The Sad Story of His (First) Love Story

1.5K 94 2
                                    

"Kau tidur di sofa," perintah Leo kepada Jake yang berhasil membuat Jake tercenga.

"Apa? Hey Tuan Leo! Tinggiku seratus tujuh puluh sembilan! Mana cukup sofa itu untuk menampung kaki panjangku kalau aku tidur di sofa!" protes Jake seraya menunjuk kakinya yang panjang itu.

Leo menatap Jake dengan tatapan mengejek dan ia silangkan tangannya di depan dada bidangnya itu.

"Lebih tinggi calon menantuku. Dia seratus delapan puluh lima. Tentu dia harus tidur di ranjang tambahan karena dia lebih tinggi enam senti dibandingmu dan dia baru datang dari Helsinki jadi dia masih sangat lelah," balas Leo yang membuat Jake memajukan bibirnya sedangkan William dan Delcia terkekeh melihat debat antara Leopaldo White dengan Jake Alexander Willet.

"Calon mertuamu memang beda. Dia dispenser," guman Delcia yang membuat William terkekeh sedangkan Retha yang tadinya tidur harus kembali terjaga karena Jake berteriak histeris lantaran William dengan beraninya mencium bibir Retha tak kala gadis itu masih tidur.

Untung saja tidak terjadi adegan tukar tinju. Apakah kalian bisa bayangkan kalau petinju melawan judo? Bisa-bisa Leo harus membayar denda karena perabotan rumah sakit hancur karena ulah dua pemuda ini.

"Sudah tidak usah dilihat," ucap William sambil menghalangi pemandangan Retha yang tengah asik melihat adu mulut antara ayahnya dengan Jake.

"Tapi sepertinya seru melihat mereka berdebat?" komentar Retha yang berusaha melihat adegan adu mulut itu.

William menghela nafas jengah. Ia keluarkan ponsel serta earphone dari tas kecil yang selalu ia bawa jika tengah berpergian lalu memasangkan kabel earphone itu ke ponselnya dan ia pasangkan earphone itu di telinga Retha.

Retha yang melihat William tengah memasangkan earphone ke telinganya menatap pemuda tampan itu dengan tatapan bingung. "Untuk apa kau memasangkannya?"

William tersenyum lalu ia membuka ponselnya dan mencari sebuah video.

"Kau tahu? Kedua ponakanku jatuh hati padamu dengan sekali lihat. Mendengar aku mau pergi menemuinya mereka menghantuiku selama duapuluh empat jam penuh dan Clarissa merekamnya," jelas William sambil meletakkan ponselnya di tangan Retha dan Retha menatap William dengan tatapan tak suka.

"Siapa Clarissa? Dia pacarmu?" tanya Retha dengan nada cemburu.

Delcia yang mendengar itu dengan jarak dekat langsung mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

Aura cemburu Retha membuat dirinya panas dan di dalam hati Delcia tertawa ternyata Retha memiliki gennya.

Gen mudah cemburu.

Delcia mudah cemburu dengan setiap orang terutama wanita yang berhasil menyita perhatian Leo.

Cara Delcia mengungkapkan kecemburuannya sangat jelas. Tak perlu kode langsung sembur saja apa yang ada dibenaknya.

Dan semburannya itu sangat panas dan pedas jadi Leo tidak berani membuat Delcia cemburu karen lahar panas siap menyerang telinganya.

"Bukan," jawab William polos yang membuat Retha menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Bohong," balas Retha yang membuat William gemas dan William menempelkan bibirnya di pipi Retha.

Ketika William menyudahi kecupan di pipi Retha, Retha menghampus bekas ciuman William di pipinya lantaran dia cemburu.

Enak saja main cium! Pacarnya bagaimana? Dasar laki-laki hidung belang!

"Clarissa itu kakak iparku," jawab William lalu kembali mencium Retha. Dan kali ini aku sengaja tidak menulis dimana William mencium Retha. Silahkan berimanjinasi.

She Is My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang