Salahku?

106 5 0
                                    


Ketika ku buka mata ku, aku telah berada di sebuah rungan kecil berukuran 3 x 4. Aku lihat ke samping kiriku. Ada rasya yang sedang tak sadarkan diri di atas bangku. Ternyata dia sedang tertidur pulas menjagaku. Sambil mengerakan tubuhku yang lemas. Aku coba bangun dengan sisa tenagaku. Tapi aku tak bisa melakukanya. Ahh kalau aku paksa untuk bangun pasti akan bertambah parah. Akhirnya aku hempaskan lagi tubuhku di atas tilam.

"Rasya Rasya, sya.... Rasya". Panggilku dengan nada lemah. Rasya tersentak kaget dari tidurnya. Ia langsung menghampiri ku.

"Oliv,kamu udah sadar ya?".

"Ia, aku di mana sya?". Tanya ku

"Kamu di rumah sakit. Sekarang kamu istrirahat ya".

"Kok bisa akunya ada disini?" Tanya ku dengan heran. Sambil menghapuskan keringat di dahiku. Dia coba menjelaskan kejadian yang telah menimpaku waktu di sekolah tadi.

"Kamu pingsan 12 jam yang lalu liv. Dan kamu lansung dibawah ke rumah sakit Mutiara indah, selain aku, teman-teman kita tadi berdatangan waktu pulang sekolah tadi jengukin kamu. Hemm, udahlah sekarang kamu istrirahat aja ya, sambil menunggu papamu mu datang".
Jelas Rasya sambil memberi saran kepadaku.

Aku tatap wajah Rasya yang penuh dengan perhatian. Ku beri senyuman ke arah wajahnya. Wajahnya lusuh dan kotor akibat debu seharian. Baju yang dikenakan adalah baju sekolah. Rasa laparnya telah tergantikan dengan kesabaranya menungguku siuman. Terlalu baik Rasya buat aku. Merelakan waktu hanya demi untukku. Tak lama kemudiaan seorang suster menghampiri kami berdua.

"Ini bubur hangat untuk pulihkan tenaga mu". Sapa suster itu dengan rama.

"Ok, sus terima kasih. biar saya yang menjaganya untuk sementara ini". Balas Rasya. Aku mencoba bangun untuk mencicipi bubur hangat itu.

"Liv, biar aku suapin kamu ya, kamunya duduk aja di situ". Paksaan rasya. Aku pun coba mendengarkan saran darinya.

Bubur hangat itu segera aku cicipi. Sambil disuap bubur itu, ditatap pula wajahku. Aku balas tatapnya yang penuh perhatian. Seketika itu aku dan Rasya hanya bisa berbicara lewat senyuman. Aku merasa menjadi wanita yang paling manja di hadapanya. Ahh perhatian ini melebihi seorang pacar. Caranya melayaniku begitu lembut dan ditambah lagi dengan senyuman yang terpampang di wajah tampannya itu membuat aku semakin merasa sesuatu di dalam hatiku.
Selesai mencicipi bubur itu, akhirnya papa datang juga.
"siapa ini?". Tanya papa ingin tahu laki-laki itu.
"Rasya pa, teman sekelas ku, dialah yang jagain aku sampai aku sadar sambil nunguin papa dan kak kevin datang". Jawabku

"Rasya lo kev". Sapa papa Sambil tersenyum mengejekku dan melirik matanya ke kak kevin

"Rasya". Sambil memberi salam kepada papa dan kak kevin. Aku lihat meraka akrab sekali. Aku tersenyum senang melihat suasana itu.

"Makasih nak udah menghabisan waktu untuk menjaga putri om" Ucap papa dengan tatapan ramah kepada Rasya."

"Sama-sama om" balas Rasya dengan nada malu-malu. Walaupun dengan keadaan lemah.
Aku berusaha berjalan menuju mobil papa yang telah parkir di halaman RS Mutiara indah. Setelah aku mengucapkan terima kasih dengan Rasya, aku pun berangkat pulang menuju rumahku.
Dua hari aku di rawat oleh dokter privatku. Kata dokter aku tidak mempunyai penyakit yang serius, aku hanya kelelahan dan tidak menjaga pola makanku. Setelah diizinkan untuk melanjutkan aktifitas, aku pun masuk sekolah seperti biasa. Setiap kali ku pandang wajah Rasya jantung ku berdetak cepat. Ahh ada apa ini, Padahal aku tak pernah mengalami hal seperti ini. Atau gara-gara kenangan dua hari yang lalu di rumah sakit Mutiara indah?. Yang parahnya lagi kalau kami mengobrol berdua sepertinya aku tak bisa berbuat banyak, grogi dan grogi. Apakah aku telah jatuh cinta?. Aku tak boleh meremehkan namanya C I N T A.

Karena cinta punya arti.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang