Special Chapter (Doyoon PoV)

1.8K 152 148
                                    

Special Chapter (Doyoon PoV)

Warning : Typo bertebaran, alur cerita tidak jelas, ide pasaran.

Dingin. Rasanya sangat dingin, tapi tak sedingin hatiku.

Sakit. Rasanya menyakitkan, tapi tak sesakit perasaanku.

Perkataannya yang menyakitkan terus-menerus berputar di dalam otakku. Bagaimana caranya menatap mataku penuh penyesalan dan tanpa basa-basi mengucapkan perpisahan. Kata-kata yang ia lontarkan siang tadi begitu jelas, tajam, dan menusuk sudut dasar hatiku. Aku telah memberikan seluruh hatiku padanya, namun berakhir dengan ia mencabiknya. Tidakkah ia tahu bahwa segenap cinta yang kupunya telah aku sandarkan pada dia ? Tidakkan ia tahu bahwa dia adalah pegangan hidupku yang berharga ? Satu-satunya tujuan hidupku adalah berbahagia bersamanya. Satu-satunya alasanku bertahan ditengah ketidak pedulian kedua orang tuaku adalah dia dan kakakku yang kini mulai mengacuhkanku. Aku seperti kehilangan arah tanpa dia disisiku.

Seungcheol-ah, kumohon jangan lakukan ini padaku. Seungcheol-ah... Seungcheol-ah...

*****

Aku membuka kedua mataku perlahan ketika matahari membiaskan cahayanya masuk ke dalam kamarku. Rasanya silau dan kepalaku terasa sangat pening ketika kucoba mengedarkan pandanganku. Rasa pening itu semakin mendera ketika kutolehkan kepalaku kesamping dan tubuhku terasa kaku untuk digerakkan. Aku bingung apa yang terjadi. Aku mencoba mengingat sedikit demi sedikit, perlahan-lahan dan akhirnya semua terjawab sudah. Dimulai dengan perkataan Seungcheol untuk mengakhiri hubungan kami dan berakhir dengan aku yang mengguyur diriku sendiri dibawah shower berjam-jam. Ternyata mengingat kejadian kemarin hanya membuat sakit dihatiku kembali dan bertambah parah. Aku belum pernah mengalami patah hati dan ternyata rasanya sesakit ini. Kalau begini caranya, aku akan memilih tak akan pernah merasakan hal yang dinamakan jatuh cinta. Karena begitu aku merasakannya, Tuhan menjatuhkan aku sedalam-dalamnya pada cinta yang tak akan bisa kumiliki.

Tapi bagaimana mungkin aku tidak mencintai Seungcheol ? Dia adalah orang paling baik selain kakakku yang pernah ada dalam hidupku. Aku ingat pertama kali saat kita saling mengenal, itu terjadi saat kami kelas satu SMA. Aku dan Seungcheol berada dalam satu kelas dan seperti sebelum-sebelumnya, aku tak memiliki satupun teman dekat. Entah apa yang membuat mereka enggan mengenal dekat diriku, namun mereka mengatakan bahwa aku adalah orang yang terlalu pendiam, tertutup, dan anti sosial. Hingga suatu saat, sebuah kejadian membuat aku dan Seungcheol mulai saling mengenal. Ketika itu pelajaran olahraga dan guru mengajarkan materi basket pada kelasku. Guru kami membagi kelas menjadi dua kelompok dan meminta kami untuk bertanding. Ditengah-tengah pertandingan, seorang siswa tanpa sengaja melempar bola basket dan mengenai kepalaku hingga aku jatuh tersungkur. Bukannya menolong, teman-teman yang berada di sekitarku hanya menatap sesaat dan menganggap bahwa tak ada kejadian apapun yang menimpaku. Hatiku terasa sangat sakit diacuhkan seperti itu. Namun sebuah tangan terulur di depan wajahku lalu membantuku berdiri dari posisiku. Tangan itu besar, hangat, nyaman, dan terasa pas ketika menggenggamku. Kudongakkan kepalaku dan saat itulah aku melihat wajah tampan Seungcheol, malaikat pelindungku.

Sejak hari itu, aku dan Seungcheol mulai mengenal satu sama lain dan kami menjadi semakin dekat dari waktu ke waktu. Tanpa aku sadari, timbul perasaan sayang lebih dari sekedar sahabat padanya. Perasaan ini muncul seiring dengan kehadirannya yang selalu ada dalam hidupku. Ia menemaniku, menolongku dari kesulitan, melindungiku, menjagaku, dan menyayangiku layaknya orang yang berharga dalam hidupnya. Aku tersanjung dan tersentuh atas segala sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi sosok yang begitu mengagumkan dan mendekati sempurna dimataku. Semakin lama, aku makin menggantungkan hidupku padanya. Sampai tiba waktu dimana ia menyatakan perasaannya padaku yang ternyata telah terpendam ketika kami masih SMA. Aku begitu bahagia dan rasanya takkan ada hal lain yang lebih membahagiakan dari hal ini. Hingga sebuah kejadian konyol menghancurkan segalanya dan membuat aku kehilangan sosok malaikat penjaga di hidupku.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang