Bab IV - Bon Voyage

744 35 8
                                    

"Aku akan pulang pagi-pagi sekali. Kita mungkin tidak akan bertemu dalam jangka waktu yang cukup lama. Menurutmu bagaimana?" —Katya Zakharov

.

.

Milla sedang bergelut dengan kopi. Ia merasa tidak yakin pada keputusan Katya yang akan kembali ke Zelenograd secara tiba-tiba. Selama tiga hari ini, Milla bahkan berpikir Katya akan tinggal di apartemennya dalam waktu yang lama. Ia tidak mengira Katya akan merasa tidak enak hati.

Ada apa ini?

Katya masih ada di apartemennya, tengah mengobrol kelewat ceria dengan seseorang melalui telepon. Tapi aneh sekali, Milla merasa kosong. Ia jadi berpikir yang aneh-aneh.

Apa karena Jean tidak ada di sisiku?

Milla menggeleng-gelengkan kepala.

Barangkali karena aku belum terbiasa sendiri.

Milla menghela napas kasar. Dituangkannya air panas ke dalam gelas berisi bubuk kopi. Aroma kenikmatan seketika menguar. Ia menghirup aroma itu. Kopi—entah bagaimana bisa—selalu mampu menenangkan pikirannya.

Milla beringsut dari dapur dan melangkah ke arah Katya. Ia menawarkan kopi, Katya menolak halus dengan gerakan tangan. Telinga dan bibirnya masih sibuk dengan ponsel. Milla memutuskan untuk duduk diam, memandangi kota Moskow lewat balkon. Semilir angin membuat matanya terpejam selama beberapa detik, menikmati.

"Kau sudah melihatnya, bukan? Foto-foto Red Square dan Kremlin yang aku kirim padamu kemarin itu. Sesekali kau harus pulang dan temani aku menjelajahi Moskow. Tidak ada dirimu rasanya sepi sekali."

Suara Katya terdengar jelas. Milla kembali menyesap kopinya.

Siapa?

Ia bertanya-tanya dalam hati; siapa yang ditelepon oleh Katya? Perempuan Zelenograd itu tampaknya senang luar biasa walau hanya menelepon saja.

Katya tertawa. Milla melirik lewat ekor mata.

"Tolong sampaikan salamku pada Eduard. Dia semakin tampan dan menyebalkan."

Eduard?

Perhatian Milla teralihkan karena ponsel dalam saku celananya bergetar. Viktor mengirim pesan. Isinya sangat tidak penting. Begini: menurutmu warna apa yang bagus untuk tema anniversary? Tolong jangan katakan merah muda.

See? Viktor adalah pria tampan yang tidak masuk akal. Dia tipe pria yang memperhatikan segala sesuatu dengan sangat detail. Kadang sifatnya itu membuat dirinya sendiri susah. Milla bahkan tidak habis pikir. Viktor terlalu memuja Vasiliy—dan pria itu terlalu mementingkan pendapat dan kebahagiaan orang lain.

Untuk apa Viktor repot-repot memikirkan tema anniversary? Tentu saja karena itu adalah hari jadinya dengan Vasiliy. Milla nyaris yakin seratus persen akan hal itu. Walau jengkel, tetap dibalasnya pesan tidak penting tersebut.

Kau harus mulai memikirkan dirimu sendiri. Begitulah.

Tak perlu menunggu lama sampai Viktor mengirim pesan balasan: tidak biasanya kau salah mengirim pesan.

Benar-benar pria yang tidak masuk akal. Milla memutuskan untuk tidak membalas lagi.

.

.

Malam itu, pukul sepuluh, Katya dan Milla tengah duduk bersisian di sofa, memandang layar televisi, menonton film. The Perks of being Wallflower. Tidak ada terjemahan, namun keduanya tampak menikmati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adultery: A Russian AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang