Lohaaaaa ^^
ketemu lagi sama penulis dengan segudang cerita absurd-nya ini, hahaha...
setelah tadi siang update Phoebe dan Jack, sekarang kita beralih ke kisah Aufar dan Sylvana, ya! hahaha... di Case 1 udah dikasih foto Sylvana, sekarang kita liat foto Abang Aufar nya, wkwk... sekali lagi, ini hanya bentuk imajinasi ku soal pemilihan cast dari tokoh Aufar dan Sylvana... maaf kalau tidak berkenan di hati kalian :D
happy reading ;)
Sylvana menyembulkan kepalanya di ambang pintu penghubung ruang tengah dan kamar Aulia.
Di sana, sedang menonton anime yang terkenal pada zaman mereka kecil dulu, Aulia sedang terpesona pada satu sosok cowok berambut cokelat yang sedang menolong cewek berambut pink dengan pita kuning di kedua sisi rambutnya. Sylvana kemudian meneliti ke seluruh penjuru ruang tengah, namun dia tidak menemukan sosok Aufar di mana pun.
"Bang Aufar udah berangkat ke kantor, An," kata Aulia tiba-tiba seraya menatap Sylvana. Kaget, Sylvana hanya bisa berdeham lalu mendekati Aulia dan duduk di samping cewek ceria itu. "Lo nyari dia, kan?"
Sylvana tersenyum tipis dan mengangguk ragu. Dia ingin meminta izin kepada Aufar untuk pergi sebentar ke rumahnya. Mungkin, dia akan mengambil beberapa pakaian miliknya di sana. Dia juga akan mencari tempat tinggal baru. Mungkin kost-kost-an atau rumah kontrakan. Dia masih memiliki tabungan di bank dan juga tabungan keluarganya masih tersimpan aman di sana.
"Kalau boleh, gue mau izin pulang ke rumah dan ambil beberapa pakaian gue, Aul," ucap Sylvana dengan nada penuh harap. "Gue juga mau nyari tempat tinggal lain. Entah gue harus nge-kost atau nyari rumah kontrakan. Yang jelas, gue nggak mau balik ke rumah gue dan gue juga nggak bisa terus-terusan tinggal di sini dengan resiko merepotkan kalian berdua. Gue ini orang asing."
Aulia menekan tombol pause pada DVD player dan menatap manik abu-abu Sylvana. Senyuman Aulia terbit, mengingatkan Sylvana pada senyuman Aufar. Si kembar memiliki senyuman yang sama. Kemudian, kedua tangan Aulia bertengger manis di kedua pundak Sylvana.
"Dengar, An... lo sama sekali nggak merepotkan gue atau Bang Aufar. Gue malah senang lo ada di sini, karena gue merasa kesepian. Dan lagi, gue jarang bergaul karena kegiatan gue sehari-hari adalah mencari inspirasi untuk semua bahan tulisan gue. Kedatangan lo ke sini justru bikin gue nggak kesepian lagi. Gue jadi punya teman."
"Lo nggak punya saudara lain selain Aufar?" tanya Sylvana penasaran. Kedua tangan Aulia kemudian menjauh dari pundak Sylvana.
"Ada," jawabnya santai. "Gue punya banyak saudara sepupu. Ada si kembar Levand dan Gerard, ada juga si kembar Elaine dan Seiziro. Reivan juga jangan dilupakan, meskipun gue ngerasa kasihan sama dia karena harus kehilangan Rosalie, saudara kembarnya, saat mereka masih kecil."
Kini, kedua mata Sylvana membulat maksimal. Cewek itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Aulia.
"Kalian semua... keluarga kembar?"
Aulia mengangguk mantap dan tertawa.
"Opa kami kembar. Opa Marvin punya anak, namanya Tante Casey dan Om Carvian. Mereka kembar. Lalu, Opa Melvin, opa gue sama Bang Aufar, punya anak kembar juga, yaitu bokap gue, Revon dan Om Devon. Mungkin karena pada dasarnya ada gen kembar, jadi lah semua anggota keluarga Raditya dan Radityan kembar." Kalimat Aulia itu diakhiri tawa renyah.
"Hebat." Decak kagum itu lolos dari mulut Sylvana. Lalu, senyuman cewek itu muncul, membuat Aulia terpesona oleh magnet yang ke luar dari senyuman Sylvana. Bukan hanya di bibir, tapi, senyuman Sylvana juga terlihat di pancaran matanya. "Gue juga dari dulu mengharapkan punya anak kembar suatu saat nanti. Gue suka anak kembar."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Life
RomansaTadinya, kami tidak saling mengenal. Lalu, peristiwa sadis itu membawanya kepadaku. Menjadi seseorang yang harus kulindungi dan kujaga mati-matian. Kemudian, dia justru menjadi bagian penting di hatiku. -Aufar-