Dokyeom POV
Kupaksa Yeonghee untuk pulang denganku. Awalnya dia menolaknya, tapi setelah itu dia menyetujuinya. Aku menanyakan dimana ia tinggal agar aku bisa mengantarnya. Ternyata ia akan ke rumah sakit.
"Siapa yang sakit?" Tanyaku.
"Ehmm Mingyu, suamiku." Jawabnya dengan ragu. Aku tau dia menjaga perasaanku.
Setelah mendengarnya, tanpa kusadari wajahku berubah menjadi suram. Seperti ada rasa kecewa yang tumbuh. Sebaik mungkin kusembunyikan ekspresiku tetapi dia menatapku dengan perasaan menyesal.
'Tidak perlu kau sesali. Semua sudah terjadi!' Batinku kesal.
Mobilku seperti melesat dengan cepatnya. Rumah sakit sudah berada di depanku. Tak ingin rasanya menurunkannya. Aku masih ingin lebih lama lagi dengannya. Tapi ia harus turun, menemui suaminya.
"Gomawo. Aku turun." Ucapnya berterima kasih.
Belum sempat ia keluar, aku mencegah tangannya dan ...
Chu~
Aku mengecup pipinya lembut.
"Biarkan aku melakukan itu untuk terakhir kalinya." Ucapku pasrah.
Ia hanya tersenyum mengangguk.
"Annyeong Dokyeom-ah!" Lalu ia melambaikan tangannya padaku. Aku membalasnya dengan senyum.
Aku meninggalkan Yeonghee dengan berat hati. Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa ia sudah menikah. Bagaimana perasaanmu jika kau menjadi aku yang mencari cinta pertamamu selama hampir 10 tahun dan ternyata ia sudah menikah? Aku tidak rela melepasnya meski ia bahagia sekalipun. Setidaknya aku tidak muna seperti kebanyakan pria yang rela wanita yang disukainya bahagia bersama pria lain.
Jalanan sudah mulai sepi. Aku melewati jalan yang agak jauh untuk sampai ke apartemenku. Sebenarnya ada jalan yang lebih cepat, tapi aku ingin berjalan-jalan menghilangkan pikiranku tentang Yeonghee.
Saat mobilku hampir sampai di apartemen, aku melihat wanita yang sedang mabuk. Ia berjalann sempoyongan dan akhirnya jatuh di tiang lampu ujung jalan. Aku tidak tega melihatnya dan turun untuk menyuruhnya pulang.
"Hey! Bangunlah! Jangan tidur disini. Tidurlah di rumahmu!"
Tidak ada jawaban. Ia hanya mengerang tidak jelas.
"Rumahmu dimana? Akan kuantarkan ke rumahmu. Bahaya jika kau tidur disini."
Wanita itu tidak menjawab. Benar-benar mabuk rupanya. Dengan terpaksa aku membawanya ke apartemenku. Tidak ada pilihan lagi. Aku kasihan melihatnya tidur di jalan. Kuangkat tubuh kecilnya dan kududukkan di sebelah kursi kemudi. Apartemenku tinggal beberapa meter lagi. Kulajukan mobilku dengan pelan menuju tempat parkir.
Setelah sampai, kupindahkan wanita itu ke tempat tidurku. Pikiranku sudah gila rupanya untuk membawa wanita yang sama sekali belum ku kenal ke rumahku. Sudahlah anggap saja membantu orang hilang. Aku berbaring di sofa ruang tamu dan membiarkan semua pikiranku tenggelam ke alam mimpi.
****
Yeonghee berlari menuju kamar rawat Mingyu setelah meninggalkan Dokyeom. Ia membuka pintu pelan dan melihat Mingyu memejamkan matanya. Syukurlah dia masih tidur, batinnya. Ia duduk di sebelah tempat tidur Mingyu hingga kemudian Mingyu berbicara padanya dengan mata tertutup.
"Dari mana saja kau?"
"Eoh aku habis mencari makan." Ia kaget melihat Mingyu yang tiba-tiba berbicara.