With Laughter or With Tears

3.7K 214 65
                                    

Malam harinya





Dirumah Jimin.
Taehyung sedang duduk bersama Jimin diruang keluarga. Terlihat Jimin sedang membuat lelucon, dan Taehyung tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
Jimin semakin meneruskan sebuah cerita lelucon yang ia lontarkan itu, dan membuat Taehyung semakin tertawa keras.
Jimin terdiam memandang Taehyung yang tertawa seperti orang gila.
Taehyung terus tertawa sambil memegang perutnya, air mata sedikit keluar dari sudut matanya.
Jimin menghembuskan nafas berat.
Padahal leluconnya sama sekali tidak terlalu lucu.

"Itu bukan lelucon yang lucu, Tae!" Ucap Jimin dingin. Taehyung sedikit berhenti tertawa.

"Apa maksudmu? Itu sangat lucu.." Jawab Taehyung. Jimin menghela nafas berat.

"Tidurlah! Besok kau harus bangun pagi untuk pergi ke Bandara." Ucap Jimin lalu berdiri dari sofa.

"Apa salahku?" Lirih Taehyung dengan tatapan kosong. Jimin menghentikkan langkahnya.

"Apa aku menyakitinya?!" Sambung Taehyung perlahan manik matanya mulai basah.

"APA SALAHKU SEHINGGA DIA HARUS MENINGGALKANKU!!" Teriak Taehyung emosi dan air matanya sudah turun mengenai pipinya. Jimin mematung.

Taehyung menangis. Hatinya hancur. Hatinya sakit. Hatinya pedih.
Mengingat sekitar 4 jam yang lalu Jungkook memutuskannya.
Taehyung tak mengira mimpinya menjadi kenyataan.
Taehyung semakin terisak menangis. Jimin memandang Taehyung dengan tatapan iba.

"Aku harus tahu! Aku harus tahu apa alasan Jungkook memutuskanku!!" Ucap Taehyung bermonolog. Ia bergegas berdiri dari sofa dan melangkah pergi.

Jimin menahan Taehyung, memandang Taehyung seakan-akan 'Jangan lakukan hal bodoh!'
Taehyung menepis tangan Jimin dari lengannya, menggumamkan kata maaf dan langsung melangkah pergi.

"KIM TAEHYUNG!!!" Teriak Jimin kesal. Taehyung berlari keluar dari rumahnya, ia pun mengacak-acak rambutnya frustasi.

Taehyung berlari menuju rumah Jungkook yang memang rumahnya lumayan jauh dari rumah Jimin.
Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh, tanda hujan akan datang. Tetapi, Taehyung tak peduli itu. Ia terus berlari sekuat tenaganya menuju rumah Jungkook.

Sesampainya Taehyung dirumah Jungkook.
Taehyung berlari mendekat ke arah pintu rumah Jungkook yang terlihat tertutup rapat.
Ia menggedor-gedor pintu rumah Jungkook dengan lumayan keras.

"Jeon Jungkook!!!" Teriak Taehyung memanggil Jungkook sambil menggedor pintu rumah Jungkook dengan keras.

"Jeon Jungkook!! Hyung tahu kau ada didalam!!! Cepat buka pintunya!!" Teriak Taehyung lagi. Namun, tak ada sahutan dari si pemilik rumah.

Taehyung tak ada henti-hentinya menggedor-gedor pintu rumah Jungkook.
Ia berhenti sejenak dan mencoba mengatur nafasnya.

"Kookie-ah!! Hyung mohon buka pintunya, sayang. Hyung ingin mengetahui alasanmu mengapa kau memutuskan hyung!! Ku mohon buka pintunya, sayang." Mohon Taehyung.

Taehyung kembali menggedor pintu rumah Jungkook lebih keras dari sebelumnya.

Disisi lain.
Dari dalam rumah Jungkook.
Jungkook sedang berdiri didepan pintunya, ia menangis.
Tangannya terasa berat untuk membuka pintu untuk Taehyung.
Ia ingin menjelaskan mengapa ia harus memutuskan Taehyung, tetapi, tidak semudah itu.

"Buka saja pintunya, Kook-ah. Berbicaralah dengan Taehyung!" Ucap sang Ayah tiba-tiba.

Jungkook menolehkan kepalanya ke arah sang Ayah yang sedang berdiri dibelakangnya.
Bibir Jungkook juga terasa berat untuk berkata. Yang bisa ia lakukan saat ini hanya menangis.
Jungkook menggeleng cepat, lalu ia segera berlari menjauh dari pintu menuju kamarnya.
Sang Ayah hanya menghela nafas berat.
Sang Ayah melangkah mendekat menuju pintu rumahnya, membuka pintunya dan menyapa Taehyung yang sudah berdiri didepan pintu rumahnya beberapa menit yang lalu.

0330 ( BTS VKook )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang