Cinta Diantara Pucuk Pinus : Chapter 4

631 34 7
                                    


Bijaklah dalam membaca cerita! Yang masih di bawah umur jangan baca tapi kalo maksa pngen baca author gak tnggungjwab loh :p
(+18)

****

Ketika Digo membalikkan tubuhnya, Sisi sedikit menatapnya dalam dalam. Ada sesuatu yang indah di relung hati Sisi yang paling dalam.
Sisi merasakan adanya getaran keras di dalam hatinya di saat Digo menyentuh lengannya.
Sisi menjadi panas dingin tetapi pembantu itu sedikitpun tidak bermaksud untuk menarik lengannya. Dan ketika Digo dengan lembut mencium pipinya Sisi memejamkan matanya menikmati kehangatan ciuman majikannya.

Sisi memiliki derajat hanya sebagai seorang pembantu.
Maka gadis suci itu tidak mampu mengkhayal yang indah indah. Walau keindahan itu sering terlukis di relung hatinya.

"Pak...." panggil Sisi lembut.

"Sisi apakah aku salah mencintaimu?"

"Akan tetapi Pak"

"Mungkin kau membenciku Si..?" tanya Digo lirih.

"Maaf bukan begitu maksud saya"

"Kalau bukan mengapa?" tanya Digo lagi.

"Saya takut dengan Ibu" sela Sisi cepat.

"Tadi kau sudah bilang kalau Ibu sudah tidur..?"

"Sudah Pak, tapi saya takut kalau Ibu bangun"

"Kau tidak perlu takut, Si. Baiklah bila terjadi sesuatu pada kita aku akan bertanggung jawab. Kita akan hadapi bersama, setuju?" ucap Digo dengan tegas.

"Pak..tapi"

"Apa seharusnya Bapak menyadari kalau saya hanya seorang pembantu. Biar bagaimanapun juga saya selalu berada di pihak yang salah. Dan saya tidak ingin merebut suami orang. Alangkah malunya diri saya bila mendapat cap seperti itu" ucap Sisi mengeluarkan beban pikiran di dalam hatinya.

"Si, aku yakin dalam hatimu ada perasaan cinta" terka Digo pada gadis manis itu.

"Saya tidak mengerti tentang cinta Pak"

"Sisi manis, cobalah kau rasakan dalam hatimu. Apakah disana ada perasaan cinta?"

"Pak, saya sama sekali belum pernah merasakan jatuh cinta" ucap Sisi dengan jujur kepada majikannya.

"Ya bisa saja kau belum pernah merasakan cinta. Karena mungkin cintamu hanya untukku bukan? Kita sama sama begitu dekat Si. Baiklah kau duduk disini manis"

"Pak, saya takut kalau Ibu.."

"Sisi sudahlah. Demi aku duduklah manis" pinta lelaki itu sekali lagi dengan lembut.

Pembantu yang masih perawan itu tidak mampu menolak keinginan Digo. Dan mengapa pula Sisi tidak berniat untuk keluar dari tempat itu.
Sisi menyadari kedudukannya sebagai seorang pembantu yang hanya mampu menuruti keinginan sang majikan. Sisi hanya dapat menuruti keinginan Digo.

Digo sekilas menatap sosok Sisi yang masih muda dan tentunya perawan. Tubuh Sisi begitu indah dan sintal dibalut dengan pakaian sederhana. Sangat berbeda dengan Ghina. Sisi begitu mempesona hatinya.

"Si, jam berapa sekarang?"

"Jam dua dini hari Pak".

"Sisi tataplah mataku tataplah dengan hati yang tulus" pinta lelaki itu lembut seraya memegang kedua pangkal lengan pembantunya.
Gadis suci itu kembali menuruti keinginan sang majikan. Menatap lelaki itu dengan bola matanya yang bulat seperti mata kelinci. Sisi pun merasakan adanya kenikmatan ketenangan di dalam hatinya, rasa bahagia terbentuk indah disana. Di relung matanya terlukis dengan jelas sebuah kemesraan. Sisi bukanlah pembantu yang bodoh setiap hari Sisi selalu ingin mengetahui situasi dengan membaca surat kabar, majalah, bahkan Sisi suka membaca novel.
Sisi mempunyai waktu banyak sehingga dia sering menimba ilmu dengan seringnya membaca buku ilmu pengetahuan dari komputer sampai management.

Cinta Diantara Pucuk PinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang