Bab II - Beautiful Eyes

1.4K 46 8
                                    

"Kau yakin ingin mencari referensi tentang Red Square di malam hari?"

Itu merupakan kalimat pertama yang diucapkan Milla setelah sekian lama berdiam diri dengan Katya. Kecanggungan terasa menyebar begitu banyak dan luas, membuat keduanya seakan sibuk dengan isi pikiran masing-masing—meski pada kenyataannya ialah karena tidak tahu topik apa yang hendak diangkat.

Viktor Sergei Ivanov tiba-tiba lenyap. Pria tampan bermata hijau itu hilang setelah mendadak mendapat telepon dari Vasiliy; jemput aku di Sharlotsha's Bread, perintahnya. Tanpa basa-basi, Viktor lantas bergegas pergi meninggalkan Milla dan Katya dalam kecanggungan.

"Err..." Tampaknya Katya Zakharov juga mulai bingung. "Aku tidak berpikir sampai ke sana—maksudku, mencari referensi di malam hari. Kau tahu, itu hal sia-sia. Apa yang bisa dipotret di malam hari? Segalanya tampak begitu buram dan abu-abu dalam kameraku."

Milla Aleksandrov berlagak berpikir. "Kau benar."

Keduanya kemudian memutuskan untuk duduk. Katya tidak berminat memesan apa-apa, sementara tea macchiato Milla sudah dingin dan hanya tinggal seperempat saja.

"Lalu bagaimana?" Milla bertanya.

"Aku tidak tahu. Aku tidak berencana mencari referensi di malam hari. Ini semua terjadi karena obrolan panjang kesana-kemari dengan editorku. Dia bilang aku harus mengubah sebagian plot cerita, dan ... yeah, kami membicarakan perkembangan plot sematang mungkin dan itu memakan waktu cukup lama."

Milla mengerjap. Katya tersenyum tipis.

"Kau mengerti maksudku, kan, Milla?"

Seolah menyadari sesuatu, Milla langsung tertawa hambar. "Ya, ya, aku mengerti. Jadi, kau akan kembali ke Zelenograd?" kemudian ia melirik jam tangan. "Tunggu," katanya, jeda. "Ini sudah pukul sebelas malam. Kereta sudah tidak beroperasi. Kau tidak bisa pulang."

"Itulah masalahku. Aku tidak punya seseorang yang kukenal di sini—selain editorku dan Viktor ... juga kau? Editorku sudah menikah, rasanya tidak enak kalau harus menginap di rumah wanita tua yang sudah berkeluarga. Viktor tentu lebih senang berduaan di kamar dengan Vasiliy." Katya berhenti sebentar. Sepasang mata birunya memandang ke arah sekitar. "Mungkin aku akan tidur di hotel untuk sementara waktu," pungkasnya.

Milla tidak tahu, tapi tiba-tiba ia memiliki inisiatif lain yang menguntungkan Katya—dan barangkali dirinya sendiri. Seakan terlalu lama mendekam sendirian di apartemen sederhana, ia mendadak menginginkan orang lain di sana.

"Katya—"

Katya menoleh ke arahnya. Dua pasang mata saling bersitatap. Milla meneguk ludah. Katya menunggu dengan sabar kalimat apa yang akan diucapkan Milla.

"... kau bisa tinggal sementara di apartemenku."

Sekarang, giliran Katya yang mengerjapkan mata.

"Ya?"

Milla melukis senyum. "Aku hanya tinggal sendiri dan aku tidak merasa keberatan dengan kehadiran orang lain. Lagipula, untuk referensimu itu, kau bisa mengandalkanku. Besok pagi-pagi sekali kita bisa datang ke Red Square, aku dapat menjamin, segala referensi yang kau butuh, aku bisa membantunya."

Katya kehilangan kata-kata. Ucapnya, "Aku ... ya Tuhan, aku baru mengenalmu beberapa menit yang lalu—begitupun kau, dan tiba-tiba saja kebaikan runtuh padaku. Aku benar-benar bersyukur Viktor sudah memperkenalkanku padamu."

Milla tertawa lagi. "Kau berlebihan!"

Entah kenapa Katya tersuntik untuk ikut tertawa.

***

-Milla Aleksandrov-

Tahukah kau ke mana matahari tergelincir kala senja?

Bukan barat, bukan pula ujung laut

Adultery: A Russian AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang