8-SHOULD I?

106 31 0
                                    


Hey i'm back!

jadi masih ada yang mau baca cerita ini? Here you go!

#Author's

"Gue pergi dulu! Have fun and take care of her ya bro." Dean pergi melenggang dengan wajah yang pura-pura tenang. Berlalu melewati Logan membuat badannya terasa panas dingin, bukan, ini karena rasa cemburunya yang sudah memuncak ke ubun-ubun.

"Cepet amat!" Sandra mencibir. Padahal tadi ia mati-matian mengusir Dean.

"DEAN!" Sandra memanggil dengan sangat keras. "Lo bukannya mau ngomong sama Logan? Gimana sih." Sandra menatap punggung Dean sambil tertawa dalam hati, cowo aneh pikirnya.

Dean yang sudah akan menaiki motornya langsung terdiam. Sekarang badannya terasa meriang, malu.

Misi utamanya kan untuk ketemu Logan, tapi saat anak itu sudah sejengkal darinya, ia malah pergi begitu saja.

"Eh? Itu... gue sibuk sekarang." Dean memutar badannya mengahadap Sandra dan jangan lupakan Logan yang berdiri sok ganteng. Oh iya otaknya jungkir balik memikirkan alasan untuk membohongi Sandra, ga mungkin kan kalau dia balik lagi kerumah Sandra dan dengan sok asiknya 'Eh Logan! gue mau ngomong sama lo penting! Tadi gue lupa', damn! that's can't happen.

"Lo mau ngomong sama gue?" Logan menaikan alisnya bingung.

Demi apapun! Suara Logan adalah bunyi-bunyian atau apalah itu yang paling Dean benci di dunia ini dan fakta bahwa Logan bahkan terlihat cukup keren dimata seorang narsis seperti Dean membuatnya lebih membencinya. Come on Sandra weaks for hot af.

"Tadinya iya, tapi gue sibuk, lain kali ya gan." Dean menyumpahi dirinya sendiri yang berbicara sok akrab pada Logan.

"Anytime." Logan menyipitkan matanya sekarang.

"So...... lo sibuk kan? Terus ngapain masih nangkring depan rumah gue?" Sandra menyidir Dean.

"Nih mau pergi nih." Dean menancap gas motornya dengan emosi sambil mendelek kesal.

One step behind ujar Dean didalam hatinya, always one step behind.

***

I could do everything you wanted to make you learn a little bit how to loving me.

"Jadi kenapa temen lo mau ngomong ke gue?" Logan bertanya dengan malas pada Sandra. Is he know something abuout.... no that couldn't happen, pikirnya dalam hati.

"Katanya dia mau mastiin... mungkin." Entahlan Sandra juga ragu.

Mereka sekarang sedang duduk di kursi taman belakang dirumah Sandra.

"About?"

"Lo tau kan, kalo gue sama Dean itu dulu sahabatan. Gue pernah cerita kan?" Sandra menatap Logan yang seperti tidak peduli dengan apa yang akan ia ceritakan, padahal dia yang bertanya pada Sandra. "Lo mau denger ga sih?"

"Iyalah, jadi?"

"Biasa Dean orangnya suka aneh, jadi katanya dia mau mastiin kalo lo cowo yang tepat buat gue."

"Oh gitu. I'll be the perfect man for you, you know it right?" Logan berbicara dengan manis tapi enggan menatap mata Sandra secara langsung.

Sandra kadang berfikir, keputusannya untuk berpacaran dengan Logan memang sangat terburu-buru. Dari mulai peretemuan memalukan di angkot samapi insiden kangkung dan tiba-tiba they became a couple, too fast.

"Eh bentar, jadi kenapa lo tiba-tiba kerumah gue." Sandra bertanya.

"Tadi kan lo ngajak ketemuan, eh terus gajadi, yaudah gue mutusin buat kerumah lo. Sandra gue gabisa lama-lama tapi gue harus pulang, but see you on saturday i'm gonna make sure it'll be the one of your best day. kita bakal kencan, mau kan?" Sandra mengangguk pelan. Perasaannya kosong.

Sandra loves Logan but somehow she needs Dean.  

***

Sandra i'm an idiot for loving you even though you're not gonna feel the same about me. So should i give up?

____

I knowwwwwww:( this is super weird chapter. Honestly i'm kinda lost my idea about this story:( but since there are some people who still reading my story, so i keep trying to update it. Please forgive me because i'm updated this not-worthy chapter. GIve me some idea would you?

Don't forget to vote and thankyou so much for everyone who wants to read my weird af story.

XX

TO TELL THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang