[Woori's pov.]
"Wae??" Tanyaku. Namun tak ada balasan darinya. Ia hanya menarik tanganku menuju suatu tempat. Sampailah kami di rooftop. "Kenapa kau membawaku ke sini? Pelajaran akan di mulai." Tanyaku. "Mianhae, aku tidak mejebakmu." Jawabnya. 'Huh? Menjebak? Bagaimana dia bisa tau aku mengiranya seperti itu?' Batinku. "Kau mendengarnya?" Tanyaku. Dia hanya menatap kakinya. Badannya tampak menggigil karena cola yang disiram Nayeon. Aku yang saat itu mengenakan jaket langsung memakaikannya ke Sehun. "Pakailah. Kau menggigil." Ucapku. Dia menatap ke arahku. "Shireo.. Kau nanti akan kedinginan." Ucapnya sambil hendak melepas jaketku. "Gak, sekarang panas kok." Ucapku. Sehun langsung menghentikan tangannya yang ingin melepaskan jaketku. "Gomawo." Ucapnya.
"Aku ke kelas dulu." Ucapku sambil pergi membelakanginya. "Hajima." Ucapnya sambil menahan tanganku. Aku hanya menatapnya. Untuk kali ini saja. Aku akan menurutinya.
[Author pov.]
Memang sangat sunyi. Woori hanya menatap Sehun yang saat ini sedang tertidur pulas, lalu berbalik menatap langit.
[Sehun's pov.]
Mungkin saat ini aku gak enak badan. Cola tadi bisa membuatku flu. Tak sadar aku terbangun dari tidur pulasku. Aku melihatnya sedang menatap langit, dan terlukis senyuman di wajahnya. Jujur, ini bukanlah pertama kali aku melihatnya tersenyum.
"Ekhm." Aku berusaha mencairkan suasana sunyi ini. "Pangeran tidur nampaknya sudah bangun." Ucapnya dengan datar dan masih menatap langit. "Pfftt." Tiba-tiba saja aku tertawa. "Wae??" Tanyanya. "Ani, hanya saja gak biasanya lo ngomong gitu. Biasanya kan lo ngomong formal kayak robot." Perutku sedikit sakit karena tertawa. Tapi Woori hanya menatapku datar. "Mianhae." Ucapku seraya mengubah ekspresiku.
"Kau tidak ngantuk?" Tanyaku. "Ani." Jawab Woori. "Lapar?" Tanyaku lagi. "Sedikit." Jawabnya. "Kalau gitu aku belikan makanan dulu. Tunggulah disini. Jangan kemama-mana." Ucapku sambil mengembalikan jaketnya. "Ne." Jawabnya.
Aku berlari ke kantin. Di kantin sangat sepi. Memang sepi, toh sekarang masih pelajaran. Aku membeli dua roti dan dua minumam kaleng. "Kau bolos lagi?" Tanya seorang ahjumma yang menjaga kantin. "Ne, ahjumma." Jawabku sambil tersenyum dan memberikan uangku. "Tumben belinya dua, biasanya satu." Tanyanya sambil memberikan kembalian. "Yang satu untuk orang yang spesial." Jawabku sambil meninggalkannya.
Aku kembali ke rooftop, tapi tak ada tanda-tanda Woori berada di sana. 'Dia kembali ke kelas? Oh ya, dia kan anak teladan. Mungkin dia memanfaatkan waktu tadi untuk menghindariku' batinku. Aku langsung naik ke bagian atas rooftop. Dan melihat sosok putri tidur. Awalnya memang mengagetkanku. Tapi sekarang malah membuatku menarik kedua sudut bibirku.
[Hyerin's pov.]
Ini sangat membosankan. Menunggu adalah hal yang kubenci. Akhirnya aku berkeliling di rooftop. Dan naik ke bagian atasnya. Mungkin karena Sehun yang terlalu lama aku tertidur di sana.
Ku buka mataku perlahan. Aku lagsung membulatkan mataku. Sehun tepat di atasku. Lebih tepatnya aku tertidur di pangkuannya. Aku langsung bangun dari posisiku. "Nampaknya putri tidur sudah terbangun." Ucapnya. "Hhh.. Dasar plagiat." Ucapku. "Yaakk! Bisa-bisanya kau begitu." Ucapnya sambil berdiri dan menatapku. "Wae?" Tanyaku datar sambil menatapnya. "Ga papa." Jawabnya dan kembali duduk di sampingku. "Nih." Dia memberikan roti dan satu minuman kaleng. "Berapa harganya?" Tanyaku. "Tak usah kau bayar. Aku yang traktir." Ucapnya. "Gomawo." Ucapku sambil sedikit, sangat sedikit tersenyum.
•
•
Tbc~Annyeong~
Sorry hampir 1 bulan ga update.
Vote+comment di perlukan untuk membantuku melanjutkan FF ini loh..Oke sekian
Thankchu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Just A Bullshit [Oh Sehun EXO]
FanfictionApa yang terjadi ketika cinta tumbuh di dua dunia yang berbeda?? Akankah memberikan keberuntungan atau malah kesialan??