4. London

33 0 3
                                    


*Outhor POV*

Sore nanti Alfras akan meninggalkan German, Yap Alfras (Alfrasya Laurantino Fsicher) - laki-laki tampan kelahiran German ini merupakan seseorang yang cuek tetapi humoris. Laki-laki dengan postur tubuh yang tinggi, rambut hitam-coklat, mata hijau kucing, rahang tegap, bibir tipis, dan hidung mancung semakin menambah ketampanannya-.

Dia pergi untuk melupakan semua kenangan pahit nya bersama 'dua' wanita yang ia sayangi.
Dia benci hidup ini, semua nya berubah karena perbedaan. Selalu perbedaan yang menghalangi kisah cinta nya.

Kini, Alfras sedang berada di tempat pemakaman seseorang.
"Besok aku akan meninggalkan Negara ini Rin, semoga nanti aku bisa kembali kesini dan mengunjungi pemakaman mu lagi Rin. Aku tak akan melupakan kenangan kita. Aku pergi dulu ya Rin, Aku menyayangimu" Alfras pun menaruh bunga matahari yang ia bawa tadi di atas gundukan tanah yang berpapan tuliskan -Katharina Ristia Gorbachev- Lalu pergi meninggalkan tempat pemakaman ini.

Selama perjalanan Alfras tidak fokus menyetir, sedari tadi sudah ada lebih dari 10 klakson untuknya. Sepertinya Ia tak rela jika harus meninggalkan negara kelahiran-Nya ini. Terlalu banyak kenangan yang indah sekaligus pahit disini.

Setelah sampai di rumah ia kembali ke kamar, memasukkan segala keperluan yang mungkin tidak bisa ia tinggalkan.
"Beressss! Huh, bye German" Teriaknya dengan penuh semangat. Lalu berlari keluar kamar menghampiri mobil nya yang ada di depan.
Daddy nya sudah berada di dalam mobil, sepertinya ia sudah siap untuk mengantar Alfras ke Bandara.

"Daddd!" Teriak Alfras, sepertinya anak itu terlihat sangat bahagia.
"Oh Alf, dad tau kamu sangat bahagia tapi tidak perlu berteriak seperti itu!" Omel Daddy-Nya.
"Dad, aku tau nanti kau akan merindukanku" kata Alfras dengan nada PD nya yang melebihi rata-rata.
"Yaya, dad akan merindukanmu" ucap dad-Nya sambil memutar bola matanya, sebal sekali ia memiliki anak yang over-pd seperti Alfras.

5.20 p.m
-Dylan Hotel Earls Court-

Sesampai nya di hotel, Alfras langsung membaringkan tubuh ku. Mungkin dia lelah karena 5 jam lebih berada di dalam pesawat.
"Heuh, Semoga 2 tahun disini dapat membuat ku lebih tenang" katanya sambil menghembuskan nafas lelah. Dia pun memejamkan matanya, dan mulai menjelajahi alam mimpinya.

7.15 a.m

Kini, Alfras telah siap-siap untuk ke sekolah baru nya -Londs International School- Sekolah ternama di pusat kota London itu.
Sebenarnya, sejak dulu Daddy nya ingin dia bersekolah disana tetapi baru sekarang dia dapat menuruti keinginan Daddy nya itu.

"Semoga anak-anak sekolah ini baik-baik deh!" Katanya sambil merapikan rambut nya didepan cermin.
Alfras memilih untuk menaiki taksi, sebenarnya Daddy nya telah membelikan mobil disini tetapi sepertinya dia tidak tertarik kalau harus membawa mobil di hari pertamanya masuk sekolah.

Sekarang, Alfras telah berada di depan gerbang sekolah baru nya.
"Eumm, tidak buruk" katanya setelah menilai-nilai sekolah baru nya ini.
"Woy bro, anak baru?" Tanya seseorang laki-laki menepuk pundak Alfras.
Alfras hanya melirik laki-laki itu lalu berlalu tanpa menghiraukannya.
"Njirr gue ngomong sama patung berjalan" kata laki-laki itu lirih.
"Gue terlalu SKSD kali ya? Ah bodo amat, emang gue fikirin" katanya kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ruang kelas yang sempat tertunda karena bertemu dengan Alfras tadi.

Saat Alfras sedang berada di ruang tunggu sekolah baru-Nya. Tiba-tiba ada seorang gadis berambut cokelat menghampirinya.
"Hai, kamu yang namanya Alfrasya Laurantino Fsicher? Yang pindahan dari German itu kan?" Tanya wanita itu ketika sudah berada didepan Alfras.
"Ya" hanya jawaban singkat dan tak minat yang Alfras berikan, ya dia memang orang yang sedikit berbicara ketika bersama lawan jenis, termasuk ibu nya.

Setelah mendengar jawaban dari Alfras tadi, gadis itu langsung pergi meninggalkan Alfras yang nampaknya masih sangat tidak perduli itu.

"Alfrasya Laurantino? Mari ikut ibu, nak!" Tanya sekaligus perintah dari wanita cantik berambut sebahu itu, sepertinya itu salah satu guru wanita di sekolah ini. Alfras hanya tersenyum menanggapi ucapan guru tersebut, kemudian berjalan mengikuti langkah guru itu.

Setelah selesai mengisi data-data nya, guru itu langsung membawa Alfras ke kelas-Nya.
"Good morning everybody!" Sapa Mrs.Rahma. Ya, nama guru itu adalah Rahma, dan anak-anak sekolah ini biasa memanggilnya Mrs.Rahma.
"Morning Mrs" Sahut mereka semua.
"Hari ini, kalian akan punya teman baru. Sini nak,perkenalkan dirimu" kata guru itu sambil menyuruh Alfras berdiri disampingnya.

"Njirr ganteng.."
"Masuk list gebetan gue deh"
"Tiap hari aja ada yang keluar, biar dateng anak baru"
"Senin-minggu sekolah juga gua betah"
Dan masih banyak lagi celotehan-celotehan tidak jelas dari teman-teman sekelasnya.
Alfras yang sudah biasa mendengar ucapan-ucpan seperti itu hanya tidak perduli, dia sudah bosan dengan ucapan seperti itu.

"Silent please! Alfras, introduce yourself please" ulang Mrs.Rahma
"My name is Alfrasya Laurantino Fsicher, you can call me Alfras. Thankyou" ucap Alfras memperkenalkan dirinya.
"Okey, any question guys?" Tanya Mrs.Rahma 'lagi'
"Where are you from?" Tanya laki-laki yang duduk di bangku paling pojok kanan.
"Im come from Germany" Jawab Alfras dengan gaya cool nya.
"Oke enough, kalian bisa lanjutkan perkenalan nanti pada saat jam istirahat. Semoga kalian bisa berteman baik dengan Alfras" kata Mrs.Rahma
"Alfras, kamu bisa duduk bersama Leon dipojok kanan itu ya" lanjut Mrs.Rahma.
"Thanks Mrs"  Jawab Alfras sambil mengangguk lalu berjalan menuju meja pojok kanan yang dimaksud oleh Mrs.Rahma tadi.

"Leonardo Aldista Veenandaal" Laki-laki disebelah Alfras mengulurkan tangan, mungkin bermaksud untuk mengajak Alfras berkenalan.

*Alfrasya POV*

'Dari sekian banyak teman, mengapa harus bersamanya -cowok sok akrab tadi pagi-' Kataku dalam hati. Ah, aku tidak memperdulikan itu. Langsung saja aku duduki bangku disebelahnya, tanpa menyapa nya.

"Leonardo Aldista Veenandaal" Kata laki-laki disebelahku sambil mengulurkan tangannya.
'Veenandaal?' Tanyaku dalam hati. Sekilas bayangan wajah Shalo terlintas dalam fikiranku.

Aku merindukan nya, tetapi aku harus melupakannya.
Aku mencintai nya, tetapi perbedaan yang kita miliki mengharuskan aku tuk melupakannya.
'Melupakannya' satu kata yang aku benci, dan sangat tak ingin ku lakukan.

Katanya, cinta itu indah dengan perbedaan. Tetapi, bagaimana dengan perbedaan yang kita miliki?
Dinding perbedaan diantara kita sangat kokoh, sulit dihancurkan.

"Woy bro bengong aja lu" kata seseorang sambil menepuk pundakku membuat ku sadar dari lamunanku.
"Eh iya, sorry" kataku berusaha sadar sepenuhnya.
"Alfrasya, lo bisa panggil gue Alfras" lanjut ku mencoba ramah kepadanya.
"Oke oke" katanya sambil cengengesan.

*Author POV*

*kringggg*

bel istirahat berbunyi sudah berbunyi.
"Fras, lo mau ke kantin bareng gue gak?" Ajak Leon sambil

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang