Pengakuan Kim Ran

77 6 0
                                    

"Bisakah aku bisakkan pada hujan kalau aku meridukanmu ?"

_Kim Ran_

"Bisakah aku bisikan pada hujan kalau aku merindukanmu ?"

Ran mengetik pada layar telfon gengam miliknya. Agak ragu sebelum menekan tombol Send di bawah pojok kanan. Menimang nimang apakah isi smsnya terlalu kekanakan dan berlebihan.

Tapi faktanya dia benar-benar merindukan Jung Taekwoon yang sudah seminggu ini belum dia temui. Taekwoon tidak menghilang setelah ciuman mereka dia bilang kalau seminggu kedepan dia harus pergi ke paris untuk mengurus bisnisnya yang tidak dapat ia tinggalkan. Dan ini sudah seminggu Ran fikir Taekwoon sudah pulang jadi ia berniat mengirimkannya sebuah pesan. Bukannya Ran tidak berani menelfon dan bertanya langsung hanya saja dia takut mengganggu Taekwoon.

"Kirim saja" Seseorang mengagetkan lamunanya dan tampa sengaja dia menekan tombol send. Ran mencoba membatalkannya tapi tidak bisa pesannya sudah terlanjur terkirim. Dengan kesal Ran menolehkan wajahnya ke belakang mencoba menebak siapa yang sudah mengagetkannya. Dia melihat seorang laki-laki yang tersenyum cerah dengan celemek Coffe Shop yang sama dengan yang ia pakai.

"Hai perkenalkan namaku Kim Taehyung aku pekerja baru di sini , Nunna" Taehyung membungkukan dirinya lalu menatap lagi dengan senyum di wajahnya.

Ran melirik Seokjin yang sedang menatap mereka dan seolah meminta penjelasan tapi Seokjin hanya tersenyum dan mengangguk.

"Mohon bantuan dan bimbingannya" Lanjutnya lagi lalu melangkah pergi hendak membersihkan pintu kaca depan. Awalnya Ran ingin bertanya lebih lanjut. Tapi bunyi dari poselnya mengurungkan niatnya dan sedikit kaget ketika melihat layar posel tertera nama CEO Jung di depannya.

Sedikit menenangkan dirinya Ran menggeser tombol hijau pada Handphonenya. Dan suara yang sudah ia rindukan selama seminggu ini terdengar jelas di telinganya.

"Hallo"

"Iya Taekwoon"

"Aku menerima pesanmu, Dan aku juga bisikan pada angin yang berhembus yang menggugurkan dedauan kalau aku merindukanmu Kim Ran".

Ran terdiam ketika Taekwoon membalas pesan rindunya. Wajahnya mungkin sekarang sudah memerah. Untung saja Taekwoon tidak bisa melihatnya.

"Kau masih di sana Ran ?"

" Iya. Taekwoon ?"

Ran tidak bisa menahannya lagi, persetan dengan kata Hana yang bilang harus menunggu nyatanya dia tidak pandai dalam hal yang satu ini. Tidak peduli juga dengan hukum cinta yang di buat Jaehwan kalau haram hukumnya wanita menyatakan cinta terlebih dahulu. Nyatanya sekarang Ran ingin melanggarnya dia bersedia menerima hukuman apapun asalkan rasa yang mencekik lehernya ini bisa dia keluarkan.

"Aku mencintaimu Taekwoon" Satu kalimat tiga kata dan dua puluh dua huruf keluar mulus dari bibirnya rasa cekikan itu seolah-olah lebur sudah tergantikan dengan rasa lega yang menjalar seluruh badannya. Ada sedikit rasa khawatir ketika dia tidak mendengar jawaban apapun dari orang di seberang sana. Ran hanya berharap Taekwoon tidak mendengarnya. Mungkin saja kan tiba-tiba sambungannya terputus tapi ketika Ran melihat layar ponselnya masih tertera nama CEO jung di sana.

"Ran, ayo kita makan malam. Malam ini ?"

Bukan jawaban yang di dapat Ran tapi melainkan sebuah ajakan makan malam. Ada sedikit rasa kecewa di hatinya ketika Taekwoon mengabaikan pengakuannya.

"Baiklah"

"Nanti aku jemput di rumahmu jam delapan malam"

"Nde"

The Immortal BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang