Blood Two

95 7 0
                                    

Picture : Shana

Darkana terbaring lemah diatas kasur berukuran queen size milik Luke. Infus dan tabung oksigen ada di kedua sisinya, seluruh tubuhnya diperban sepeti mumi. Terkadang, sebelum tidur, Luke gemetar ketika melihat Darkana yang menyerupai mumi.

Sudah dua minggu Darkana terbaring lemah di atas kasur Luke, dan sudah dua minggu juga Luke tidur disofa. Sofanya sih empuk, lebih empuk dari kasurnya. Tapi, tiap tengah malam, Luke selalu hampir jatuh dari sofa. Dan itu membuatnya sedikit kesal.

Dan hari ini adalah hari kepulangan ayahnya dari luar negeri

Maria, Luke dan Lune sedang menonton film drama ditemani tiga pop corn berbeda rasa. Mereka menonton dengan serius, sehingga suara telpon berdering merusak suasana serius mereka. Dan telpon Luke lah yang berdering, dengan cepat Luke menjawab telponnya.

"Halo? Luke? Ini ayah.. Ayah ada di bandara, bisa jemput ayah?"

"Ayah?! Ayah sudah pulang?! Kukira ayah akan pulang setelah dua bulan.."

"Haha, ada kesalahan teknis, diberi tahu pulangnya setelah 2 bulan, tapi pulangnya malah setelah sebulan.."

"Haha, mungkin bos ayah sudah pikun pikunan.."

Lune yang sejak tadi menguping pun berteriak

"Kakak!! Ayah mana?! Ayah mana?!" tanya Lune dengan intonasi tinggi

"Dibandara.. Ayah, aku akan menjemput ayah.. Ada beberapa hal yang ingin kusampaikan" kata Luke serius

"Ya.. Ayah akan tunggu"

Luke mematikan hpnya dan segera mengambil kunci mobil yang digantung didekat pintu. Ia memberi salam pada Maria dan Lune, lalu pergi keluar rumah.

Diperjalanan, Luke terdiam, fokus dengan jalan raya dan terkadang memikirkan Darkana yang sampai sekarang ia tak mengetahui namanya.

Sementara itu, di bandara..

Andrew, ayah dari Luke dan Lune, sekaligus istri dari Maria, berbicara melalui hpnya.
"Halo Andrew.. Bagaimana kabar putraku?"

"Ah, Darween.. Maksudmu Luke kan?"

"Ya, bagaimana kabarnya?"

"Dia bertumbuh dengan baik.. Tapi, dia tak mengenalmu.. Apa perlu ku perkenalkan tentang dirimu padanya?"

"Tidak"

"Kenapa? Kau kan ayahnya.. Aku hanya ayah angkatnya.. Ia bahkan tak mengetahui kalau aku ini ayah angkatnya"

"Aku mengatakan padamu 'tidak', berarti tetap 'tidak'"

"Itu bukan jawaban Darween.."

"Menurutku itu adalah jawaban.."

"Ah, sudahlah.. Susah berdebat denganmu.."

"Bagaimana kabar putriku?"

"Kecerdasannya melebihi batas anak SD kelas 5 pada umumnya.. Persis seperti kakaknya, sangat jauh diatas rata rata"

"..... Tanggal 1 bulan depan, pertemukan aku dengan putra dan putriku.. Sampai jumpa.."

"Ya.. Sampai jumpa.."

Andrew duduk di kursi tunggu, menunggu Luke datang menjemputnya.

"Ayah!" suara Luke dari belakang Andrew

Andrew berbalik, menatap Luke dengan senyum manisnya.

"Maaf, agak lama Yah.. Tadi macet"

"Tak apa.. Ayo, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan"

Blood Of Fantasia WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang