Chapter 1 - Mingyu's Wedding

4.3K 326 56
                                    


Seorang pria berjalan lurus menyusuri tempat parkir sekolah yang terkenal sangat bergengsi dengan menenteng tas punggung nya hanya disatu lengan. Ia berjalan dengan penuh pesona memancar dari dirinya, bukan sebuah pesona yang dibuat-buat atau sengaja dilakukan tapi memang aura yang dimilikinya sungguh sangat kuat. Banyak wanita yang memandangnya, dari kejauhan maupun yang jelas-jelas menunjukkan wajah memujanya didepan pria itu. Pria tersebut berjalan sambil sesekali tersenyum kearah wanita-wanita yang mengaguminya. Senyumnya yang khas membuat para wanita tak bosan melihatnya. Pantas saja jika ia dikagumi oleh para wanita di sekolahnya.

Tak lama ia berjalan, seseorang memanggilnya dari belakang.

"Yaa! Kim Mingyu!"

Pria yang bernama Kim Mingyu itupun menoleh kearah belakang karena merasa namanya dipanggil. Ternyata yang memanggilnya adalah Hong Jisoo yang tidak lain temannya dari kecil hingga ia sebesar tiang listrik seperti sekarang. Ia menunggu Jisoo menuju kearahnya dengan wajah datar.

"Kenapa wajahmu? Habis begadang? Hahaha" Jisoo menertawainya karena wajahnya terlihat sangat lucu sekarang.

"Jangan tertawa! Aku tidak apa-apa hanya bosan saja melihat wajahmu setiap hari"

Mereka berdua masuk menuju kelas 3-1 dan duduk tepat di sebelah cendela. Cendela itu mengarah pada lapangan basket. Setiap hari kamis Mingyu dan Jisoo latihan basket disana karena mereka berdua merupakan tim inti dari klub basket tersebut. Mingyu dan Jisoo tidak pernah terpisah dari kecil. Mereka layaknya seorang kekasih yang kemana-mana selalu bersama. Keduanya juga sama-sama memiliki wajah tampan tapi memiliki aura yang berbeda dan cara memikat wanita yang berbeda.

Saat jam istirahat mereka berdua memilih duduk di pinggiran lapangan basket sambil menyantap roti coklat yang dibelinya di kantin. Mereka sangat membenci keramaian di kantin dan akhirnya memilih duduk disini. Seperti biasa mereka berbincang-bincang mengenai apa saja yang ada didalam pikiran mereka masing-masing. Tidak ada rahasia diantara mereka berdua. Hal itu yang membuat keduanya semakin lengket seperti layaknya kekasih.

"Jisoo ah, setelah lulus kau mau kuliah kemana?" Tanya Mingyu.

"Entahlah... mungkin aku akan ke Amerika bersama kedua orang tuaku." Jawabnya pasrah.

"Yaa! kenapa kau tidak bilang? Ah kenapa kau pergi tanpa persetujuanku?" Rengek Mingyu.

"Kau mau kuliah kemana?"

"Aku juga tidak tahu. Sepertinya orang tuaku menjodohkanku."

"Apaaa? Kau akan menikah? Seorang Kim Mingyu pujaan banyak wanita ini akan menikah muda? Oh My God! Aku tidak bisa percaya itu." Jisoo shock mendengar ucapan Mingyu.

"Aku tidak tahu wanita seperti apa yang akan dijodohkan denganku, yang jelas setelah lulus aku mungkin akan menikah dan menunda kuliahku."

Sungguh Jisoo tidak bisa percaya itu. Sahabat satu-satunya yang sangat dipuja-puja banyak wanita akan menikahi wanita yang bahkan sama sekali belum ia kenal. Jisoo tidak pernah melihat ketertarikan Mingyu dengan wanita yang ada di sekolah ini. Ia tahu kalau temannya akan mengalami masa sulit setelah ini, tapi ia tidak menunjukkan kegelisahannya dan mengajak Mingyu untuk bermain basket.

****

Mingyu POV

Ujian akhir sekolah sudah dekat. Ada perasaan tidak tenang dihatiku. Selalu saja bayangan pernikahan dan perjodohan yang ada dipikiranku saat ini. Kenapa harus dijodohkan sih? Aku bahkan belum menikmati masa mudaku dengan puas. Selama aku sekolah aku belum pernah membayangkan tentang pernikahan dan segala jenisnya. Berpacaran saja belum pernah, jadi apa yang harus aku lakukan nanti saat dengan wanita itu?

Pikiran yang terus saja menggangguku itu tidak pernah berhenti dari kepalaku hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke ruang makan untuk makan malam.

"Oh Mingyu ya, cepat duduk! Eomma sudah membuatkan makanan kesukaanmu."

"Makanlah yang banyak! Ada yang harus Appa bicarakan setelah itu."

Tidak ada pilihan lagi selain aku menghabiskannya dengan cepat. Aku penasaran apa yang akan Appa bicarakan, pasti tentang perjodohan yang direncanakannya. Siap tidak siap aku harus melakukan apa yang disuruh oleh kedua orang tuaku. Aku tidak pernah membantah mereka, aku ingin melihat mereka senang dan bangga kepadaku. Makananku pun habis kemudian Appa menghela napas untuk berbicara.

"Minggu depan setelah ujianmu selesai, acara pernikahanmu dilakukan. Kau tidak usah repot mempersiapkan apa-apa karena kita sudah mengaturnya."

"Baik Appa."

"Anak teman Appa itu bernama Min Yeonghee. Dia satu tahun lebih mudah darimu, tapi dia sekolah ditahun yang sama denganmu. Perhatikan dengan baik Yeonghee setelah kau resmi menjadi suaminya."

Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Aku meninggalkan kedua orang tuaku yang sedang santai di ruang tengah. Pikiran yang menumpuk membuatku sangat lelah dan tertidur dengan pulas.

****

Keesokan harinya di sekolah

Mingyu lebih banyak melamun akhir-akhir ini. Hal ini sudah diperhatikan Jisoo sejak Mingyu menceritakan tentang pernikahannya minggu lalu. Jisoo semakin tidak tega melihat sahabatnya seperti itu. Ia kehilangan sosok Mingyu yang ceria. Jisoo bergegas pergi ke kantin untuk membelikan roti coklat kesukaan Mingyu dan berbicara kepadanya.

"Yaa! Mingyu yaa! kau lagi memikirkan apa? Ini makan!" Jisoo menyodorkan roti coklat kearah Mingyu.

"Aku tidak nafsu makan Jisoo yaa." Katanya seperti gumaman.

"Aku tau kau lagi memikirkan apa. Jangan mencemaskan hal itu. Kau harus memikirkan ujian dulu. Aku akan pergi ke Amerika setelah ujian nanti. Kalau kau begini terus siapa yang akan berbicara dan menemanimu nanti?"

"Minggu depan? Aku akan menikah minggu depan. Kau tidak menghadiri acara pernikahanku?" Suara Mingyu sedikit kecewa.

"Kalau aku sempat aku akan kesana. Jika tidak sempat aku akan mengatakan pesanku sekarang. Berbaiklah dengan istrimu nanti. Jaga dia dengan baik. Jangan buat dia kecewa ataupun sedih meskipun kau tidak mencintainya sekalipun."

Mingyu tercengang mendengar kata-kata Jisoo. Dia tidak menyangka sahabatnya itu sangat dewasa dibandingkan dirinya. Perkataan Jisoo akan selalu Mingyu ingat. Meskipun dia tidak mencintai calon istrinya nanti, dia tetap harus memperlakukannya seperti wanita pada umumnya.

Sedikit beban yang ada dipikiran Mingyu hilang, dan semua itu karena Jisoo. Sungguh tidak ada teman seperti dia di dunia ini, pikirnya. Mingyu melepaskan sisa bebannya dengan bermain basket bersama Jisoo. Seperti biasa, banyak wanita yang menonton mereka jika mereka sedang bermain. Para wanita itu menyemangati Mingyu dan Jisoo meskipun mereka hanya sekedar bermain untuk melepaskan stress.

****

Hari pernikahan

Mingyu sangat gugup. Acara pernikahannya akan dimulai 30 menit lagi. Ia menunggu waktu dimulai sambil menunggu kedatangan sahabatnya Jisoo. Mingyu belum mengetahui wajah calon istrinya. Ia akan mengetahuinya nanti saat acara sudah dimulai.

Acara dimulai. Mingyu menunggu calon istrinya yang akan berjalan masuk dengan ayahnya menuju kearahnya. Wanita yang bernama Min Yeonghee itu mengenakan gaun tanpa lengan dengan hiasan permata kecil yang berwarna pink pastel. Senada dengan gaun pengantin wanita, Mingyu menggunakan tuxedo berwarna abu-abu kemeja putih dan dia selipkan dasi kupu-kupu berwarna merah muda di lehernya. Sangat cocok sekali.

Mingyu melihat dengan samar wajah pengantin wanitanya. Wajahnya manis dan memiliki lesung di pipinya. Kulitnya agak sedikit gelap. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dan diberi hiasan mahhkota diatasnya. Mingyu tidak bisa mengedipkan matanya. Ia ragu, apakah dia menyukai wanita pilihan ayahnya ini?

Mingyu's Wedding [END]Where stories live. Discover now