Code

1.1K 91 2
                                    

Sederhana. Aku sudah dicintai. Mengapa aku tidak mencoba mencintai orang yang mencintaiku?

Jawaban William tadi terus terngiang di kepalanya. Leo memjamkan matanya. Jujur ia kagum dengan William. Usianya boleh muda, tapi kedewasaannya tak perlu diragukan.

Mungkin aku terdengar seperti laki-laki brengsek. Main melamar putri anda tanpa ada rasa cinta sedikitpun.
Tapi beri aku satu kesempatan untuk mencintainya.

Dan. Jika ada pria yang mencintainya, biarlah pria itu mendekatinya. Aku akan bersaing dengan sehat. Aku tidak mau Retha hanya terpaku dan terlalu berharap padaku. Dia sangat berhak untuk dicintai.

Sungguh Leo sangat bangga pada William. Memang William bukanlah anak kandungnya. Dan ia sangat salut, sudah sangat jarang ia menemukan anak seperti William. Kalaupun ada pasti hanya satu dua orang saja. Dan beruntung William menjadi salah satu dari satu dua orang itu.

"Aretha White, kau sangat beruntung. Bisa mengenal pria seperti William Duport."

Dan Leo kembali larut dalam foto-fotonya yang ia simpan di galeri.
Kenangan yang indah. Dan sebentar lagi saja, sudah ada dan sudah disediakan kenangan buruk.

.

.

"Tidak! Uncle Iam akan membacakan cerita untukku!" seru Estella seraya menarik tangan William.

"No! He will reads a story for me!" balas Viony berseru seraya menarik William.

Dan terjadilah aksi tarik tambang. William tahu kedua ponakannya sayang padanya. Ralat. Satu ponakannya sayang padanya dan satunya lagi jail.

"Viony! Estella! Please stop it!" jerit William seraya melepaskan kedua tangannya dari cengkraman gadis-gadis kecil itu.

Orang tua mereka kemana?

Well, kedua kakak kandung William sudah terlelap. Lantaran satu besok harus terbang dan satunya lagi memang harus istirahat. Kedua kakak iparnya? Jangan ditanya. Mereka sedang menonton acara perebutan paman.

"Hey Clar! Bacakan dongen untuk anakmu! Dan kau lonjong! Kau juga harusnya mendongengkan anakmu! Aku sudah berbaik hati menjadi baby-sitter mereka selama satu hari penuh kemarin!" seru William seraya memandang sengit kedua iparnya.

Tanpa disadari oleh mereka bertiga. Estella malah menendang tulang kering kaki William.

"Ouch! Kenapa kau menendang uncle?" tanya William seraya mengelus kakinya yang telah di tendang itu.

Estella cemberut lalu mengoceh dalam bahasa ibunya. "Nama ayah Cristoval Martinez! Bukan lonjong!"

William sama sekali tidak mengerti bahasa ibu Estella malah melirik ke Cristoval meminta untuk diterjemahkan.

"Dia bilang namaku itu Cristoval Martinez, bukan lonjong. Well baby... Come to daddy!" kata Crsitoval seraya melebarkan tangannya meminta putrinya menghampirinya.

"Oh my baby! Okay! Today i will read a story for you!" ucap Cristoval seraya menggendong Estella dan mencium pipi anaknya tanpa henti.

"Bagus! Aku tidak perlu mendongeng!"

"Yakin? Viony masih nempel di kakimu."

William menunduk dan menghela nafas. "Baiklah. Paman serta baby-sitter yang baik hati ini akan mendongeng."

.

.

Aretha White harus menahan emosinya. Ia kehilangan nafsu makannya lantaran pagi-pagi ia disodorkan Ravioli sebagai sarapan.

She Is My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang