3. Dinner

80 4 2
                                    

Aku membuka mataku, ku lihat ke arah jendela ternyata awan sudah gelap. Aku langsung beranjak dari tempat tidur ku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap sholat magrib berjama'ah. Sudah kebiasaan di rumah kami, jika sholat magrib atau isya pasti kami selalu melakukannya secara berjama'ah.

Setelah selesai sholat magrib, kami semua berkumpul di ruang keluarga.
"Sayang, kalian siap-siap gih!" Ucap bunda menatap ke arah ku dan ka Aleyah.
"Siap-siap? Emang mau ngapain bund?" Tanya ka Aleyah mewakili pertanyaan dari ku juga.
"Kita mau dinner sama client ayah sayang, gih kalian siap-siap. Sekalian ayah mau nunjukin anak-anak cantik ayah ke klient ayah itu" Jawab ayah sambil menyeruput segelas kopi nya.
"Yah? Nanti gak bakalan ada acara jodoh-jodohan kan?" Tanya ka Aleyah menyipitkan matanya. Apa? Jodoh-jodohan?
"Hah? Jodoh-jodohan?" Teriak ku kaget.
"Nggak princess, ini bukan zaman nya siti nurbaya. Kamu tuh kebanyakan nonton film ley" ucap ayah sebal, sepertinya.
"Kan biasanya kalau dinner-dinner gitu, ujung-ujungnya bakalan ada yang dijodoh-jodohin hih" ucap ka Aleyah diakhiri dengan nada menjijikan, mungkin dia sedang membayangkan adegan tersebut. Aku ikutan jijik deh ewhh!!.
"Sudah-sudah, kalian siap-siap buruan" ucap bunda sambil geleng-geleng kepala.
"Siapp bunda boss!" Ucap kami serempak.

Aku telah siap mengenakan rok hitam sedengkul dan kemeja putih yang ku masukkan kedalam rok ku, akupun menggulung lengan kemeja ku sebatas siku. Ku poleskan sedikit lipstint ke bibir ku. Sempurna!!

Sekarang kami semua sudah berada di dalam mobil -pajero hitam- milik ayah.
"Readyyyy?!" Teriak ayah didepan kemudi.
"Readyyyyyy!!!!" Seru aku, bunda, dan ka Aleyah.

Selama perjalanan aku hanya mendengarkan lagu-lagu dari Idola ku menggunakan Ipod milik ku.
Kini, kami telah berada didepan Pastis Cafe , cafe nya sangat bagus dan tampilannya sangat mewah.

"Hai Ryco!" Panggil ayah kepada seseorang yang sedang duduk di dalam cafe ini. Aku yakin, kalau yang dipanggil ayah itu client yang ayah maksud.
"Hai Lwick" sapa klient ayah tersebut, mereka pun ber-highfive ria.
"Risnita?" Ucap wanita disebelah client ayah, sepertinya itu adalah istrinya.
"Aaaa Katryn?" Sahut bunda antusias. Aku langsung melirik kak Aleyah, dia memutar bola matanya. Haha sepertinya dia sebal, kak Aleyah pernah bilang sama aku kalau dia tidak suka melihat bunda yang terlalu berlebihan.
"Oya, ini anak mu?" Tanya wanita yang dipanggil Katryn oleh bunda.
"Iya Kat, sini sayang. Kenalin ini tante Katryn, sahabat bunda waktu kuliah di Oxford." Ucap bunda memperkenalkan sahabatnya, ah ternyata sahabat kuliah bunda pantas saja bunda sangat antusias.
"Aaleyah Fisqihah Veenandaal, panggil aja leyah tante." Ucap ka Leyah memperkenalkan diri.
"Shalody Linandya Veenandaal, tante. Panggil aja Shalo" ucap ku memperkenalkan diri sambil tersenyum.

Tiba-tiba laki-laki yang duduk membelakangi kami, yang sedari tadi hanya diam saja. Kini, menoleh ke arah ku. Melirik ke arah ku dengan tatapan yang datar.

Aku merasakan syaraf-syaraf di seluruh tubuhku mati seketika, tubuhku menegang. Dia? Tetapi sesuatu yang berbeda itu tak lagi ku rasakan seperti beberapa tahun yang lalu.

Kak Aleyah menarik tangan ku untuk duduk. Aku hanya bisa mengikuti nya, aku jadi teringat dengan dia.
"Loh? Lo disini?" Tanya kak Leyah kepada cowok itu.
"Kalian udah saling kenal?" Tanya bunda kepada kak leyah dan cowok itu.
"Iyalah bund, teman sekelas ku dia" ucap kak Leyah, laki-laki itu hanya tersenyum menanggapin ucapan bunda. Senyumnya mengingatkan ku dengan dia. Mengapa dunia ini sangat sempit Tuhan??

"Nak, ini tante Risnita. Sahabat mom waktu kuliah." Ucap tante Katryn.
"Alfarizi Laurantino, tan" ucap nya.
HAH? LAURANTINO? Mengapa namanya mengingatkan aku dengan dia? Tak terasa, air mata ku mengalir.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang