My Idiot Boyfriend (6)

1.2K 104 10
                                    

"Bebaskan aku, Harry. Aku mohon" Taylor terus menyebut nama Harry, dia menyesal tidak menahan aksi Zayn yang biadab seperti itu. Dia menyesal.

"Kau bebas." Suara penjaga sel tahanan mengejutkan Taylor. Mata Taylor terlihat berbinar-binar.

"Benarkah? Siapa yang membebaskanku?" Taylor senang bisa terbebas dari sel terkutuk dan menjijikan ini.

"Yeah. Harry yang telah membebaskanmu dan juga keempat pria brandal itu, jika aku jadi kau. Aku akan meminta maaf dan berterima kasih kepadanya." Taylor tersenyum tipis, akhirnya ia bisa bebas dan menghirup udara dengan tenang.

Thanks.

Kemarin adalah kemarin dan hari ini adalah hari ini. Walaupun kemarin Taylor dinyatakan bebas, berkat Harry tetapi dia tidak merubah pandangannya kepada Harry. Ia hanyalah pria idiot dan selalu seperti itu, Taylor juga sangat membencinya.

"Aku akui memang kau yang membebaskanku kemarin dan aku sangat berterima kasih padamu akan hal itu. Tetapi, ingat satu hal, aku tidak akan berhenti membenci dirimu, idiot." Taylor pergi meninggalkan Harry, benar-benar tidak tahu diri.

Harry tersenyum, "Dia tidak berubah."

Taylor berjalan menuju taman di kota London. Pemandangan pagi hari sangat menakjubkan dan belum ada polusi pastinya, Taylor mendudukan dirinya di atas tempat duduk kayu cukup untuk tiga atau empat orang. Merasa nyaman berada di taman ini, Taylor memutuskan untuk tidur. Baru saja ia ingin menutup matanya, ada pria yang membangunkannya dengan cara membentak.

"Bangunlah, jalang!" Taylor membulatkan matanya. Taylor terkejut ketika melihat siapa yang mengatai dan membentaknya itu adalah pria yang selama ini sangat amat ia benci.

"Ha-Harry?"

"Terkejut, huh?" Harry tersenyum sinis.

"Kau mengataiku dan membentakku, Harry. Really?" 

"Why not? Selama ini aku diam, bukan berarti aku tidak bisa apa-apa. Aku hanya ingin melihat sejauh mana kejahatanmu kepadaku dan yeah aku lelah seolah-olah aku ini adalah pria yang lemah dan idiot, seperti apa katamu, right?" Taylor mengigit bibir bawahnya, ia berusaha menghilangkan rasa gugup yang melanda dirinya sedari tadi.

"Jalang." Harry mendorong tubuh Taylor kencang, membuat Taylor terjatuh dan meringis kesakitan. Namun itu bukan masalah besar, ia harus mengikuti Harry dan bertanya kenapa dia bisa berubah secepat ini.

Taylor memerhatikan keadaan sekitar, sepertinya jalan yang ia lintasi ini tidak asing baginya. Benar-benar tidak asing lagi.

"Bukankah ini markas milik Zayn? Ada keperluan apa dia kesini?" Taylor mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti. Karna rasa penasarannya semakin memuncak, ia berlari dan menggenggam pergelangan tangan milik Harry.

"Ada keperluan apa kau kesini! Ini tempat Zayn dan teman-temannya, juga aku. Sepertinya kau salah tempat." Harry tertawa.

"Tempatmu? Kau salah, Jalang. Ini tempatku dan teman-temanku." Taylor menggeleng kuat. Bahunya merosot, ia tidak mengerti dengan semua ini. Saat Harry memanggil teman-temannya untuk keluar, Taylor menangis ia tidak percaya jika Zayn, teman-teman Zayn dan Selena berada disana. Oh bahkan wanita jalang yang amat ia benci ada disitu juga. Poor Taylor.

"Ini tidak mungkin." Taylor menggeleng kuat.

"Buka matamu lebar-lebar, jalang. Apa ini terlihat tidak mungkin, hm?"

"Tidak. Kau bukan Harryku, kau bukan Harry yang aku kenal!"

"Harrymu? Mungkin, maksudmu itu Harryku?" Kendall terkekeh lalu merangkul Harry dengan sayang. Harry tersenyum, mencium bibir Kendall singkat.

Nafas Taylor tercekak, "Zayn kau mencintaiku 'kan?" Mata Taylor beralih kepada kekasih tercintanya.

"Maaf. Aku tidak mencintaimu. Aku mencintai Selena." Seolah tersambar petir, Taylor menangis sejadi-jadinya.

"Harry, aku mohon kembalilah. Aku mencintaimu." Taylor memeluk Harry, menyandarkan kepalanya di dada bidang Harry. Namun, dengan kasar Harry menarik Taylor dan mendorongnya untuk kedua kalinya.

"Terlambat." Harry tersenyum dan meninggalkan Taylor. Begitu juga dengan yang lain, meninggalkan Taylor sendiri tanpa siapa-siapa.

+++

Vote(s) & Comment(s)
Guys! Thx.

[Publish; 9 February 2016]
[Edited; 3 March 2017]

- All the love, Nest.

My Idiot Boyfriend || h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang