"Sebenarnya ada perlu apa sih Rai? Kenapa kau begitu ingin ke kost kostanku? Padahal, tempat itu sangat kecil. Ku jamin kau tidak akan nyaman," ucap Hellen dengan nada penasaran terhadap Raizel "Ya, karena ada sesuatu yang ingin aku katakan. Aku bisa terima kondisi tempat tinggalmu," balas Rai sambil menyunggingkan senyuman manisnya. "Baiklah akan aku tunggu sepulang sekolah didepan gerbang," ujar Hellen sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Wah memang kau ingin berbicara apa Rai kenapa tidak disini saja sekarang? Dan sepertinya, kalian terlihat begitu akrab seakan sudah kenal lama. Selain itu, sepertinya kalian ada urusan penting?," tanya Shinwoo sambil menghampiri sahabat dekatnya yang kelewat polos itu, dan merundungi pemuda itu dengan banyak pertanyaan "Kau terlalu banyak bicara," ucap Rai datar "Baiklah baiklah, santai saja Rai," balas Shinwoo santai sambil menepuk punggung temannya, lebih tepatnya menabok punggung sang teman.
Walaupun bel istirahat selesai telah berbunyi, Rai tetap memikirkan siapakah sosok asli dari seorang gadis bernama Agnes. Apakah benar jika Agnes adalah sosok yang sama dengan Nessa adik kandungnya yang telah terpisah dengannya sejak 8 abad yang lalu, karena yang Rai tahu adik kecilnya juga memilikki kalung yang sama dengan yang dipakai gadis itu.
-------------------------------------------------------------
3 Jam kemudian Bel Pulang pun berbunyi.
-------------------------------------------------------------
Seorang gadis dengan hoodie berwarna biru muda itu tengah berdiri sambil mendengarkan musik melalui headset warna birunya yang tengah menjuntai dengan indahnya. "Eh, Rai dimana ya? Katanya nungguin di sini, tapi kok batang hidungnya gak ada ya?," batin gadis itu sambil mengecek ponselnya. Sampai akhirnya, gadis itu merasakan kehadiran seorang makhluk dengan wajah polosnya yang luar biasa indah bagi para fangirlnya.
"Baiklah Rai sebenarnya kau ingin mengatakan apa?," tanya gadis itu dengan penuh rasa penasaran kepada teman prianya itu "Tidak...Jangan disini akan kuceritakan nanti," balas Rai dengan ekspresi wajah cemas. "Memang kenapa jika kau bercerita disini?," tanya Hellen dengan lebih penasaran dari sebelumnya "Karna ini adalah suatu rahasiaku dan hanya kau yang aku percayai," ujarnya tenang "Baiklah," balas gadis itu sambil memikirkan sesuatu yang agak janggal "Kenapa tak dibicarakan di sini?," tanyanya "Aku tak ingin ada orang yang tahu soal ini. Lagipula lebih nyaman jika kita bicara secara privat bukan?," tanya pemuda yang namanya sering disamarkan(?) dengan nama baru, yaitu Rai.
Setelah menit menit penuh keheningan berlalu, sampailah mereka di sebuah gedung kost kostan berwarna hitam tosca. Yang tidak lain, adalah kost kostan tempat tinggal Hellen "Baiklah Rai aku akan berganti pakaian terlebih dahulu," ucap gadis berkaca mata dengan kepang satu itu ke Rai "Baiklah aku akan menunggu mu," ucapnya sambil menunggu gadis itu di ruang tamu kos-kosannya.
Tak lama setelah itu Hellen datang dengan membawa dua cangkir teh dalam nampan dan meletakkannya didepan Rai . Hellen pun membuka obrolan di antara mereka untuk memecahkan keheningan dan mencairkan suasana yang begitu canggung "Emm Rai seebenarnya apa yang ingin kau katakan kepadaku sehingga harus antar pribadi seperti ini?," tanya Hellen
"Sebenarnya ada yang menganjal dihatiku saat aku melihat Dia," ucap raizel sambil menatap lurus kedepan
"Hah dia siapa yang kau maksud," balas gadis itu dengan wajah terkejut terhadap perkataan pemuda di sampingnya. "Dia gadis yang duduk disampingmu," lanjut Rai lagi sambil menatap sahabatnya dengan tatapan tajam dan mendalam "Hah maksud mu Nessa?," tanyanya untuk meyakinkan apa yang ia dengar."Jadi namanya Nessa tapi entah mengapa aku seperti memiliki kenangan tersendiri dengannya," ucap pemuda itu dengan ekspresi bingung dan sedikit terkejut "Maksud mu bagaimana? Jelaskan, jangan membuatku bingung seperti ini Raizel!," ujar gadis itu setengah berteriak untuk mendapatkan kepastian dan jawaban dari pemuda di depannya mengenai sosok yang ia maksud dan ia cari selama ini. Salah satu alasannya tersadar dari tidur panjangnya selama 820 tahun.
"Sebenarnya aku bukan lah manusia aku seorang bangsawan berdarah vampir dan didalam keluarga ku aku memiliki orang tua akan tetapi ayah ku telah tiada aku memiliki keorang ibu, kakak dan adik perempuan hingga suatu saat terjadi peperangan di tempatku tinggal dan aku terpisah dengan keluarga ku aku ingin menemukan menemukan keluarga ku kembali," ucapnya tenang dengan raut wajah yang sedikit sendu karena mengingat semua kejadian yang menimpa keluarganya dan kenangan pahit yang ia alami. Namun tetap saja kejujurannya itu mengundang kekhawatiran entah dari pihak bangsawan maupun pihak yang lain, seperti gadis yang tengah bicara dengannya saat ini.
'Jika ia seorang vampir pasti ia juga minum darah sebagai nutrisinya. Walau, frekuensinya tidak sering tapi tetap saja ini menakutkan. Padahal Raizel tampaknya adalah orang yang cukup baik dan penyabar. Entah kenapa aku jadi setakut ini," ucap gadis itu di dalam pikirannya sejujurnya yang ia takutkan jika sudah terikat dengan makhluk seperti ini adalah. Kebebasannya pasti akan sangat dibatasi, meskipun ia yakin jika Raizel bukanlah orang seperti itu.
"Jadi ternyata kau bukan manusia?!," ujar gadis itu sambil menatap ketakutan dan menggeleng karena ketidak percayaannya "Tenanglah aku bukan sepeti sosok yang kau maksud. Aku sama sekali tidak menghisap darah manusia justru aku sangat ingin melindungi mereka. Walau itu cuma dari balik layar," ucap Rai untuk menenangkan gadis itu.
"K-k-ke-kenapa dan bagaimana kau bisa tau apa yang aku cemaskan?," tanyanya bingung sekaligus terkejut kepada pemuda tua yang ada di hadapannya itu "Itu karena aku bisa membaca pikiran orang orang yang berada di sekitarku. Bahkan, aku juga bisa menghubungkan pikiranku dengan mereka jika aku mau, tapi itu sangat menggangguku," ucapnya pemadu bermata merah delima itu sambil memijat kepalanya karena pusing. "Baiklah, lalu apa hubungannya dengan Nessa?," tanya gadis itu sambil menepuk-nepuk pundak Rai untuk menenangkannya
"Adikku Agnes dia juga terpisah dariku saat itu," ucapnya pelan sambil menatap lurus kedepan
"Dan entah kenapa saat aku melihat gadis di sampingmu aku merasa perasaan yang sama saat aku bersama dengan adikku Agnes," lanjutnya sambil mengingat semua kenangan yang pernah ia lalui dengan adik yang sangat ia sayangi. Bahkan karena terlalu sayang, ia sampai mempercayakan adiknya kepada orang yang sangat bisa ia percayai."Kalau begitu kenapa tidak kau coba untuk membaca pikiran atau perasaannya?," tanya gadis itu penasaran "Tidak bisa karna dia sulit untuk ditebak sama seperti adikku. Adikku juga begitu, hanya kedua orang tuaku dan kakakkulah yang bisa membacanya," terangnya singkat walau sedikit ambigu.
"Emmm jika begitu pasti akan sulit?," tanya gadis itu karena bingung "Memang akan sulit tapi maukah kau membantuku untuk mencari tau siapa gadis yang duduk disampingmu sebenarnya?," pinta Rai sambil menatap lembut "Baiklah akan ku coba untuk membantumu tapi bagaimana caranya?," tanya gadis itu penasaran dengan nada lembut dan senyuman tersungging manis di wajahnya "Soal cara nanti bisa diatur lagi, ya penting niatmu untuk membantuku. Itu saja cukup untuk saat ini," ucap Rai lembut sambil menatap keluar jendela kamar kos-kosan Hellen.
A/N : Hello readers, author minta maaf kalau author baru bisa up ceritanya sekarang. Karena........kesibukkan author dan author yang kena writer block. Jadi begitulah, sekarang agak santai cuma ya gitu masih agak sibuk 😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika mereka ke Indonesia
FanfictionJust a random story about all Noblesse chara and their daily lives at Indonesia Credit: this manhwa and the characters are belong to Jeho Son and Gwang Su Lee. Except this story and some additional characters are belong to the author