If you break someone's heart and they still talk to you with the same excitement and respect. Believe me they really love you
***Author pov
Sudah sekitar 15 menit Arina berdiri celingak-celinguk di depan gerbang sekolah, menunggu kedatangan Naufal.
Namun 15 menit itu juga, tak ada tanda-tanda kehadiran Naufal.
Apa dia lupa janjinya?, pikir Arina dalam hati.
Tapi hati kecil Arina berkata, Naufal pasti akan datang, kekasih-nya itu selalu menjemput ia pulang sekolah.
Lantas bibir Arina melengkung keatas, begitu melihat motor Naufal yang mulai mendekat.
"Maaf ya, telat jemput kamu"
"Gak perlu minta maaf, telat beberapa menit doang kok"
Menunggu respon dari Naufal, Arina pun mengerjapkan mata bingung begitu melihat Naufal hanya terdiam tanpa respon, gak biasanya Naufal begini.
Ada yang salah samu kamu Nop, kata Arina dalam hati.
"Kamu kok gak semangat banget sih? Kita jadi jalankan? Itu loh, kamu janji ilangin penat aku abis ulangan"
"Gak jadi Rin, aku ada urusan. Besok aja gak papa ya?"
Senyum Arina memudar, tapi ia akan selalu mencoba untuk mengerti Naufal.
Ia tak boleh egois. "It's okay"
"Ya udah, ayo pulang!" Ajak Naufal.
Ya, ada yang salah dengan Naufal. Beberapa kali ia hampir menabrak, menyerempet, atau menempel ke body mobil orang lain.
Begitu sampai di depan rumah, Arina langsung turun.
"Kamu kenapa Nop? There is something wrong with you"
Naufal mendecak kesal. "Aku gak papa, stop asking!" Kata Naufal membentak.
Hati Arina mencelos mendengar Naufal membentaknya. "Aku masuk dulu ya" pamit Arina pelan.
"Jangan!"
Dengan setitik air mata, Arina tetap berusaha tersenyum. "Kenapa Nop?"
Tanpa menjawab pertanyaan Arina, langsung saja Naufal mendekap tubuh kecil yang sekarang mulai terisak di dadanya.
"Last hug" kata Naufal pelan lalu melepas pelukannya perlahan.
Begitu dekapan Naufal meregang, Arina belum berani menatap ataupun melihat Naufal.
Hingga akhirnya ia tersadar, Naufal pergi tanpa mengatakan apapun.
***
"Ihh, lo jahat banget sih Fal! Arina sampe nangis coba" Kata Shaqila kesal.
Naufal hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ada yang salah sama gue saat itu"
"Gue gak nyangka, lo bakal bentak Arina kayak gitu!"
"Tapi lo belum tau lanjutannya, dengerin dulu"
Shaqila menggeleng. "No! Nyakitin banget tau ngga, ninggalin tanpa bilang apapun, cowo macem apa lo?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Jarak, dan Kamu.
Teen FictionJarak memisahkan kita. Perbedaan zona waktu, menghambat komunikasi kita. Lalu kesibukan yang kita jalani, semakin mempersulit segalanya. Ku rasa kita cukup sampai disini. Aku tak percaya yang namanya jauh di mata namun dekat di hati, itu hanya omong...