TL 1

25 3 0
                                    

"Kak, boleh bunda bicara?" Suara seorang ibu paruh baya yang menghancurkan lamunan Raisa.

Raisa putrianti adalah seorang anak dari Lia putrianti, mereka hanya hidup berdua dikota yang cukup besar dinegri ini.

Hanya dengan membuka toko sembakolah mereka bisa bertahan hingga detik ini. Raisa memang satu-satu anak yang dimiliki ole Lia, namun Lia tak mendidiknya menjadi anak yang manja. Kini Raisa benar- benar telah tumbuh menjadi anak yang mandiri dan cuek. Kecuekan Raisa mewarisi sifat ayahnya yang telah meninggal ketika Raisa masih duduk dikelas  4SD, dan kini Raisa telah lulus dari sekolah menegah atas. Kondisi ekonomi yang tak stabil membuat Raisa tak melanjutkan pendidikan nya di perguruan tinggi.

"Iya bunda" jawab Raisa yang cukup terkejut karena tiba-tiba bundanya sudah berada disebelahnya.

"Bunda ingin melihat kamu seperti anak-anak lain, yang bisa meneruskan pendidikan diperguruan tinggi. Bunda tidak ingin kamu seperti bunda yang hanya bisa membuka toko kecil seperti ini kak" terlihat oleh Raisa  raut wajah sedih bundanya.

Sejak kecil Raisa sudah dipanggil bundanya dengan sebutan 'kakak' karena sejak melahirka Raisa, Lia telah divonis tidak bisa mengandung bayi lagi karena penyakitnya. Entah apa alasannya, lia selalu memanggilnya kakak.

"Bunda.. ijinin Raisa untuk cari uang buat biaya pendidikan dulu yaa. Mungkin Raisa tidak bisa berjanji untuk melanjutkan pendidikan, tapi Raisa akan berusaha. Raisa hanya meminta satu dari bunda, teruslah bersama Raisa, agar Raisa semngat mencari uang untuk biaya pendidikan Raisa" tak ada jawaban dari mulut bunda, namun pelukan bundalah yang menjadi jawabannya.

Merekapun hanyut dalam keharuan. Lalu tibalah pembeli yang akhirnya membuat mereka terpaksa untuk melepaskan pelukan mereka.

"Raisa gulanya sekilo, sama berasa sekilo juga ya" pinta sipembeli kepada Raisa yang sudah merupaka pelanggan di toko ini.

Raisapun mengambil apa yang di minta ibu ini. Lalu memberikan semua barang yang sudah di ambilnya.

"Ini bu Joko, ada lagi?."
"Emm.. apa ya? Sepertinya tidak ada, nanti bila memang ada saya akan kembali. Oya kemana ibu mu nak?"
"Oh, bunda lagi didalam istirahat. Ada apa bu? Bila ada keperluan saya panggilkan."
"Oh tidak ada, cuman itu tuh ada rame-rame tau kan?" Ibu itu menunjuk salah satu tempat yang memang dikerubungi oleh banya orang.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang