"Huah capek banget. Udah dikasih tugas segambreng, si Deya minta pajak anniv lagi. Parah emang ya," keluh Adel sambil mengendarai mobilnya ke rumah. Lalu ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan 50 km/jam. Sesuai dengan peraturan yang diberikan oleh Papa nya.
"Kalo bawa mobil itu ngga boleh kenceng-kenceng! Emang mau masuk rumah sakit? Lebih parah lagi emang mau sampe ke tujuan tapi tujuan nya ke akhirat?" Tanya Papanya dengan nada mengancam dan dengan lesu Adel pun mengiyakannya.
Adel menatap mobil yang terparkir didalam rumahnya dengan tatapan bingung. Ia rasa ia pernah melihat mobil ini tetapi lupa dimana.
Adel berjalan ke belakang rumah. Ia berniat untuk masuk rumah lewat belakang saja karena tak mungkin ia lewat depan alias lewat ruang tamu yang jelas jelas ada tamu yang bersinggah kerumahnya.
Adel tiba tiba berhenti ketika melihat Revano sedang bersama kakaknya, Alodie Lemington. Mereka tampak duduk berdua di sebuah bangku dan bercanda mesra membuat Adel mengernyit bingung.
Satu hal yang ia sesali saat ini adalah, ia sama sekali tidak memberitahu keluarganya bahwa siapa Revano sebenarnya. Yap. Backstreet.
Ia kembali berjalan dengan pelan tanpa ingin ketahuan oleh keduanya.
"...Iya. Saya harap perjodohan ini akan berjalan dengan lancar pak. Saya yakin Revano dan Alodie itu jodoh yang telah ditentukan oleh Tuhan." Adel terdiam saat mendengar Ayah-nya berujar seperti itu.
Perjodohan?
Revano dan Alodie?
Dengan cepat ia berlari menaikki tangga, dan langsung masuk ke kamarnya tak lupa menguncinya.
Ia terdiam di atas tempat tidur nya dan kembali mencerna apa yang diujarkan oleh Ayah-nya tadi.
Adel merogoh tasnya dan mengambil Handpone baru yang tadi ia beli. Langsung menelfon Deya.
Yang ia butuh saat ini adalah, saran dari Deya. Karna ia tidak tau harus berbuat apa.
Kecewa? Ya.
Sakit? Ya.
Tapi kalau sudah begini takdirnya, mau bagaimana lagi?"Hallo Del, kenapa? Nanti jadi kan ke mall?" Tanya Deya bersemangat karena tadi Adel belum mengiyakan ajakan Deya.
"Kayaknya ngga bisa Dey. Dan satu hal yang harus lo tau," ucap Adel gantung.
"Apaan? Lo mau traktir gue ya?" Tanya Deya dengan nada bercanda.
"Revano dijodohin sama Alodie."
Keadaan hening. Deya sama sekali tak berbicara. Adel tau pasti sekarang Deya sedang shock seperti dirinya.
"Are you fucking seriously?" Gumam Deya tak percaya.
"Gue harus apa Dey?" Adel menghela nafasnya dan memijit dahi-nya pelan. Ia benar benar bingung sekarang.
"ADELLL!!!"
"Apaa? Jangan teriak teriak, sakit kuping gue bego." Ujar Adel kesal. Ia sedang pusing ditambah lagi dengan suara teriakan cempreng Deya yang membuat kepalanya semakin meledak.
"Kok malah gue sih yang nangis?! Lo sama sekali gak nangis Del? Kok gue denger suara lo biasa aja? Apa telinga gue yang rusak?"
"Gue gak nangis."
"Ya Tuhan, Adel! Lo itu pacarnya Revano bukan sih?!"
"Ya iya lah. Emang kenapa?"
"OH MY FUCKING GOD, ADEL!"
"Apasih Dey? Jangan teriak teriak anjir!"
"LO SAYANG GAK SIH SAMA REVANO?!"
"Sayang."
"CINTA?"
"Eng-- maybe yes--maybe no.."
"Adelicia Lemington. Gue gatau otak lo ada dimana sekarang." Deya tampak menghela nafasnya, emosinya benar benar diubun ubun sekarang. "Jangan bilang kalo otak dan hati lo masih nungguin 'cowo masa lalu' itu?!"
"Ya. Gue gabisa secepat itu ngehapus Dia Dey." Adel menatap ke-arah luar jendelanya yang menunjukan pemandangan Revano dan Alodie sedang berbincang bincang sesekali tertawa bersama. Mereka tampak sangat serasi.
Revano dan Adel bertemu di suatu Event disekolah Adel. Sejak itu mereka dekat dan akhirnya berpacaran tepat pada tanggal 1 April 2011. Tetapi hubungan keduanya hanya diketahui oleh Deya. Karena mereka, backstreet. Dan Adel lah yang meminta hal itu. Revano pun sampai sekarang tidak tau apa alasannya, yang penting baginya Adel adalah miliknya sejak waktu itu juga.
"Gue gatau juga harus gimana Del. Kalo lo minta saran sama gue, untuk saat ini gue juga bingung harus gimana. Ikutin kata hati lo Del, ikutin alur hidup lo. Lo sekarang harus berhenti nanya 'kapan ya Dey hidup gue ada konflik konflik gitu? Perasaan hidup gue adem ayem mulu' lagi ke gue, karena Mungkin ini lah waktunya konflik hidup lo dimulai. Selamat berjuang, Adelicia Lemington. Dan urusan untuk ke mall diundur."
'Tut.. Tut.. Tut..'
Ya, Deya benar. Ini lah saatnya ia berjuang menghadapi masalah hidup yang ia tunggu tunggu sejak lama. Ia ingin menguji dirinya, apakah ia mampu? Ataukah malah menyerah ditengah masalah?
***
Dear Diary...
Aku tau bahwa hidup terlalu singkat untuk menunggu.
Akan tetapi, kalau memang benar kau adalah takdirku berarti hidupku tidak sia sia untuk menunggumu.Datanglah kembali padaku, aku sangat membutuhkanmu.
Separuh jiwaku pergi, kau ambil tanpa kau kembalikan lagi.
Bukannya tak rela, tapi aku sudah menunggu terlalu lama.
Jangan kau buat ini hanyalah sia sia.Sekali lagi aku bilang, aku akan tetap menunggumu. Sampai kapanpun. Karena aku yakin, kau lah takdirku.
3 April 2011//03.04 PM
*
Ini part 3 y. Cape dd. Ini buatnya setengah jam:( ntar kalo ada yang gak pas gue edit. Gue mau off dulu gatau kapan on lagi oke sip bay
KAMU SEDANG MEMBACA
Adel's Diary
Teen FictionSekuat apapun kita setia, Selama apapun kita bersama, Jika Tuhan bilang 'Tidak' ya aku bisa apa? @intanzs//@anopersa