New World

84 9 0
                                    

"Aku datang dan kau pun merasakanya ?"

Alunan musik dari lagu walkin yang di populerkan boyband super junior menyambut Kim Ran ketika membuka pintu Kafe. Dilangkahkan kakinya menuju meja kasir dan sedikit menengok ke dapur untuk melihat Seokjin sedang memanggang beberapa kue kismis coklat.

"Pagi Ran" Sapa Seokjin tanpa melihat sang gadis yang hanya menyembulkan kepalanya saja di dapur sedangkan badannya ada di luar.

"Ini sudah siang oppa, apanya yang pagi" Jawab Ran sambil berlalu meninggalkan dapur. Seokjin segera memasukan kismis coklat dengan sedikit keju di atasnya itu ke dalam oven dengan suhu yang sudah di atur sekian derajat lalu berjalan menghampiri Ran yang sekarang sedang berdiri menompang dagu  dengan tangan di meja kasir.

"Dan kenapa kau terlambat ?"

"Ken bilang kau tidak akan memarahiku walaupun terlambat, jadi jangan salahkan aku" Ran mengambil satu roti keju yang berada di keranjang samping meja kasir lalu memakannya.

"Apa itu harus aku masukan ke dalam daftar pemotongan gajimu"

"Kau bercanda" Di taruhnya lagi roti yang sudah dia gigit ke dalam keranjang dengan wajah tak berdosa. Seokjin tesenyum tipis lalu mengambil roti bekas Ran dan memakannya.

"Kau memakannya, Gajimu juga harus di potong"

"Aku pemiliknya, jadi tidak ada pemotongan gaji untuk seorang bos Ran, Kejunya terlalu manis, perasaan aku tidak memasukan selai strawberi" Seokjin bergumam sambil meninggalkan Ran yang hanya diam di tempat.

"Bodoh, sejak kapan Rasa keju berubah jadi manis, dan selai strawberi, tidak ada selai__oh tunggu dulu, aish dasar" Ran mengusap bibirnys pelan dan baru sadar kalau Lipblam rasa strawberi yang ia pakai pagi ini.

Ran tidak habis fikir kadang Seokjin pandai sekali menebak semua bahan dan rasa. Indra perasanya seakan dua atau mungkin tujuh kali lipat dari orang normal. Ketika Dirinya tidak sengaja menumpahkan sedikit bubuk cabe pada adonan kue coklat Seokjin bisa merasakannya padahal dengan adonan coklat sebanyak itu tidak mengkin ada rasa pedas.

Lonceng di atas pintu berdenting. Pertanda ada pelanggan datang. Ran menoleh melihat sosok bertubuh tegap dengan setelan kemeja putih bergaris kacing hitam dan di balut dengan jas yang senada dengan celananya berjalan santai bak model ke arahnya. Memasuka tangan kiri ke ceruk celananya dan tangan kanannya menggenggam ipad yang menjadi objek perhatiannya.

"Coffe Late" ucapnya tanpa memandang Ran.

"Ice or Hot ?"

"Hot"

"Minum di sini atau__"

"Kurasa aku tidak mungkin tenang kalau minum di sini"
Ucap sang pria, ketika pandangannya  beralih melihat Seokjin sudah berdiri di balakang Ran dengan tatapan sulit di artikan.

" Sunbae , sejak kapan kau ada di bela__" kata-kata Ran terpotong ketika Seokjin menariknya ke balakang punggungnya mencoba menghalangi Ran dari pandangan tajam sang mata sipit di depannya.

"Pergilah ke dapur, biar aku yang melayaninya ?" Titah Seokjin.

"Baiklah" Ran menurut tanpa berkata apapun. Suara Seokjin tadi sedikit di beratkan dan kalau kata Ken jika suara intonasi Seokjin sudah seperti itu lebih baik Ran langsung menurut kalau tidak ingin mendapat kemarahan dari sang sunbae.

"Lama tidak bertemu Jin-si ?" Lelaki bermata sipit menyapa terlebih dahulu dengan tangan terulur ke depan mencoba berjabat tangan.

"Tidak usah berbasa-basi Jung Leo" Balasnya dingin tanpa sedikitpun berniat menyambut jabatan tangan sang Rival.

The Immortal BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang