Chap 2

2.7K 171 4
                                    

Author POV.

Sesampainya mereka -chanbaek- dirumah chanyeol, mereka langsung disambut hangat oleh eomma chanyeol. Bagaimana tidak semangat, seorang byun baekhyun yang sangat eomma chanyeol sayangi datang berkunjung lebih tepatnya menginap.

"Woahhh!! Uri baekkie datang!!" ucap noona chanyeol -park yoora- yang langsung memeluk baekhyun

"Eoh, eonnie kapan kau datang?" tanya baekhyun membalas pelukkan yoora tersebut.

"Tadi pagi. Aku merindukan seoul" ujar yoora dan melepaskan pelukkan mereka.

"Ck, bukan merindukan seoul. Sudah jelas noona diseret pulang oleh orang suruhan appa karena noona sudah banyak menghabiskan uang hanya untuk berlibur" timpal chanyeol yang langsung dapat hadiah sebuah pukulan yang tepat dikening lebarnya tersebut oleh sang noona.

"Diamlah kau, bodoh" ujar yoora kesal. Sedangkan chanyeol hanya mengusap-usap keningnya yang menjadi korban bully dari noona-nya sendiri.

"Akan kutebak, pasti kau akan menginap? Benar bukan?" tebak yoora dengan senyum 5 jarinya. Ah, park bersaudara tidak memiliki perbedaan yang signifikan selain tinggi dan jenis kelamin.

"Hehe. Ne, eonnie" jawab baekhyun yang diiringi tawa garingnya.

"Sebaiknya kau membersihkan diri dan setelah itu kita akan makan malam. Kau juga, yeol" perintah eomma chanyeol kepada dua makhluk yang berbeda jenis kelamin dan tinggi tersebut.

Setelah membersihkan diri baekhyun keluar dari kamar tamu yang ia tempati. Saat akan melewati kamar chanyeol, tiba-tiba baekhyun berhenti karena melihat pemandangan yang sangat langka. Ya, baekhyun melihat chanyeol yang keluar dari kamarnya dengan keadaan rambut setengah kering dan sedang mengatur tepatnya mengacak rambutnya. Merasa diperhatikan, chanyeol mendongakkan kepalanya dan mendapati baekhyun yang mematung melihat dirinya.

"Smurf, jika kau terpanah denganku, aku bisa meminta keluarga kita menggelar acara pertunangan untuk kita" ujar chanyeol sembari terkekeh dan membuat baekhyun tersadar dari acara mari-melihat-sitiang-yang-keren.

"Ya! Didalam mimpimu, Yoda!" ucap baekhyun kesal dan segera pergi meninggalkan chanyeol ke meja makan dengan wajah yang memerah. Sedangkan chanyeol terkekeh melihat sang pujaan hati bersikap seperti itu.

Sekarang, suasana dimeja makan sangat hening. Keluarga park dan baekhyun sedang menikmati makanan mereka dengan hening dan damai.

"Baek" panggil appa chanyeol yang seketika memecahkan keheningan ini.

"Ya, appa" jawab baekhyun yang sudah terbiasa memanggil appa chanyeol dengan panggilan appa juga.

"Eomma dan appamu pergi berapa lama?" tanya appa chanyeol kepada baekhyun.

"Eum, mereka bilang sekitar 2 minggu" jawab baekhyun lembut. Mendengar itu chanyeol mengulas senyum yang sangatttt tipis.

"Oh baiklah. Selain itu, ada yang ingin appa beritahu kepada kalian" ucap appa chanyeol serius.

Author POV END.

Baekhyun POV.

"Oh baiklah. Selain itu, ada yang ingin appa beritahu kepada kalian" ucap appa chanyeol dengan mimik wajah yang serius. Apa yang ingin dibilang appa? Apakah chanyeol akan dipindahkan karena kebodohannya? Atau appa bertengkar dengan orang tuaku? Aishh!! Baekhyun babo! Singkirkan pikiran buruk itu.

"Apa itu, appa?" tanya yoora eonnie antusias.

"Baekhyun dan kau chanyeol" ucap appa chanyeol sembari menunjuk chanyeol dengan jari telunjuknya.

"Kalian akan dijodohkan" ucap appa chanyeol. Mendengar itu, aku dan chanyeol langsung tersedak. Bagaimana tidak tersedak, saat appa chanyeol memberitahu kami, aku sedang mengunyak makananku dan chanyeol sedang minum.

"Ini minum" ucap eomma chanyeol sembari memberiku segelas air. Langsung kuhabiskan air tersebut hingga tetes terakhir. Ok, ini berlebihan.

"Maksud appa?" tanya chanyeol kaget sembari membersihkan mulutnya.

"Ya! Kau bodoh atau idiot?! Kau itu akan dijodohkan dengan baekkie! Apa masih kurang jelas?" teriak yoora eonnie kesal.

"Ya! Noona! Yang pertama, aku tidak bodoh, hanya saja aku susah mencerna sesuatu diotakku" bela chanyeol.

"Itu sama saja, bodoh" ujar yoora eonnie kesal.

"Yang kedua, aku hanya memastikan, mungkin saja aku salah dengar" lanjut chanyeol yang membuatnya mendapat tatapan tajam dari yoora eonnie.

"Ingat, tidak ada penolakan" ucap appa chanyeol yang langsung menghilang (?) dari meja makan.

Setelah kejadian malam itu, aku dan chanyeol menjadi sedikit agak canggung. Bagaimana tidak canggung aku yang mengingat kejadian itu membuat wajahku panas dan memerah seperti kepiting rebus. Kalian tahu? Aku diam-diam menyukai siidiot itu.

Pagi ini, aku dan chanyeol berangkat kesekolah bersama. Tentu saja, hari ini masih terhitung 3 hari eomma dan appaku pergi.

Suasana didalam mobil sangat hening dan canggung. Ugh, aku benci suasana seperti ini. Karena tidak tahan dengan suasana ini, akupun menyalakan radio yang ada dimobil chanyeol. Sialnya, radio itu malah memutar lagu Love is Felling OST The Heirs drama kesukaan chanyeol.

Naega sumeul swige haneun saram simjang giphi saegin saram hanaimnida.
Naui nunmul soge saneun saram gaseumsoge sumgin saram hanaimnida
Geudae hanaimnida Geudae saranghambida.

Ya, itu suara chanyeol. Dia memang menyukai semua tentang drama the heirs.

Entah kenapa mendengarnya bernyanyi membuatku merona. Dari pada aku semakin merona, akupun mematikan radio tersebut.

"Ya! Kenapa kau matikan?" protes chanyeol yang masih fokua menyetir.

"Diamlah dan cepat sedikit aku tidak mau terlambat" ujarku datar.

Sesampainya disekolah, aku langsung turun dari mobil chanyeol dan berjalan masuk kesekolah beriringan dengan chanyeol.

Saat berjalan melalui koridor sekolah aku melihat seseorang yang sangat mirip dengan adikku yang katanya 'aku hidup mandiri dan aku akan keluar dari rumah ini' dan kejadian itu tepat 6 bulan yang lalu.

Aku langsung menghampiri orang itu dan chanyeol mengikutiku dari belakang.

"Jongin?" panggilku sembari menepuk pelan bahu lelaki tersebut. Spontan, lelaki tersebut membalikkan badannya menghadapku.

"Huwaaaa!! Noona!!!" teriaknya heboh dan beruntung, dia memang benar adikku yang keluar dari rumah 6 bulan lalu yang tidak aku ketahui keberadaan.

"Noona" ucapnya lembut sembari memelukku karena melihatku terisak.

"Uljima, aku sudah disini" ucapnya mengeratkan pelukkan kami.

"Kemana saja kau, bodoh?!" tanyaku sembari melepaskan pelukkan kami dan memukulnya dengan brutal.

"Ya! Noona!! Sakit!!" teriaknya kesakitan.

"Itu untukmu karena pergi dari rumah dan tidak memberikan kabar padaku" ujarku yang masih setia memukuli jongin dengan brutal. Saatku ingin memukul jongin lagi, chanyeol langsung menarikku kedekapannya.

"Sudah, jangan sakiti adikmu. Dia pasti punya alasan yang terpenting kau sudah bertemu dengannya" ucap chanyeol yang berusaha menenangkanku yang masih terisak.

"Apakah kau sudah tenang?" ucapnya sembari merenggangkan pelukkan kami dan menangkup wajahku. Akupun mengangguk sebagai jawaban.

"Ehmm" jongin berdehem melihat kejadian mari-kita-bertatapan antara aku dan chanyeol. Chanyeol pun melepaskan tangannya dariku.

"Jadi begini noona, aku tinggal dibusan selama ini dan aku sengaja tidak memberitahumu tapi aku selalu memberi tahu chanyeol hyung" jelasnya padaku. Apa?! Dia memberitahu keadaannya kepada chanyeol selalu?! Aku pun menatap chanyeol dengan tatapan tolong-jelaskan-padaku.

Chanyeolpun menjelaskan semua padaku dan kini aku mengerti mengapa dia menyembunyikan ini semua padaku.

BAEKHYUN POV END.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang