Chapter 8

307 28 4
                                    

Chapter 8

       Pagi ini merupakan keberangkatan Cho Kyuhyun ke Los Angeles. Seohyun sedang berjalan cepat menuju mobilnya untuk mengawal keberangkatan Kyuhyun di bandara. Pagi tadi Ia mendapatkan telepon dari salah satu sekretaris Kyuhyun bahwa kekasihnya itu akan berangkat pukul 08.29 pagi ini.

       Hal itulah yang menyebabkan Ia terburu - buru karena tadi malam Ia sangat lelah karena lembur dengan pekerjaannya. Sebab Ia pikir Kyuhyun tidak akan berangkat secepat ini, dan tidak sepagi ini tentunya. Ini benar - benar merepotkannya. Tetapi, Ia tidak boleh ketinggalan.

       Ia harus selalu berada di samping Kyuhyun. Bahkan, ketika Kyuhyun akan meninggalkannya. Meninggalkan dalam arti untuknya. Bekerja untuknya. Karena sekarang tujuan hidup Kyuhyun adalah Seohyun. Kira - kira seperti itu kalimat yang pernah diucapkan Kyuhyun padanya.  

       Seohyun menancapkan gas di atas rata - rata. Tetapi, masih dapat dikategorikan normal. Karena tidak terlalu brutal. Ia sedikit panik dengan mata yang masih mengantuk, Ia masih sedikit merasa lelah. Sepertinya bukan sedikit, tetapi memang merasa lelah.

       Ia melirik pada jam tangan mahal yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya. Ia mendesah, menghembuskan napas kasar. Dengan menggerak - gerakkan tubuhnya tanda tidak tenang. Seperti mengetuk - ngetukkan jarinya pada stir kemudi atau menggerak - gerakkan kakinya dan sesekali menggigit jari. Itu semua karena jam sudah menunjukkan pukul 07.59.

       Memang kemungkinan besar Ia dapat sampai dengan tepat waktu hingga tujuan. Tetapi tidak kecil juga kemungkinan untuk dia terlambat. Mengingat bisa saja jalanan padat yang dapat menjebak mobilnya.

       Ketika sampai pada lampu merah jalan raya, Seohyun semakin tidak dapat mengontrol ketenangan dirinya. Hingga dirinya terlihat seperti grasak - grusuk. Ia menggosokkan kedua telapak tangannya karena dingin pada pagi hari ditambah musim dingin.

       Dia sempat heran karena baru sekarang Ia merasakan hawa dingin yang menusuk. Dibalik mantel tebalnya Ia hanya mengenakan piyama panjang yang tipis. Walaupun sudah di lengkapi mantel tebal. Tetapi tetap saja, hawa dingin dapat masuk melalui celah terkecil tubuhnya.

        Setelah enam puluh detik berjalan, akhirnya lampu lalu lintas tersebut berubah warna menjadi hijau. Membuat ekspresi lega yang sangat kentara pada Seohyun yang sebelumnya menegang.

       ***

       At Incheon Airport,

       Kyuhyun duduk pada salah satu kursi tunggu yang berderet panjang dan rapi di dalam bandara tersebut,

       Dia duduk dengan siku yang menumpu pada kedua paha dan kedua tangan yang memegang ponsel dengan resah. Serta wajah yang menatap lantai ruangan tunggu di bandara tersebut.   Sesekali dia memainkan ponsel yang berada di tangannya dengan gerakan memutar.

       Ia memikirkan seseorang. Hanya satu orang. Hanya seseorang yang dicintainya. Yang sangat Ia harapkan kedatangannya. Seohyun. Ya. Dia menunggu kekasihnya. Kekasih tercintanya. Ia sangat membuang jauh - jauh pikiran bahwa Seohyun tidak akan datang. Tidak, itu tidak mungkin. Seohyun pasti datang.

       "Saranghae Seohyun - aa" tanpa sadar terucap kata - kata dari bibir Kyuhyun. Tanpa sadar Kyuhyun tersenyum hingga dapat menghiasi wajah tampannya yang sebelumnya agak menekuk karena resah. Karena Ia yakin Seohyun pasti datang, untuk dirinya.

       Kyuhyun mendongak mendengar panggilan petugas administrasi yang terdengar melalui speaker yang terpasang pada beberapa sudut dinding ruangan tersebut. Yang memerintahkan para penumpang tujuan Los Angeles untuk segera menaiki pesawat karena keberangkatan akan segera dilaksanakan.

Winter LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang