Chapter 1

552 40 10
                                    

     Senandung ria terdengar si setiap penjuru ruangan kamar apartemen bernuansa girly ini,yang tak lain berasal dari seorang gadis cantik,yang memiliki rambut sebahu.

     Dia sedang berdandan dengan senatural mungkin,untuk menghindari kemenoran. Karna memakai make up adalah bukan type nya sama sekali.

      Berdandan pun jika terpaksa atau di paksa,siapa lagi yang suka memaksa nya menggunakan make up jika bukan sahabatnya yang sekarang masih bergelut malas di atas ranjang yang digunakan mereka setiap malam,dengan selimut yang masih menutupi sebagian tubuhnya dan guling yang selalu dipeluknya.


     Dia akan mendatangi sebuah acara pagi ini yang mengakibatkan dia terpaksa berdandan.

     Dia menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki replika dirinya di cermin,dengan balutan dress berlengan dan dibalut mantel coklat selutut untuk melindungi diri dari kedinginan. dan tak lupa memakai syal coklat tebal yang di sematkan rapi di lehernya. Selesai.

     Lalu dia mengalihkan pandangan pada sahabatnya yang masih manjalani tidur panjangnya.

"Huuuhhh....dasar pemalas!" desahnya.


     Dia mendesah melihat sahabatnya sekaligus teman tidur nya setiap malam itu. Ya, mereka meninggali satu apartemen untuk mereka berdua.

     Selain untuk mempermudah membayar tagihan apartemen setiap bulannya, dengan tinggal berdua membuat mereka tidak kesepian. Memang mereka berdua bukan tergolong dari keluarga kasta kelas rendahan.

     Ya, mereka termasuk orang yang memiliki orangtua ber'Uang'. Mereka sedang menjalani studynya dengan tinggal di apartemen. Mereka lebih memilih tinggal berpisah dengan orangtua nya daripadaa harus tinggal di rumah mewah yang bergelimang harta.

     Mereka ingin merasakan hidup mandiri. Tidak ingin manja pada sejumlah uang yang dimiliki orangtuanya.

     "Irona…irona…!! Kenapa jam segini tak bangun-bangun juga hah?" Ucap gadis itu dengan menarik tangan sahabatnya yang pemalas itu agar terbangun.


     "Eeeuunghh………" Hanya lenguhan sahabatnyaaa yang dia dengar,sedikitpun sahabatnya itu tak bergerak.


     "Yak!! Hey aku akan berangkat,tidakkah kau mencariku jika nanti kau bangun tidak menemukanku?"


     "Aiishh,jinjja! Memangnya kau akan pergi kemana? pagi pagi seperti ini mengganggu orang tidur saja!" Ucap sahabatnya tersebut dengan kesal dan masih setengah nyawa.


     "Huh? Pagi-pagi kau bilang? yang benar saja! Coba saja lihat pada jam!" sergahnya.


     Sahabat nya tersebut menaikkan kepalanya untuk melihat padaa jam dinding yang menunjukkan pukul 07.28.


     "Kau itu tau bedanya pagi dengan siang atau tidak? Jelas sekali ini masih pagi".


     "Makanya cepat sana melamar kerja,agar tidak jadi pengangguran seperti ini,hanya menghabiskan waktu untuk tidur saja. Aku yakin jika kau berangkat kerja pada jam seperti ini kau akan dipecat detik ini juga. Sudahlah, aku ingin berangkat". jelasnya sangat kesal dengan sifat buruk sahabatnya ini.

     Padahal niatnya untuk berpamitan kepada sahabatnya sangat baik,tetapi dia malah mendapatkan mood buruk pada pagi-pagi karena sahabatnya.


     "Yak! Eun Gi-yaa jangan marah, lagipula aku kan hanya bercanda. Omo! Aku masih mahasiswi semester akhir sepertimu,jadi bagaimana bisa aku melamar pekerjaan. Memangnya kau akan kemana? Pagi-pagi sudah rapi dan cantik seperti ini". Rayu sahabatnta tersebut.


      "Aku tidak memerlukan rayuan buayamu itu,". Ucap Seo Eun Gi dengan wajah yang datar.


     "Aku akan mendatangi acara seminar motivasi di Konkuk University sebagai perwakilan kampusku". Lanjut dan jelas Seo Eun Gi.


     "Jadi, kau akan menyetir sendiri ke Gwangjin-Gu?".


     "Nde,". Jawab Eun Gi seraya menganggukkan kepala.


     "Kenapa harus dirimu? memangnya cuma kau mahasiswa di universitasmu?". Tanya Yuri dengan asal.


     "Aishh, betapa bodohnya seorang Kwon Yuri,". Ucap Eun Gi datar.


     "YAK!! Coba ucapkan sekali lagi?". Marah Yuri tidak terima.


     "Apa? memang itu kenyataannya kan?". Ucap Eun Gi polos sambil menaikkan dagu seperti menantang.


     "Kau tidak sepantasnya bicara seperti itu! Kau lupa hah? aku ini eonnie mu,". Ucap Yuri masih dengan raut wajah yang kesal.


     "Yak! Kau memang lebih tua dariku, tapi bukan berarti kau berhak mengaku-ngaku sebagai eonnieku. Kau bukan eonnieku, aku ini tidak memiliki  eonnie. Asal kau tahu? Oke miaan jika aku telah mengataimu bodoh,". Ucap Eun Gi dengan sedikit menahan emosi.


     "Oke,sekarang aku akan menjawab pertanyaanmu," lanjutnya.


     "Oke,jadi bagaimana bisa kau yang mewakili?" tanya Yuri dengan tampang malas mendengarkan.


     "Ehem," Eun Gi berdehem terlebih dahulu dengan wajah angkuhnya yang dibuat-buat. Yang dibalas dengan wajah mala Yuri.


     "Jadi, Mahasiswa.yang akan mewakili seminar tersebut,bukanlah sembarang mahasiswa,".


     "Apa maksudmu?". Potng Yuri.


     "Jangan memotong pembicaraanku!" Tegas Eun Gi.


     "Baiklah,lalu?". Ucap Yuri seraya angkat tangan sebagai tanda menyerah.


     "Yang akan mewakili acara seminar tersebut adalah mahasiswa yang wajib dan harus pintar dan berprestasi,". Ucap Eun Gi dengan senyum geli bangga pada dirinya sendiri.


     "Sekarang, apakah kau sudah mengerti Yuri-yaa?" Tanya Eun Gi dengan senyum miring sombongnya.


     "Huah, Sombong sekali kau. Arasso,jadi kau salah satu mahasisiwa yang 'pintar' dan 'berprestasi' itu?". Yuri menghembuskan nafass kesal dan mengucapkan dengan penekanan pada kata 'pintar' dan 'berprestasi' .


     "Menurutmu?" Tanya Eun Gi.


     "Sudahlah, lebih baik kau pergi sekarang,". Usir Yuri yang sudah malas menanggapi sahabatnya yang menurutnya pedenya selangit itu.


     "huuhh, Bagaimana bisa dia menjadi sepintar itu?" Yuri bergumam sendiri setelah Eun Gi berlalu.

To be Continue.

Huaaah, im so tired.

Winter LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang