Cerita sebelumnya:
Setelah perkenalan dan pembagian yang tak terduga tadi. Rai dari tadi hanya menatap Agnes dengan tatapan menyelidik. Tapi, tatapan tersebut tidak dibalas oleh yang ditatap. Apakah maksud dari tatapannya tadi terhadap gadis yang kerap dipanggil Nessa tersebut?
_________________________________________
Kembali ke cerita
_________________________________________Akhirnya, beberapa menit setelah jam pelajaran pertama berakhir. Terdengarlah suara suara surgawi yang mampu membangkitkan jiwa dan raga yang sudah lelah, dan butuh untuk diterangkan. Tentu saja, kalian pasti mengerti apa yang dimaksud oleh author? Ya, tidak lain dan tidak bukan bel istirahat yang berdentang dengan nyaringnya. Seiring dengan dentingan suara suara lonceng surgawi tersebut, banyak siswa dan siswi yang berhamburan keluar kelas mereka. Walaupun, ada beberapa siswa maupun siswi yang memutuskan untuk tetap berada di dalam kelas.
Entah hanya untuk berbincang bincang, memakan bekal mereka ataupun untuk melanjutkan tugas mereka yang belum selesai di rumah. Tapi, hal itu tidak berlaku untuk Agnes, Hellen, Rai dan Shinwoo. "Rai, kau tidak bawa bekal?," tanya si nanas merah kepada temannya yang berwajah jauh lebih tampan darinya "Tidak, aku menolak," balas Raizel singkat "Ayolah Rai, nanti ku traktir mie godok deh. Katanya mie godok di sini adalah masakan yang paling enak di kantin sekolah ini. Raii....," ajak Shinwoo sambil menarik narik lengan Raizel "Baiklah, ayo," jawab Raizel sambil menganggukan kepalanya dan mengikuti sahabatnya berikut. Tapi, tetap saja matanya terus menatap ke arah Agnes dengan tatapan senang, lega, dan tetap saja datar.
'Agnes, apakah itu kau? Apa kau telah menemukan hidup yang kau inginkan?,' batin Raizel sambil menatap Agnes dengan begitu intensnya. Tapi sayang, tidak direspon oleh yang bersangkutan. Padahal biasanya seseorang yang ditatap oleh Raizel pasti akan merasa terkejut dan menatapnya balik. Seperti apa yang pernah ia lakukan dalam anime 'Awakening'. "Hellen, aku mau ke ruang musik sebentar. Mau ikut?," tawar gadis berambut coklat tua itu kepada temannya "Kamu duluan aja deh Nes. Nanti ku susul deh Nes," jawab Hellen yang disambut dengan anggukan oleh temannya yang sudah ngacir duluan, entah ke ruang musik, atau hanya sekedar menemui husbandonya yang merupakan kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah tempatnya belajar.
Situasi kelas XI-2
"Seir, Yun, Gis, kalian tinggal di mana? Terus punya nomor, pin BB, atau ID Line gak?," tanya banyak siswa dan siswi yang ada di ruangan tersebut sambil mengerubungi meja mereka "Tentu saja ada, lain kali kami pasti memberinya kok. Tapi sekarang kami mau ke kantin dulu, karena kami belum makan apa apa dari tadi. Permisi," ucap Yuna sambil tersenyum canggung dan pergi meninggalkan sekerumunan anak anak yang mengerubungi mejanya "A-akhirnya, kita bisa mengambil nafas lega," ujar Yuna kepada kedua temannya yang kini sedang mengambil nafas sambil menenangkan diri.
"Akhirnya, kita terbebas dari wajah wajah tidak berkelas itu," ucap Regis sambil memijat jidatnya yang indah "Regis, bagaimanapun juga mereka adalah teman kita untuk dua tahun ke depan ini," ucap Seira sambil melirik ke arah Regis "Apa yang dikatakan Seira itu benar Regis. Mereka memang teman teman kita untuk dua tahun ke depan ini. Oh ya, Seira, Regis. Lihat, Rai dan Shinwoo sudah menunggu di sana," ucap Yuna sambil menunjuk ke arah pintu ruangan XI-1.
"Kalau begitu ayo," ajak Seira kepada teman temannya "Iya iya nih ayo. Dari tadi susah tahu ngajakin ndoro muda satu ini. Lagian aku yakin kalian pasti sudah lapar dan bosan," cerocos Shinwoo sambil memberi kode tangan kepada teman temannya "Hari ini.....aku yang bayar," ucap Shinwoo sambil setengah terbahak "Ok dah ok, percaya sama yang baru dapat uang bulanan aja lah," ucap Yuna sambil melirik Shinwoo.
"Ehm...Shinwoo, Rai maaf. Aku boleh ikutan kalian ke kantin gak?," tanya Hellen kepada segerombolan makhluk berbeda golongan, warna rambut, spesies, ras, genus, kingdom, dan tentu saja ruang kelas "Boleh boleh. Biar, si Rai gak diem aja. Mirip orang bisu," ucap Shinwoo sambil menarik Hellen supaya berjalan di samping Raizel "Wah wah...Rai wajahmu memerah. Hahahaha....ini layak untuk dirayakan," ujar Shinwoo kepada temannya yang berwajah tampan nan datar itu. 'Aku akan sangat bahagia jika itu kau' batin Rai sambil menatap lepas ke arah lain "Ehem....mikirin sama ngeliatin apa tuh?," tanya Hellen sambil menyikut lengan Raizel.
"Hanya memikirkan keadaan adik kecilku, yang ku titipkan kepada pelayan pribadiku. 'ku dengar mereka sudah menikah dan memilikki 2 atau 3 anak," ucap Raizel datar "Oh begitu, aku yakin kok. Kalau adikmu sekarang sedang berbahagia dengan pelayanmu itu. Walau aku mengerti, hal seperti pernikahan dini sudah sangat dilarang sekarang," balas Hellen santai "Hellen, maaf sebelumnya. Aku jadi menceritakan semua masalah pribadiku begini," ucap Rai sambil tersenyum simpul "Haish, jangan dipermasalahkan Rai. Aku bukan tipe orang yang suka membocorkan rahasia orang lain kok," balas Hellen sambil menyunggingkan senyuman tipisnya "Kalau mau dilanjut, mending nanti aja. Kita lanjut di kost kost-an ku," lanjut Hellen yang hanya dibalas anggukan oleh Rai.
_________________________________________
Ruang Musik SMA K3 _________________________________________"Kau lagi kau lagi. Huh...kenapa hidupku selama hampir sepuluh abad harus melihatmu lagi dan lagi," kelub Agnes kepada seorang pria tampan berambut ombre panjang yang sedang sibuk dengan pianonya "Sayang~ jangan marah marah begitu. Nanti cantiknya hilang," ucap pria yang diketahui bernama Frankenstein itu, kepada murid sekaligus istrinya yang kini sedang berdiri sambil memasang ekspresi kesal dan mengambil sikap untuk memukuli pria tersebut dengan stik biolanya.
"Maaf, tapi kau ada perlu apa?," tanya Agnes sambil mengembalikan ekspresi datar nan tenang di wajah putih kecoklatannya itu "Sepertinya murid baru yang berambut hitam tadi itu tuan," ucap Frankenstein dengan tenang "Maksudmu, apa kakakku sudah kembali dari tidur panjangnya begitu?," tanya sang nona bertubuh mungil itu dengan ekspresi kebingungan "Iya Agnes. Aku jadi yakin jika anak itu benar benar tuan," jawab sang pria blonde
"Baiklah, jika begitu menurutmu. Jadi, akan lebih baik jika kau memanggil anak itu ke ruanganmu hanya untuk sekedar bicara," balas gadis Raizel itu kepada pria di depannya "Perintahmu adalah keinginanku Agnes," ucapnya sambil mengecup punggung tangan gadis itu sambil menggandengnya keluar dari ruangan tersebut. "Sampai jumpa lagi, di rumah," ucap pria itu sambil tersenyum dan hanya dibalas anggukan oleh sang gadis yang kini sedang berjalan menuju ruang kelasnya.
_________________________________________
Lima menit kemudian di kelas XI-1
_________________________________________"Ne-Chin....," panggil Hellen sambil menghampiri meja tempat Agnes duduk "Oy Len," balas yang bersangkutan dengan wajah datar yang dihiasi dengan rona kemerahan, akibat peristiwa di ruang musik tadi "Wah...kayaknya tadi ada yang habis ketemu sama husbandonya tuh," celetuk gadis berkepang satu itu sambil mencubit keras pipi sahabatnya "Haizzhh...Lweenn..stwap dwis," ucap Agnes tidak jelas karena pipinya dicubit oleh Hellen dengan begitu kerasnya.
"Husbando? Apa dia sudah menikah Len?," tanya Shinwoo sambil menunjuk ke arah Agnes "Husbando itu artinya juga bisa pacar lho Shin," jawab Hellen dengan santai menanggapi ucapan kawan barunya "Oh, pacar ya? Apa dia berpacaran dengan pria blonde gondrong yang kami lihat di ruang musik? Dia kan kepala sekolah di sini? Wah...Agnes seleranya sama oom oom," ujar Shinwoo dengan wajah santai dan tenangnya "Sudahlah jangan dibahas lagi," ucap Agnes dengan wajah putih kecoklatannya yang sudah memerah dengan suksesnya.
"Cie cie cie, iya deh iya. Gak dibahas lagi. By the way Rai, kamu jadi ke kostku gak?," tanya Hellen sambil mencolek lengan Rai "Boleh saja Hellen," ucap Raizel sambil menganggukan kepalanya dengan ekspresi datar "Oh oke, tapi kamu kuat jalan gak Rai?," tanya gadis itu dengan wajah khawatir "Akan ku usahakan kuat," jawab pemuda bermanik ruby itu sambil tersenyum kecil. Walau dalam hati, ia tidak yakin bisa bertahan di bawah teriknya matahari, karena sejak kecil Rai hanya suka berada di dalam rumah daripada di luar. "Hellen, kalau aku tersesat bagaimana?," tanya Raizel bingung "Akan ku geret kau ke kost kostanku," ucap Hellen dengan nada semangat kepada teman vampirenya itu.
_________________________________________
Author's Note
_________________________________________Yohooo!!! Ketemu lagi sama saya, author dari cerita ini. Saya mau minta maaf dengan kengaretan saya dan....Writer Block yang sering saya alami. Sehingga....ceritanya sedikit(?) tidak nyambung. Oke, budayakan vote dan comment setelah membaca. Sekian dan terima balik(kasih ding maksudnya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika mereka ke Indonesia
FanfictionJust a random story about all Noblesse chara and their daily lives at Indonesia Credit: this manhwa and the characters are belong to Jeho Son and Gwang Su Lee. Except this story and some additional characters are belong to the author