Dendam

232 14 0
                                    

"Ketika kegelapan mulai datang, ketika itu pula kau datang dengan cahaya di setiap sayapmu"

Apa yang kalian fikirkan ketika mendengar kata vampir, werewolf dan guardian. Takut hingga buluk kuduk kalian berdiri, takut hingga darah kalian hampir membeku, atau berusaha mengelalak dari kenyaataan bahwa mahluk fana seperti mereka tidak ada di abad ke 21 ini. Tapi faktanya mereka ada hidup di antara kalian. Berbaur dengan kalian. Bahkan mungkin tinggal di samping rumah kalian. Mereka pintar bersandiwara mungkin aktor terkenal seperti Kim so hyun pun kalah jika beradu akting dengan mereka.

Mereka memang berbeda. Tapi percayalah kalau mereka benar-benar ada di sekitar kali____

"Cukup sampai situ Jung hana" Seseorang menepuk pundaknya pelan. Di taruhnya segelas jus jeruk di samping laptop yang tadi masih asyik di jamah jemari lentik Hana. Sang empunya hanya memajukan bibirnya beberapa mili lalu memilih meminum jus jeruk yang ia dapat dari Jin Sunbae yang sekarang sedang duduk manis di atas mejanya. Ralat maksudnya meja kafe milik Jin Sunbae.

"Kita harus mengungkapkan kalau kita ada oppa ?" Hanya senyum tipis yang di dapat Hana dari lelaki tampan di depannya. Dengan sedikit kesal dia bangit hendak pergi, merapihkan barang-barang di meja dan memasukan laptop kesayangannya di tas Biru tua pemberian dari Suho sang kakak pada ulang tahunnya yang ke 152 mungkin. Akh entahlah toh mahluk seperti dia tidak mengenal umur, bagi mereka selagi mereka masih bisa merasakan matahari senja mereka masih bisa hidup karena itu adalah sumber makanan mereka sang Guardian. Yah Jung Hana seorang Guardian begitu pula SeokJin dan juga kakaknya Suho.

"Jangan pernah menulis yang tidak-tidak kalau tidak mau ada pertumpahan darah Guardian, bangsa vampir dan bangsa werewolf Hana"

Hana menghentika langkahnya ketika Seokjin berbicara melalui fikirannya. Sebagai catatan mereka,guardian angel dan vampir bisa membaca pikiran masing-masing klannya terkecuali Werewolf mereka tidak bisa membaca pikiran melainkan dapat mengendalikan pemikiran lawannya.

"Kau masih ingat bukan kejadian 100 tahun lalu" Hana menatap seokjin di helanya nafas panjang lalu mengangguk kecil.

"Lebih tepatnya 101 tahun yang lalu dan aku tidak akan pernah lupa Gigi taring mereka yang telah merobek , akh lupakan" Hana pergi dalam diam.

"Maaf" Seokjin berucap pelan sembari menatap kepergian Hana.

The Immortal BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang