Blocked

37 3 1
                                    

Iyan tersenyum melihat pemberitahuan yang muncul di facebooknya. Yulina, teman sekelasnya, baru saja menyukai status-status yang ia buat.
"Hehe. Yulina baik deh. Udah ngelike status-statusku." Ucap Iyan dengan muka sumringahnya.

Mendengar ucapan Iyan, Fira pun menyeletuk, "Iyalah, Yan! Yulina mah baik. Emang kaya kamu? Jahat! Facebook aku sampe diblokir." Wajah Fira menunjukan kekesalannya. Ia kesal dengan Iyan yang sudah memblokir akun Facebooknya. Iyan beralasan bahwa Fira trus-trusan membagikan status-statusnya.

Beberapa hari yang lalu, Iyan mengungkapkan alasannya memblokir akun facebook Fira yang baru. Fira mengetahui bahwa Iyan sudah memblokir akun facebooknya saat Fira melihat status Fany yang dikomentari oleh orang lain namun komentar-komentar itu bisa dilihatnya. Saat ia menggunakan akun facebook pertamanya dan melihat status Fany lagi, ia melihat Iyan yang mengomentari status Fany.

"Kampret. Gue diblokir" Ucap Fira saat mengetahui bahwa Iyan telah memblokir akunnya. "Padahal gue masih perlu ngeliat status-status ~berbobot~ yang Iyan buat." Tambahnya.

Sebenarnya, Fira menyadari bahwa terkadang postingan facebooknya menyampahi beranda teman-temannya. Saat ia tahu bahwa Iyan telah memblokirnya, ia berpikir alasannya karena ia suka menyampahi beranda Iyan. Fira pun memakluminya, karena pertemanan Fira dan Iyan juga hanya sekedar teman sekelas.

Alasan Fira sering membagikan status Iyan itu karena Iyan sering membuat status yang menunjukan kelebihannya. Iyan merupakan teman sekelas Fira yang terkenal karena kekayaan yang ia miliki. Menurut Fira, Iyan sering menyombongkan kekayaannya walaupun Iyan tidak pernah merasanya. Iyan beralasan bahwa status-status facebook yang ia buat hanya berisikan perasaan dan pemikiran yang sedang ia miliki.

Fira dan teman-teman sekelasnya tahu bahwa Iyan terkadang menyombongkan kelebihan yang ia miliki. Kadang juga Iyan suka menulis status dengan majas hiperbola. Ia memang suka membaca, ia mengaku bahwa ia mempunyai banyak novel di kamarnya. Terkadang ia juga suka membuat status kebijakan. Namun sering kali penggunaan majas hiperbolanya terlalu berlebihan.

Fira menyadari bahwa kemampuannya dalam menggunakan bahasa Indonesia memang belum bisa lulus KKM. Namun ia tahu bahwa penggunaan kata 'saya' dan 'gue' sebagai subjek utama merupakan hal yang kurang tepat.

Iyan merupakan satu-satunya orang yang pernah Fira temukan menggunakan kedua kata tersebut dalam satu kalimat sebagai acuan subjek utama. Sejak saat itu lah, Fira merasa bahwa Iyan merupakan bahan lelucon yang tepat.

Ya, Fira memang sejahat itu. Ia menertawakan keanehan-keanehan yang ada di sekitarnya bersama teman-temannya. Dan ia mengakuinya kebiasaan buruknya itu.

Life as Fira FaatihahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang