'Kemarin adalah masa lalu
Hari ini adalah halaman baru
Aku yakin hari ini pasti ada hal baru
Hal baru yang menarik'-Agnes Etrama di Raizel'
---------------------------
SKIP 15 MENIT
---------------------------
"Semoga aku tidak terlambat," gumam Agnes pelan sambil berjalan cepat di atas tembok-tembok pembatas antara lingkungan perumahan dan lingkungan sekolah tersebut. Diacuhkannya tatapan dari setiap orang yang lewat karena melihat tingkahnya yang bisa dikatakan cukup unik untuk ukuran seorang gadis dengan penampilan yang bisa dikatakan cukup feminim. Apalagi ditambah dengan wajah yang cantik dan rambut panjang bak mayang mengurai yang berkibar tertiup angin yang cukup kencang pagi itu.Mata crimson miliknya kini sedang menatap ke setiap sudut dengan awas untuk mencari pijakkan yang tepat, karena dia begitu trauma dengan kejadian beberapa hari yang lalu. Tapi rasanya kali ini semua trauma yang ia milikki seakan hilang begitu saja, dengan tenang dipanjatinya tembok pembatas tersebut seakan peristiwa beberapa hari yang lalu tidak pernah terjadi. Bahkan dengan tenang dia langsung menuruni tembok pembatas antara sekolah dan perumahan. Dia langsung berjalan dengan cepat menuju gedung SMA yang masih satu komplek dengan gedung SD, SMP dan TK.
Tapi, begitu sampai di depan pagar sekolahnya, dia hanya bisa menatap kaget secara bersamaan kearah sebuah mobil sedan berwarna hitam dan kearah seorang pria berambut pirang yang diurai sampai menutupi seperempat punggungnya. Bagaimana dia tidak kaget. Pasalnya pria berambut pirang tersebut adalah kepala sekolah dari tempatnya bersekolah sebelum dia mendapat program pertukaran pelajar dari Korea ke Indonesia. Tapi, kepala sekolahnya bukanlah kepala sekolah biasa, beliau adalah seorang peneliti, dokter dan pengusaha. Selain itu dia memilikki postur tubuh yang cukup menggoda bagi kebanyakan wanita. Bahkan, mungkin saja Agnes juga diam diam terpesona dengannya.
Tanpa memperdulikan pria blonde itu dia langsung menaiki tangga dan berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai 3. Perjalanan menuju lantai 3 ini sukses membuat kaki jenjangnya lemas dan pegal seketika. Padahal selama satu tahun belakangan ini dia sudah membiasakan diri untuk menaiki banyak tangga. Tapi tetap saja kakinya terasa begitu pegal. Oh ya, ruangan yang ada di lantai ini ada 7 ruangan dan dua buah kamar mandi. Satu toilet untuk pria dan satu toilet untuk wanita.
Gadis itu terus berjalan sampai langkahnya terhenti di depan sebuah ruangan dengan papan pengenal bertuliskan 11-IPS-1. Di ruangan inilah Agnes biasanya belajar dengan teman temannya yang berjumlah lebih dari 30 orang. Dia biasa duduk di kursi urutan kedua dari depan pada baris paling pojok. Lebih tepatnya di bawah AC persis, jadi dia tidak merasa kepanasan sedikitpun. Walaupun penglihatannya ke arah papan tulis atau proyektor. Tapi dia merasa cukup nyaman duduk di tempat itu.
Seperti biasa gadis yang akrab dipanggil Nessa tersebut langsung duduk untuk mengambil nafas dan meluruskan kakinya yang lumayan pegal karena harus berjalan dari tempat kost menuju sekolah. Tapi kali ini ada yang berbeda dari gadis itu. Dia tidak mendengarkan musik ataupun membaca sebuah novel seperti biasanya. Melainkan dia hanya merebahkan kepalanya di atas meja sambil meratapi nasib atas kemalangan yang harus dia terima. Ya, dia memilikki seorang kakak laki laki berwajah cukup cantik untuk laki laki kebanyakan. Agnes tidak cemburu dengan kecantikan yang dimilikki kakaknya, tapi dia takut jika yang menyukai kakaknya bukan hanya wanita tapi pria juga.
'Kalau yang suka hanya perempuan sih bukan masalah tapi kalau laki laki juga suka kan serem. Mungkin lebih seram dari seringaian si kuning absurd itu,' batin gadis itu sambil memainkan jemari lentiknya yang bisa membuat banyak orang cemburu. Jujur saja penampilan Agnes bisa dikatakan cukup sempurna untuk ukuran putri pengusaha terkenal, hanya saja sikap dan sifatnya perlu dipertanyakan. Karena biasanya kebanyakkan seorang wanita yang memilikki wajah cukup cantik dan berambut panjang biasanya merupakan sosok yang cukup anggun tapi lain dengan Agnes yang bisa dikatakan ancur.
Gadis itu akhirnya hanya bisa menangis tanpa suara ditempat karena memikirkan nasib kakaknya. 'Ya Gusti jangan sampai kakakku melakukan perilaku menyimpang,' batinnya cemas.
(Prolog end)
A/N: Yosha, akhirnya prolog pun selesai juga. Awalnya aku ngira kalau cerita ini gak akan pernah terwujud, karena bagian prolog yang gak pernah selesai dari dulu cuma gara gara masalah kecil yang aslinya gak penting penting banget. Dan, tolong maafkan saya jika ada kesalahan dalam penulisan. Ingat!! Author cuma manusia biasa yang bisa salah. Anyway, ini fanfic pertamaku. Sekian dan terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika mereka ke Indonesia
FanfictionJust a random story about all Noblesse chara and their daily lives at Indonesia Credit: this manhwa and the characters are belong to Jeho Son and Gwang Su Lee. Except this story and some additional characters are belong to the author