Okeee... Author yang nyebelin ini dateng lagi.. Maaf, ceritanya jadi pindah ke akun yang ini, soalnya akun yang dulu agak bermasalahh...
Yang pasti aku bakalan ngelanjutin cerita ini lagi, lama lama kalo dipendem basi kannn...
Udahlah jadi banyak ngomong ini..
Chekidootttt...
*
Mentari senja menyemburkan semburat kuning keemasan dilangit sore ini, sangat indah saat dipandang. Udara hangat saat itu pun sangat bersahabat dengan suasana sore ini. Ciella yang sedang menikmati keindahan sore ini ternyata menyimpan beberapa pikiran di otaknya, tentang rumahnya yang dulu, ia bingung sekaligus penasaran bahkan rasa takut pun menghantui benaknya. Ia sangat ingin kistal itu agar ia tak terus menerus menyusahkan keberadaan ibu angkatnya yaitu ibunya Rain. Ia ingin hidup sendiri, ia ingin hidup mandiri. Ia mengetahui jika Rain sangat tidak menyukai kehadiran dirinya, sehingga ketika Ze pergi Rain kembai ke sikapnya yang pertama.Ciella menghela nafas, bagaimana ia akan menemukan rahasia rumah itu?? Apakah ia akan bisa menemukannya sendiri?? bolehkah ia meminta bantuan fadhlan?? Apakah fadhlan akan memercayai apa yang dikatakan mimpinya?? beberapa pertanyaan itu pun mengelayut di otaknya, membuat ciella menerawang langit yaag sedang ia pandang kosong.
"Ciell.. " pangil seseorang yang ia fikir adalah Allen.
Sedang apa disekolah saat jam segini??
pikir keduanya ketika mereka saling beraduan pandang, tersirat kebingungan juga.di bola mata mereka berdua. Allen pun duduk disamping Ciella, memandang wajah gadis cantik di hadapannya.
"Bagaimana tawaranku kemarin??" Tanya Allen pada Ciella memecah keheningan sejenak diantara mereka
Aku lupa akan hal itu!!
"mmm.. aku masih bingung." Jawab Ciella sembari menebar pandangannya ke langit senja yang masih terlihat sangat indah.
" Kau hanya memiliki 1 hari lagi.untuk berfikir, jika kau masih berkata bingung kau akan tau sendiri akibatnya" tegas Allen pada Ciella, Allen pun berdiri lau meninggalkan Ciella sendiri.
"Aku tak menyangka kau senang sekaai di rooftop.. " ujar lelaki di belakang Ciella, ia menoleh dan mendapati Fadhlan tengah berjongkok di belakangnya, Ciella mengembangkan senyumannya pada Fadhlan, tanpa aba aba Ciella memeluk tubuh Fadhlan, menghilangkan sejenak semua fikirannya. Fadhlan yang kebingungan dengan sikap Ciella sekarang, tak terasa ternyata Ciella sudah menitikan air matanya. Setelah selesai mengeluarkan emosinya dalam air matanya, ia melepas pelukannya mengusap air matanya, fadhlan menangkup wajah Ciella, menengadahkan wajah Ciella agar bisa memandang wajah fadhlan.
" Kenapa??" tanya Fadhlan pada Ciella, ciella pun menggeleng. Ia bingung apakah ia harus mengeluarkannya dan memercayai Fadhlan?? atau harus ia kubur sendiri di kehidupannya??
"Udahlah, jangan ditutup tutupin. Kau bisa memercayaiku" ucap fadhlan seakan tau apa yang difikirkan ciella, Ciella memandang manik mata kecoklatan milik fadhlan, mencari keyakinan apakah ia bisa memercayai fadhlan.
"Baiklah... aku akan bercerita.." ucap ciella, lalu ia menceritakan semuanya kecuali permintaan Allen padanya. Ia hanya menceritakan tentang rumahnya.
*
Rain p.o.v
Kututup tirai kamarku, hari sudah mulai petang, ciella masih belum terlihat batang hidungnya. Aku kini ingin menanyakan beberapa hal padanya, serta meminta maaf akan sikapku yang kembali berubah, aku diminta ibu agar ia nyaman berada di rumah ini. Aku pun sudah berjanji agar ciella tetap nyaman di rumah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Diversosdia milikku dia akan tetap menjadi milikku,, apapun akan aku berikan untuknya,, apapun akan kulakukan untuknya,,, hanya untuk dia,, seseorang yang sangat aku cintai.. seseorang yang sangat berharga untukku karena dia milikku.. she's mine...! -Rain