda heboh.

"Daijoubu Okaasann.." Hana berusaha melepas pelukan ibunya.

"Haha.. gomen okaasan memeluk kalian berdua terlalu erat." Miranda terkekeh geli.

Ryu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Oh ya Ryu hari sudah malam tadi aku telah menelpon ibumu. Katanya tidak apa-apa kau menginap di rumah Hana." Sambung Miranda tersenyum.

"A.apa??!!" Hana dan Ryu kaget.

"Iya sudah sebaiknya kalian istirahat. Ryu kamarmu berseblahan dengan Hana jangan macam-macam ya." Miranda tersenyum jail melihat mereka dan langsung pergi ke kamarnya.

"Kusso." Hana menatap Ryu dengan tatapan horror.

"Kenapa lo? Gue mau istirahat dulu." Ujar Ryu menaiki tangga rumah Hana.

"Kenapa coba gue harus 1 rumah sama si kecambah." Gerutu Hana.

******

Hana menutup pintu kamarnya dan bersiap tidur namun tanpa sengaja ia melihat kalender.

Besok

23 1月

A.apa? 23 januari?

"Yoidesu ne!!" Teriak Hana sambil melambaikan tangannya.

"Anata mo aishimasu!!" Teriak Ryota.

Hana tanpa sadar meneteskan air matanya. Tahun dan tanggal yang sama namun sudah berlalu adalah hari ia dan Ryota jadian. Hana dulu sih yang menembak dengan ia memberikan surat cinta kepada Ryota sewaktu ia selesai main baseball. Hana tak pernah menyangka bahwa Ryota akan menerimanya!

Hana mulai terisak. Ia tidak bisa menahan kesedihannya.

Klek

"Hana lo kena- eh." Ryu terkejut mendapati Hana yang tiba-tiba memeluk dirinya.

"Ryota-kun hiks hiks." Hana menangis dalam pelukan Ryu.

"Lo kenapa?" Ryu sekarang keheranan. Tiba-tiba saja Hana memeluk dirinya sambil menangis. Sebenarnya apa yang terjadi?

"A.aku merindukanmu Ryota hiks hiks."

Ryota?

"Udah lo lebay banget ah. Udah malem mending lo istirahat, kangen-kangenannya besok lagi aja." Ujar Ryu menenangkan Hana. Sejujurnya ia tadi terganggu dengan suara tangisan. Ia keluar dari pintunya dan mendengar suara tangisan itu berada di dalam kamar Hana. Ryu sudah mengetuk kamar Hana berkali-kali namun tidak di respon. Ia pun kesal dan mencoba membuka pintu Hana yang tidak terkunci. Sesudah di buka ia malah langsung di peluk.

"Hiks hiks." Isakan Hana menyadarkan Ryu dari lamunannya.

"Cengeng amat lo, cepetan istirahat ntar Okaasan lo kesini dan malah nyalahin gue." Ryu mencoba melepas pelukan Hana.

Hana tidak bergeming.

Muka Ryu tiba-tiba berubah, ia tersenyum jahil.

"Lo mau istirahat apa ga? Atau lo mau tetep kayak gini sama gue dan sekalian gue geret lo ke kasur terus gue tindihin lo." Ryu berkata dengan nada mesum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nihonesia I love it!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang