KISAH ANGIN

193 7 0
                                    

Setelah hampir pulih tubuh lelaki itu terlihat nampak sedikit lebih sehat, dan dia mulai bicara. "Namaku Asap." kau siapa? Aku Angina, sudah berhari- hari tersesat di hutan ini dan aku sebatang kara, sudah tak lagi punya siapa- siapa orangtuaku sudah lama tiada.

Dengan tutur kata halus sang putri menjawab, diapun tak mau penyamarannya diketahui oleh pemuda itu.  Lalu, kau tinggal dimana Angina? Selama ini bumi rumahku beratap langit biru.  Kalau begitu, ikutlah denganku. Sampai aku benar- benar pulih nanti akan kuantar kau pulang ketempat asalmu.

Pemuda itu memaksa berdiri kemudian susah payah berjalan dengan mengajak ikut serta sang putri untuk masuk ke dalam goa tempat persembunyiannya di balik air terjun.

"Asap," tempat apa ini?  Ini, tempat tinggalku dari kecil juga tempatku belajar ilmu kanuragan. Namanya goa bukit berduri karena begitulah nama pemberian dari guruku. "Sekarang," dimana dia?  Dengan penasaran putri Angina bertanya cepat pada Asap, bersamaan itu dalam hatinya sudah ada rasa simpatik yang mulai mengetuk relung jiwanya.

Guruku.! Dia sudah wafat dan ilmu kanuragan yang diberikan padaku belum seluruhnya. Jadi ilmu itu tidak sempurna hingga membuat tubuhku berubah menjadi mahluk mengerikan seperti tadi. Namun kini, ilmu itu sudah lenyap bersama lenyapnya kutukan itu dan kaulah yang telah membebaskan aku.

Didalam lorong nyaman goa bukit berduri itu Asap bercerita hangat pada putri Angina. tempat luas itu sangat tenang, sunyi, damai, hanya terdengar jatuh suara air pada bibir pintu goa. Dan air terjun itu sebagai penghalang sehingga tidak nampak dari luar.

Benar saja, ternyata diluar demikian. Orang kepercayaan dari raja Badai topano sudah kehilangan jejak putri Angina, dia mencari dan terus mencari lagi tetapi belum menemukan ada tanda- tanda dari sang putri. Sudah beberapa hari mata- mata itu kehilangan jejak, kekanan kiri gunung ditelusuri semak belukar dikelilingi, lembah- lembah dilewati hingga jauh kerawa- rawa kosong terus saja dicari, hingga sampai hilang akal putus asa. Akhirnya dengan rasa sangat malu berat hati tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, mata- mata itu pulang ke istana kerajaan Angkasa pure.

Setiba di kerajaan Angkasa pure tepatnya didalam istana, berhadapan dengan raja disaksikan pengawal- pengawal kerajaan. Mata- mata itu bercerita semua kisah dari awal perjalanan hingga akhir saat ini dia berada didalam istana. Muka merah naik darah amarah Badai topano memuncak, suara lantang tanpa penghalang berkumandang;

"Pengawal, tangkap orang ini." Bodoh, kau tidak bisa menjalankan perintahku dengan baik. Ikat dia dengan kuat di pagar luar istana, rantai lehernya jangan diberi makan ataupun minum sampai tewas kering nyawanya. Biar semua rakyat melihat, tidak ada ampun untuk manusia bodoh yang gagal menjalankan perintahku.

Mendengar kabar mengecewakan itu permaisuri raja, ibunda putri Angina pingsan. Begitu terpukul hatinya seakan tidak menerima kenyataan yang ada, karena  permaisuri terlalu memikirkan keadaan putri satu- satunya. Begitu risau mengiris perasaan dan berangsur- angsur kesehatannya memburuk, semakin hari semakin bertambah parah tak berapa lama kemudian akhirnya meninggal. Seluruh kerajaan berduka- cita seperti raga kehilangan nyawa, kabar duka menyelimuti seluruh kerajaan Angkasa pure.

Seminggu sudah suasana sepi Badai topano hanya sendiri, sekilas terlintas masa lalu semakin membekas namun dia terlalu egois, keras, bengis dan juga buas.

Tetapi dia masih memiliki seorang putri walaupun keberadaannya tak lagi diketahui, dengan keyakinan diri selalu saja akalnya dipaksa untuk mencari bagaimana agar putri Angina kembali ke Angkasa pure. Setiap hari merenung dan cuma melamun tidak juga dapat menemukan cara, semakin hari terlihat suram baginya bagai tiang tanpa bayangan.

Sebulan terlewati mimpi raja hanya sang putri, pagi itu dia sangat berseri tanpa buang waktu lagi pengawal kerajaan dikumpulkan. "Sebarkan kabar; sayembara terbesar." bagi siapa saja yang membawa pulang putri Angina akan dinikahkan dan menjadi pangeran di kerajaan ini, kelak menjadi raja setelah aku.

Mendengar sayembara itu semua rakyat berlomba mencari sang putri, kerajaan- kerajaan lain seakan tak mau kalah. Semua kalangan lapisan golongan ikut serta dalam sayembara hingga menjadi topik utama di jagat raya dunia semesta.

Lanjut >>> besok yach..
01; 10 am Ngantuk..

PUTRI ANGINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang