Kakak Tanpa Darah

58 3 0
                                    

Derap langkahku menggema memenuhi ruangan kedap suara ini.
Aku duduk dengan termangu, memandang dengan pandangan kosong.

Seseorang duduk tanpa permisi disampingku, mengulurkan sebuah sapu tangan seraya berkata "Menagislah".
Kudekap ia dengan erat, seolah mengisyarat 'jangan pergi'.

Dibalasnya dekapan ku, dan di belainya pucuk kepala ku dengan lembut. Kenyamanan yg ia berikan membuatku merasa beruntung, memiliki ia. Pria tanpa hubungan darah, tanpa nafsu melindungiku dengan caranya.

Tak perlu dengan barang cukup dengan kasih sayang. Tak perlu dengan ucapan hanya perlu dengan tindakan. Percaya atau tidak sayang ku padanya, sayang nya padaku tanpa batas.

aku tak pernah sendiri dalam diam. Namun ia selalu menemaniku meski ia juga terdiam. Terima kasih Kakak tanpa darah.

Annisa' Fitri ❤
Seorang Penulis Remaja

(Senja yg terang, Di Pulo sarok. Pada jam 19:06. pada tanggal 03 februari 2016)

PuisikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang