2

1.4K 161 4
                                    

Shiraishi Kaede

Tshucia Yui kini berdiri di hadapanku dan memohon padaku untuk menolongnya. Yui adalah teman kecilku yang menawarkanku bekerja di perpustakaan. Dia mengatakan ibunya masuk rumah sakit dan dia harus menemaninya di sana. Dia meminta bantuan padaku untuk menggantikan pekerjaannya hari ini.

"Aku minta maaf Kaede. Jika saja ibuku tidak sakit, aku tidak akan meminta bantuanmu" ucapnya

"Tidak apa-apa Yui. Tentu saja aku akan membantumu. Beritau aku, apa yang harus aku lakukan"

"Sungguh ? Kau mau membantuku ?" Tanya Yui sekali lagi. Aku mengangguk sebagai jawaban

"Terima kasih Kaede. Lalu ... di sini. Ini adalah nama, alamat dan buku-buku yang dipinjam. Mereka sudah telat mengembalikannya. Dan mereka juga harus membayar denda atas keterlambatan itu. Kau hanya perlu datang pada mereka dan meminta buku yang mereka pinjam. Ah, jangan lupa .. minta uang dendanya" Yui menjelaskan

"Apa ini pekerjaanmu setiap hari ?" Tanyaku

"Tidak. Aku hanya melakukan ini jika hingga waktu yang ditentukan si peminjam tidak mengembalikan bukunya. Baru aku melakukan ini"

"Baiklah aku mengerti. Tapi apa tidak masalah aku menggantikanmu ?"

"Aku sudah meminta ijin pada kepala perpustakaan. Dan dia mengijinkan"

"Syukurlah. Kalau begitu jangan khawatir. Temani ibumu, aku akan melakukan ini untukmu"

"Terima kasih, Kaede" Yui memelukku

"Titipkan salamku untuk ibumu. Semoga lekas sembuh"

"Ya. Tentu saja. Kalau begitu aku pergi sekarang" Yui meminta ijin untuk pamit. Aku menatap punggungnya hingga tidak terlihat. Aku berdoa semoga ibunya lekas sembuh. Yui adalah orang yang baik. Aku berharap dia mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.

"Baiklah ... aku harus bekerja sekarang !" Ucapku bersemangat

---

Ini sudah hampir sore, tapi aku belum menyelesaikan tugasku. Masih tersisa satu orang lagi yang harus ku datangi. Aku berdoa semoga orang yang terakhir ini tidak seperti tiga orang sebelumnya. Ketika aku datang untuk melakukan tugasku, mereka terlihat tidak suka dan protes. Mereka berfikir bahwa petugas perpustakaan tidak harus mendatangi rumah mereka hanya untuk mengambil kembali buku, apalagi meminta uang denda. Tapi aku hanya bisa bersikap sopan pada mereka, meskipun sejujurnya aku sangat jengkel dengan makian mereka.

Aku sudah sampai di depan rumah terakhir. Melihat rumah besarnya, aku yakin bahwa pemilik rumah adalah orang sukses. Bahkan ada beberapa mobil terparkir di dalam. Setelah menekan bel, aku bertemu dengan seorang pria bertubuh tegap tinggi. Aku menjelaskan kedatanganku dan dia mengijinkan aku masuk. Dia menyuruhku untuk menunggu di dalam.

Siapa yang tidak akan tertegun melihat rumah sebesar ini. Aku menatap ke sekeliling, dan melihat banyak foto-foto indah di sana. Sebuah foto pemandangan, hewan, bunga, bahkan beberapa di antaranya hanya foto orang-orang yang terlihat di ambil secara acak. Tapi semua itu tidak mengurangi rasa kagumku pada apa yang aku lihat. Aku yakin bahwa pemilik rumah adalah seorang photographer.

"Ya Tuhan maaf. Aku sudah membuatmu datang untuk mengambil buku yang kupinjam. Aku minta maaf sekali lagi" seorang pria tinggi, putih dan tampan datang mendekatiku. Aku bersyukur bahwa dia sangat ramah dan baik. Tidak seperti tiga orang sebelumnya

"Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf, harus terpaksa datang ke sini. Mungkin mengganggu istirahat anda" ucapku sopan

"Tidak apa-apa" dia tersenyum. Aku kemudian memberikannya sebuah bukti dari kertas yang memberitaukan tentang keterlambatannya untuk mengembalikan buku dan denda yang harus ia bayar. Dia hanya tersenyum dan mengangguk. Memintaku untuk menunggu, ketika dia pergi untuk mengambil buku.

Someone Behind You [Part III Of Mysterious Killer]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang