Neyla POV:
Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah dengan selamat.
Namun tdk dengan penampilanku.
Pasti penampilanku sangat kacau.
Aku tersenyum melihat security membukakan ku pagar sembari tersenyum.
Aku tak langsung masuk ke dalam.
Aku melihat 2 koper. Yg satunya besar dan satunya kecil.
Astaga. Ada apalagi ini?
-batinku- sambil duduk di kursi yg di sediakan di depan rumah.
Sudah cukup dengan kehilangan kasih sayang dari ayah dan siksa yg di berikan kepadaku selama ini.
Aku membenamkan wajahku dan melihat ke bawah. Sungguh, aku tidak bisa lagi menahan air mataku mengingat aku dan saudariku sewaktu kecil, dan gelak tawa bersama dengan ayah dan ibu.
Hiks..
Kreek..
Terdengar suara pintu terbuka. Aku tidak menengok.
"Neyla! Kamu nggak capek apa nangis terus tiap hari?!"
Itu saudariku. Scassie. Aku tdk tahu kenapa dia selalu bersikap demikian padaku.
Sudah cukup hari ini aku di bentak terus. Aku lelah dengan semuanya.
"Sudah cukup! Hentikan air mata buaya mu itu ney! Aku muak melihatnya"
Aku tdk peduli apa yg dikatakannya.
Apa katanya? Air mata buaya? Dia fikir aku ini apa?!
"Dan pergi dari sini!" Ucapnya sembari sandar di pintu yg masih terbuka itu.
"Tidak! Kau memang kakak ku. Tapi kau tidak punya hak untuk mengusir ku dari rumah ini!" . "Kakak macam apa kau ini, huh?!" Aku berdiri dari duduk ku.
"Hey?! Apa kau lupa? Ini adalah rumahku!" Ucapnya sambil melipat tangan di depan dada dan memutar bola mata.
"Kau memang sudah lupa darat cas!! Mama bilang rumah ini akan kita tempati bersama selama salah satu dari kita belum menikah!" Aku menekan setiap kalimat dengan suara yg sdh parau akibat menangis.
Ku Rasa berdebat dengannya hanya membuat waktu terbuang begitu saja.
Aku langsung menerobos masuk ke dalam rumah dan masuk ke kamar.
Sampai di kamar aku langsung duduk di tepi kasur dan melempar tas sekolahku ke sembarang tempat.
Aku terisak. Ya. Apalagi yg bisa aku lakukan selain menangis?
Aku memang tak ada gunanya.
Vote+comment Ya guys^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble maker
Random"Sebenarnya aku melakukannya karna aku selalu merasa kesepian di keramaian. Semua seakan menjauhiku dan sibuk dengan urusannya sendiri. Bahkan ibuku" Kenapa semuanya harus begini? Aku ingin kembali pada waktu kecil dulu yg hidup dengan kasih sayang...
