enam

52 11 0
                                    

Haii haii saya come back :'D
part ini didedikasikan untuk
Mb.Zunet :D
Yg selalu nyemangati dan nguber2 untuk update lgi,
Maaf kebanyakan basabasi
Selamat membaca :D

Flashback

Disebuah mall tepatnya di sebuah cafe, dua remaja bersenda gurau.
"Dio! Udh ah, sebel gue, lo ngibulin gue mulu!" Ucap seorang gadis remaja yang tak lain dan tak bukan adalah Jane kepada sahabatnya Dio.
"Wih, gue ngak ngibulin elo kalik Jane, itu fakta!" Dio membalas ucapan Jane sambil menjulurkan lidahnya, mengejek Jane, kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Ah, Dio mah jahat! Gitu banget. Iya deh gue ngaku, gue emang gak bisa! Puas!"
"Nah gitu donk, kalo ngakukan jadi...."
"Jadi apa hah!" Jane memotong ucapannya, malah disambut gelak tawa dari Dio.
"Ih! Dio, malah ketawa lagi!" Jane sewot sendiri.
"Abisnya lucu sih, masa tali sepatu aja gak bisa! Gila!"
"Huh! Itu..itu..em..itukan kekurangan aku, soalnya kalo aku bisa ngiket sepatu, aku jadi terlalu perfect!"
"Hidih, ngaku-ngaku perfect! "
"Itu kenyataan Dio sayang!" Dio sedikit salting saat Jane memanggil namanya ditambahi embel 'sayang', ini kali pertamanya dia memanggilnya dengan embel-embel 'sayang'.
"Dio...Dio, elo kenapa, kesambet arwahnya pucinni kalik ya?!" Tangan Jane sambil melambai lambai didepan wajah Dio.
"Eh? Apa Jane?" Dio gelagapan.
"Apanya yang apa sih? Elo dari tadi ngalamun. Ngeri ah guenya."
"Eh? Masa sih? Ngerian sapa aku sama kamu." Dio memeletkan lidahnya, kemudian ia meringis kesakitan karena jane mancubit perutnya.
"Ampun, ampun, ampun Jane gak lagi deh. Sumvah, sumveh, sumpahahaha."
"Bueh, abab lo bau banget."
"Biarin, kalo bau kan keren."
"Serah lo dah."
"Huu, yaudah yuk nonton aja, cuman dilantai atas kan?" Dio berdiri sambil mengandeng tangan Jane dan pergi keluar cafe.

○○○
Didalam biokop
"Huh! Kurang ajar banget deh kamu tuh! Itu kenapa filmnya nyeremin banget. Terkutuk kamu yo!" Jane memeluk lengan Dio sambil menutup matanya.
"Huft! Gitu aja takut."
"Aku phopia hantu."
"Hahaha, lucu lo jane. Lo takutkan? Sini gue peluk aja."
"Dasar! Modus, lo sengajakan, milih film kayak gini, biar lo bisa modusin gue! Huh!"
"Ihirrr, tau aja kamu jane." Dio mengusap kepala Jane. Jane hanya diam, merasa nyaman karena usapan Dio.
"Lo gak perlu takut. Ada gue. Kalo lo takut, gue bersedia dipeluk-peluk kok."
"Ah, tau ah! Nyebelin, aku gak mau jalan sama kamu lagi."
"Masa? Cie yang pake aku-kamuan segala." Jane merona dan memukul lengan Dio.
"Kalo kamu takut kita keluar aja, kita peluk-pelukan di tempat lain."
"Ish, jangan bercanda deh. Keluar aja."
Akhirnya mereka berdua keluar. Mereka menuju tempat parkiran sambil saling melucu.

^^^
"Ngapain lo bawa gue ke tempat kayak gini?"
"Em, Jane gini aku mau bilang sesuatu sma kamu."
"Bilang apa? Jangan-jangan elo mau nembak gue ya? Iya kan? Ngaku lo!"
"Iya."
"Eh?!"

^^^
Hufft..
Gaje bgt dah, basabasinya panjang bgt -_-
Maaf gak panjang. . .
Part selanjunya kayaknya masih flashback...

«Abc»

FlashbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang