Kesempatan itu Selalu Ada

13 0 0
                                    

Seorang gadis cemberut ketika dibangunkan dari tidurnya oleh sahabatnya. Ia tak menghiraukan sahabatnya itu. Ia memilih untuk memejamkan matanya lagi, sadar kalau dirinya masih mengantuk. Sebut saja Annisa Valensia.

"Nis, bangun atuh, ayolah temenin gue." Bujuk temannya, sebut saja Tania Salsabilah. Ia menarik selimut yang di pakai oleh Nisa. Dan menarik tangan Nisa agar mau bangun.

"Gue males ah. Elo sendiri aja gih, gue sama sekali gak berminat ketemu idola lo. Mending gue tidur lagi, lo ajak yang lain gih." Ucap Nisa sembari tidur lagi dan menarik selimutnya. Namun lagi-lagi di tarik oleh Tania.

"Ayolah, please. Jarang-jarang nih bisa ikutan event gini. Argh lo tega ih sama sahabat sendiri. Ya udah gue males deh lain kali nemenin elo ke toko buku lagi." Ucap Tania santai. Ia menggunakan jurus andalannya.

"Argh elo nih bisanya ngancem. Iya, iya gue temenin lo." Nisa berdecak kesal dan bangun, meninggalkan mimpi indahnya. Dan segera menuju kamar mandinya.

"Yes. Ah lo emang sahabat gue nis." Ucap Tania senang. Dirinya tertawa karena Ia berhasil menggunakan jurus andalannya. Nisa paling tak suka kalau harus pergi ke toko buku sendiri. Karena Nisa sangat malas kalau harus memilih Novel sendiri tanpa adanya pendapat bagus atau tidaknya Novel yang dipilihnya itu.

Setelah setengah jam, Nisa keluar dari kamar mandinya. Ia telah menggunakan kaos bertuliskan "Perfect" berwarna biru muda dan celana jeans. Ia terlihat santai. Berbeda dengan Tania yang menggunakan dress selutut berwarna putih. Tania tersenyum, Ia tahu sahabatnya itu emang suka yang simple. Ia cuek akan penampilannya. Namun karena itu Tania suka bersahabat dengan Nisa, karena Nisa apa adanya.

"Eh, lo udah selesai baca novel yang kemarin lo beli?" Tanya Tania sambil menunjukkan Novel yang Ia pegang.

"Yang judulnya Truth?" Tanya Nisa sambil menyisir rambutnya.

"Iyap, happy end or sad end?" Tanya Tania lagi.

"Happy end. But, semoga gak kejadian di diri gue ya." Nisa bergidik mengingat ceritanya dan bergidik.

"Emang ceritanya gimana? Sinopsis kemarin bagus ah." Tania mengerutkan keningnya.

"Ya gitu. Intinya sahabatnya dia punya idola. Trus dianya kan awalnya gak suka sama idola sahabatnya. Tapi ujung-ujungnya dia naksir juga sama idola sahabatnya itu. Gak banget kan! kalau sampe kenyataan. Ntar gue naksir idola lo lagi, ogah gue." Kata Nisa sembari memasukkan handphonenya di saku celananya. Dan memasangkan headset di telingannya. Tania hanya tersenyum melihat sahabatnya ini. Ia malah justru berharap cerita di novel itu menjadi kenyataan di diri Nisa. Biar dia gak usah repot-repot bujuk Nisa kalau ada event sama idolanya.

Setelah Nisa selesai menyisir rambutnya. Nisa dan Tania segera berangkat menuju cafe green. Membutuhkan waktu 30 menit saja untuk mereka sampai ditempat. Lalu Tania segera turun dari mobilnya disusul oleh Nisa. Beruntung event kali ini in door. Sehingga membuat Nisa sedikit lega. Ketika mereka masuk ke dalam cafe, wajah Nisa langsung berubah semakin sebal. Akibat cafe ini sangat padat dengan para fans" lainnya, sebut saja smash blast.

Tania menarik Nisa kedepan, mencoba menyelip diantara para smash blast yang lain agar dapat melihat Smash dari depan. Tania dan para smash blast yang lain berteriak ketika idolanya naik ke atas stage. Mereka semua ikut bernyanyi bersama secara kompak dengan idolanya. Nisa hanya menggerutu sebal melihatnya. Gak banget! Fikirnya.

Setelah Smash selesai menyanyikan lagu andalannya I heart You. Seorang Mc naik ke atas stage mengumumkan. Bahwa para smash blast akan dibagikan kupon, setelah itu nantinya salah satu kupon akan diambil oleh salah satu member smash, yang beruntung akan berlibur secara gratis bersama smash ke Bali selama 3 hari. Siapa yang tak ingin bukan?

OneShoot by FaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang