chapter 5

263 26 0
                                    

9:35 am
"Raja!" Panggil gadis berseragam putih abu abu dan bersepatu nike merah itu.

"Eh iya drey? Kenapa?" Raja yang merasa namanya dipanggil itu langsung menoleh kesumber suara.

"Wira mana? Biasanya lo kan sama Wira"

"Gak tau gue, belum liat tu anak"

"Kalian kan sohib, masa gak tau Wira sih?"

"Gue aja dateng telat, noh gak liat gue keringetan gini abis dihukum? Btw lo udah baikan sama dia?"

"Eh telat ternyata, ini gue mau minta maaf gara-gara kemarin gue marah sama dia, kan gak seharusnya Wira yang gue salahin" cerocos Audrey.

"Coba deh lo cari dia di basket indoor"

"Yaudah gue duluan ya Ja" Audrey langsung melangkahkan kakinya menuju ke lapangan basket indoor

Sesampainya disana, dia melihat beberapa anak rusuh SMA Merah Putih sedang berkumpul di tribun tengah. Mungkin kalau murid yang lain akan segan mengganggu agenda kumpul mereka, tapi tidak dengan Audrey.

Audrey yang melihat ada Wira diantara gerombolan itu, langsung memanggil Wira.

"Wira!"

Teriakan Audrey membuat semua yang awalnya sedang bersenda gurau menengok ke arah Audrey.  Yang gadis itu tau, ada Adrian yang sedang melihatnya dan tiba-tiba mengikuti Wira yang turun dari tribun untuk menemuinya.

"Ada apa Drey?" Tanya Wira setelah ia menemui Audrey.

"Gue kan cuma manggil lo Wir? Kenapa temen lo ngikut?"

"Lo jangan gitu dong Drey, dia mau minta maaf sama lo" jelas Wira.

"Iya gue minta...."

"Iya gue maafin, yuk Wir ikut gue bentar" kalimat Adrian belum sepenuhnya usai, tetapi Audrey sudah memotongnya. Sekarang ia malah mengajak Wira keluar dari area lapangan basket indoor itu, meninggalkan Adrian yang stuck berdiri menatap pintu yang dilewati Audrey saat keluar beberapa saat yang lalu.

¤

Sudah seminggu setelah kejadian di kolam renang waktu itu, Audrey masih saja belum kembali seperti semula. Yang biasanya dia akan meladeni kejailan Adrian, kini dia hanya diam saja tidak merespon apa yang dilakukan Adrian. Sesekali ia hanya membentak Adrian yang mengganggunya kelewat batas.

Audrey sebenarnya tau, Adrian melakukan itu semua agar ia memaafkannya. Tapi Audrey masih menahan diri untuk memaafkan cowok itu. Jika dipikir-pikir itu masalah sepele, tapi entah kenapa Audrey sangat kesal jika mengingat kejadian itu.

"Audreyyy! Di cari Wira nihhh" Lia berteriak memanggil Audrey yang sedang bergosip bersama ketujuh sahabat gilanya itu.

"Kok lo sekarang deket lagi sih sama sepupu lo itu, kayaknya dulu gak se akur sekarang deh" ucap Desya penuh tanda tanya.

"Aduh, biarin dong, orang akur kok dilarang? Sana drey, ditunggu Wira tuh" ucap Zen.

"Gue nemuin Wira dulu ya, bye" Audrey pun meninggalkan teman temannya.

Baru beberapa detik Audrey pergi, Desya sudah ber kepo ria.

"Gue curiga mereka ada apa apa"

"Gue kok jadi penasaran ya"

"Masa iya sih mereka sepupuan, deket banget"

"Jangan jangan mereka pacaran diem diem"

Kurang lebih seperti itu komentar yang diberikan Desya.

Bug!!

Baru saja Titan dan Yeye mau membuka mulut untuk memarahi Desya karena perkataannya yang ngelantur itu, sudah terdengar suara pukulan keras dari luar kelas.

Karena Titan, Yeye, Bela, Tira, Zen, Deliza, Desya kepo, jadi mereka langsung berlari ke sumber suara.

Benar saja, sudah terjadi adu pukul antara Wira dan Kikan teman sekelas Audrey di depan kelas XI IPS 2.

"Wira! udah, gausah diladenin lagi." terdengar teriakan panik Audrey yang hanya berjarak satu meter dibelakang Wira.

"Orang kayak gini harus dikasih pelajaran drey!" ucap Wira yang masih saja berusaha memukul Kikan.

Beberapa detik kemudian, gerombolan Alsa, Adrian, Komo, Vero, dkk a.k.a teman satu gank Wira datang.

Audrey pikir mereka akan melerai perkelahian antara Wira dan Kikan. Namun salah besar kalau Audrey berpikir seperti itu. Justru mereka memberikan dukungan penuh untuk Wira berkelahi.

"Adrian! Temen lo berantem! Kok lo diem aja sih? Pisahin dong" Adrian yang berada di belakang Audrey langsung kena omelan si Audrey karena bukannya melerai Wira, Adrian malah asik menonton pertandingan adu pukul dadakan itu.

"Kenapa sih lo mau mau nya belain cewe itu? Dibayar berapa lo buat lindungin dia?" terdengar suara Kikan yang sekarang mengajak Wira beradu argument.

Salah besar kalau mengajak Wira adu argument!

Memang, teman satu kelas Audrey ini sedikit unik dan cukup berani. Audrey yang jelas jelas memiliki dua sepupu yang cukup menonjol di sekolah ini masih saja ia bully tanpa sebab.

"She is my sister, gue berhak buat ngejagain dia, gue gak mau dan gak sudi liat cowok kayak lo nyentuh dia apalagi bikin dia nangis! Ngerti lo?!" kalimat yang diucapkan Wira membuat mata Audrey tertuju pada Wira.

Mungkin ini baru pertama kalinya, Wira berbicara seperti itu di depan banyak orang. Saat ini tidak hanya anak kelas XI IPS 2 yang sedang menonton perkelahian itu. Tapi siswa maupun siswi yang kelasnya berdekatan dengan kelas Audrey juga melihat kejadian tersebut.

"Gue bisa aja ngelaporin apa yang selama ini lo lakuin sama Audrey! Lo gak tau kan? Dia tiap pulang sekolah selalu nangis gara-gara lo bully! Dia gak mau cerita sampe gue tau sendiri apa penyebab dia sering nangis!"

Wira yang sedari tadi menarik kerah seragam kikan semakin naik pitam.

"Dia salah apa sih sama lo? Bajingan lo! Lo tuh laki bukan? Kok beraninya sama cewe?!"

Hening.
Tidak ada yang berbicara lagi setelah Wira melontarkan kalimat itu.

Keheningan pecah, saat tiba tiba bu Siti-guru kesiswaan sekaligus guru bk- dan pak Anto-guru olahraga terkiller- masuk ke gerombolan para siswa/i yang berada di depan kelas Audrey.

"Siapa yang berani beraninya berkelahi di sekolah? Sudah merasa jadi jagoan kalian?" ucap Pak Anto dengan suara yang membuat siswa maupun siswi bergidik ngeri.

"Yang merasa barusan berkelahi, ikut saya ke ruang bk, SEKARANG!" ucap bu Siti tegas.

Bu Siti dan Pak Anto jalan lebih dulu dari pada dua tersangka yang baru saja adu jotos itu.

"Wira, maafin gue, gara gara gue lo jadi babak belur kayak gini, kena bk lagi" ucap Audrey dengan suara bergetar. Yap Audrey menangis.
Bukan apa apa, Audrey merasa bersalah. Gara gara dia di bully teman satu kelasnya yang bernama Kikan, Wira jadi membela Audrey dan terjadilah adu pukul itu.

"Udah, gapapa. Gue punya hak buat belain lo, yaudah gue ke ruang bk dulu" jawab Wira dan langsung pergi menuju ruang bk mengikuti bu Siti dan pak Anton.

"Drey masuk kelas yuk, lo gak malu apa nangis disini?" ucap Adrian menuntun Audrey masuk kelas.

Baru saja Audrey menempelkan bokongnya dengan sempurna di kursi, Audrey sudah mendapatkan bom pertanyaan dari seisi kelas yang menanyakan kejadian tadi.

"Ih, lo lo pada gak liat Audrey lagi ngapain? Orang lagi nangis di tanyain kayak gitu! Gak sopan!" ceramah Adrian yang membuat bebera anak meninggalkan bangku Audrey.

Audrey terus merunduk, dan masih menangis.

"Drey jangan nangis dong" Bela mengelus pundak Audrey. Baru dua usapan, Bela sudah mendapatkan tatapan dari Adrian dengan artian 'udah gue aja yang nenangin'

Akhirnya para perempuan perempuan jones itu kembali ke bangkunya masing masing. Kecuali Zen, dia mengungsi di bangku Tira, karena bangkunya dipakai Adrian.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Haiiii
Maafkeun baru next:((
Maafkeun kalo makin gj ceritanya:((
Jangan lupa vomment yooo!!

ADRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang