Cerita Sebelumnya: Kedatangan Rai dan kawan kawan yang begitu mendadak tanpa pemberitahuan apapun sukses membuat Nessa merasa kaget, stress, khawatir, resah dan gelisah yang mungkin lebih mengarah kepada depresi. Bagaimanakah nasib Nessa dan apa yang dirasakan oleh mereka semua selaku pendatang baru di tanah(?) yang asing? Lebih baik kita lihat saja di chapter berikut.
Hari Pertama
Suatu pagi di SMA K3 datang lah sekumpulan makhluk hidup yang terdiri dari 6 orang yang bernama Rai, Shinwoo, Regis, Seira, Yoona dan Ikhan. Di antara mereka Rai lah yang paling di segani.Saat itu mereka baru saja sampai di koridor sekolah sambil berbincang
"Rai apakah kau tau yang mana kelas kita?," tanya seorang bocah berambut merah seperti stroberi tersebut kepada pemuda yang tampaknya sedikit lebih tua(?) darinya untuk mencairkan suasana yang begitu garing nan membosankan. "Aku tidak tahu," balas pemuda yang kerap dipanggil Rai dengan wajah yang begitu datar sedatar tembok yang belum dicat(?).
Seketika saat mereka sedang asyik berbincang, tiba tiba dari arah yang berlawanan datanglah seonggok gadis bertubuh pendek tapi tetap terlihat proporsional menabrak Rai dengan tidak sengaja. Rai pun mulai penasaran dengan gadis yang menabraknya. Segerombolan makhluk hidup dengan beragam spesies itu langsung menghampiri Rai dan bertanya tanya seolah mengintrogasinya.
Di antara mereka semua yang memilikki ekspresi paling panik saat Rai terjatuh adalah Regis "Tuan apakah anda tidak apa apa?,"tanya bocah tua berambut perak berlurik hitam itu kepada sosok yang dipanggil Rai tersebut"Aku rasa kau tidak perlu secemas itu. Karena aku baik baik saja. Jadi tak ada yang perlu kau khawatirkan Regis,"balasnya dengan tatapan jernih dan ditambahi sebuah senyuman kecil. "Lantas kenapa daritadi pandangan anda tak lepas darinya?," tanya Seira penasaran "Tidak aku hanya merasa ada yang menganggu ku," jawab Rai sambil melihat kearah langit.
Tak lama setelahnya bel sekolah berbunyi dan Rai serta temannya yang seharusnya masuk ke kelas mereka akan tetapi mereka tak kunjung masuk karena mereka sampai detik ini pun tidak mengetahui letak kelas mereka dan mereka pun memutuskan untuk tetap duduk di koridor sekolah untuk menunggu sang guru yang akan menjemput nya sambil berbincang bincang.
"Hai sampai kapan kita akan menunggu di sini? Bukan kah ini sudah waktunya kegiatan pembelajaran dimulai?," tanya seorang gadis bernama Yoona Seo kepada teman temannya "Tidak seharusnya seorang keturunan murni Landegre menunggu selama ini," keluh Regis sambil marah marah tidak jelas seperti orang gila dari RSJ Menur. "Sudahlah apa salahnya kita menunggu," kini giliran pria berambut raven itu buka suara.
Sementara itu sang bocah stroberi tersebut malah membantah ucapan temannya "Tapi Rai apa tidak apa apa jika kita disini terus bukan kah bel sudah berbunyi sejak tadi?," tanya Shinwoo disertai dengan banjir air mata. "Lalu aku harus apa?," sayang sekali pertanyaan itu dibalas dengan pertanyaan oleh yang bersangkutan
Setelah yang bersangkutan berkata seperti itu semua teman teman nya hanya bisa menatap dengan pandangan heran ditambah mata yang menghitam karna hanya ia lah yang merasa tidak kawatir sama sekali.Dalam masa penantian mereka Regis masih memasang ekspresi penasaran. Tapi ekspresi itu bukan karena Raizel yang terjatuh melainkan karena sang ndoro masih terdiam tanpa suara seakan memikiran sesuatu 'Apa dia masih memikirkan gadis itu?,' batin bocah tua nan pendek itu.
"Kenapa kau sejak tadi hanya diam apakah kau masih memikirkan gadis pendek yang menabrak mu tadi saat di koridor?," tanya si pendek berlurik hitam itu kepada atasannya "Tidak," jawab pria berwajah unyu unyu itu kepada sang bocah yang kelewat pendek tersebut. Setelah Regis yang tidak bisa memasang ekspresi santai sekarang Shinwoo yang malah ikut ikutan gak bisa nyantai saudara "Lantas apa yang kau fikirkan sampai sampai kau hanya diam seolah mengangap kami tidak ada kau tidak seperti biasanya. Karena walau dalam diam kau masih menganggap kami ada," ucap pemuda bermata biru langit itu(author masih bingung apa warna matanya Han Shinwoo)
"Tidak hanya saja aku saat ini mengiginkan RAMEN," balas Rai dengan wajah polosnya yang mampu meluluh kan hati author dan wanita wanita di luar sana. "Apa jadi sejak tadi kau hanya memikirkan itu?," tanya teman temannya secara bersamaan kecuali Seira yang hanya bisa diam sambil meratapi nasib memikirkan bagaimana ekspresi sang noblesse saat menjawab pertanyaan mereka semua, dan ternyata tebakan mereka benar. Rai hanya mengatakan 'Ya' dengan ekspresi datar nan polosnya itu.
Setelah mendengar perkataan Rai mereka hanya bisa sweat drop dengan mata yang menghitam karena mendengar jawaban Rai mereka tak menyangka dibalik sosok Rai yang begitu keren, tampan dan merupakan sosok idaman para gadis di sekolah mereka yang lama bisa melamun karna memikirkan sebuah ramen yang tidak terlalu penting di mata mereka.
Tak lama setelah itu mereka pun kedatangan sesosok makhluk yang mereka ketahui sebagai kepala sekolah mereka nantinya "Maaf sudah membuat kalian menunggu terlalu lama,"ucap sosok tersebut dengan sopan ditambah sebuah senyuman manis yang mekar di atas wajah tampannya. "Ya kami sudah menunggu sampai kami nyaris lumutan," balas sang kepala stroberi kepada sosok dihadapannya dengan sangat tidak sopannya. "Sudalah Shinwoo jangan di permasalahkan," ujar sang penyihir putih dengan tenang "Ya ya demi dirimu aku mengalah sayang," ucap si kepala stroberi itu santai. "Terserah apa yang kau bilang," balasnyaSudah saya perkenalkan nama saya Frankestein Lee kepala sekolah di sini sekarang saya akan menunjukkan dimana kelas kalian," ucap sosok tersebut kepada mereka.
'Akhirnya,' batin Shinwoo dengan indahnya sambil melakukan sujud syukur seperti pemenang sebuah acara musik dari channel sebelah(?) yang notabene peserta dan jurinya sama sama gak bisa biasa. Sementara itu semua teman teman yang bersangkutan hanya bisa menatap dengan tatapan horror nan sadis, seakan ingin menghajar sang bocah stroberi. Bahkan sang kepala sekolah mungkin ingin menghabisi bocah tersebut. Tapi dia langsung sadar dan kembali menjaga imagenya sambil menyunggingkan sebuah senyuman yang mampu membuat banyak wanita normal jatuh cinta.
------------------------------------------------------------
Skip 10 menit------------------------------------------------------------
Akhirnya setelah mereka menaiki tangga selama 10 menit. Sampailah mereka di depan sebuah ruangan dengan papan bertuliskan "XI-IPS-1" di atas pintu ruangan tersebut. Ternyata, pelajaran untuk jam pertama sudah berlangsung sejak dua jam yang lalu. Seorang wanita tua berwajah garang yang dipanggil bu Yoseph itu langsung membuka pintu ruangan tersebut dan membiarkan sang tamu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika mereka ke Indonesia
Fiksi PenggemarJust a random story about all Noblesse chara and their daily lives at Indonesia Credit: this manhwa and the characters are belong to Jeho Son and Gwang Su Lee. Except this story and some additional characters are belong to the author