Pada akhirnya aku memutuskan pergi ke sekolah setelah hampir setengah jam berdiam diri di perpustakaan. Entah apa yang akan terjadi kelak di sana. Apakah dipenuhi dengan skandal dengan anak cowok itu? Huufftt, melelahkan.
Pada saat aku di mobil van menuju sekolah, Fayn mengirim sesuatu di Black Berry Massanger.
"Ay!! Kamu hebat ya?! Banyak orang yang ngomongin kamu sekarang gegara kamu pacaran sama si Barly!"
Aku terhenyak. Otakku belum juga connect. Beberapa menit kemudian aku baru sadar apa yang Fayn maksud tadi.
"Dia mau buat skandal apa lagi sihh?? Buat kepalaku mau pecah saja." Gumamku sambil memijat kepalaku yang pusing. Pak Shim yang melihat itu merasa khawatir.
"Non Aya tidak apa-apa kan? Apa perlu Saya antar ke dokter?" Tanya Pak Shim khawatir.
"Gak usah, Pak Shim. Terimakasih.." jawabku sambil memejamkan mataku sejenak.
Sesampainya fi sekolah, banyak orang yang sudah menyambutku di lorong hingga di sudut kelas. Mengapa mereka sebaik itu? Tumben..
Di kelas IX- KELAS BAHASA DAN SASTRA
"Ayyyy!!!!!" Teriak Fayn dan Angga di meja mereka. Dengan langkah cuek aku langsung duduk di mejaku yang berada di belakang mereka.
"Kenapa ada tas orang lain di sini?? Apa ada murid baru??" Tanyaku dengan nada bingung.
"Fayn! Angga! Apa kelas kita menerima murid baru? Mengapa ada tas orang ading di sini??" Tanyaku dengan nada bingung.
"Ay, Barly dipindahkan ke kelas ini." Kata Angga dengan terbata-bata.
"Hah?? Masuk kelas ini? Kenapa bisa??"
"Kita juga tau dari si Farid, teman Barly. Katanya dia gak nyaman masuk kelas IPA 2." Jawab Fayn dengan nada cuek.
"Aku gak mau duduk sama dia!! Ga, kamu duduk sama dia ya? Kalau Fayn sama aku. Ok?" Kataku sambil memindahkan tas Barly ke tempat Angga. Sementara Fayn memindahkan diri menuju mejaku.
"Kenapa dia bisa masuk ke kelas ini. Mau ngajak ribut kali ya? Ukkhhh!!!" Kataku dengan nada kesal sambil memukulkan tanganku yang terkepal ke arah meja.
.
.
BEL MASUK PUN BERBUNYI. SAATNYA ANAK-ANAK SMAN 5 BANDUNG MASUK MENUJU KELAS MASING-MASING...Pada saat kami menunggu Pak Surya, guru Sastra Inggris kami masuk, labirin, ketua kelas kami menyuruh Barly untuk memperkenalkadiri fi hadapan anak- anak kelas Bahasa. Karena ank- anak kelas Bahasa tak mengenal dia dengan baik.
"Hai, nama saya Barly Adlina. Saya pindahan dari kelas IPA 2. Saya tidak suka pelajaran IPA. Maka dari itu daya pindah ke kelas ini." Kata Barly dengan nada santai.
"Kamu yakin datang ke kelas ini kareana ada Aya di sini?" Sahut anak laki- laki dengan jahil.
"Maybe. Because I like her!" Jawab Barly dengan cool. Semua anak-anak bersahutan memanggil namaku. Aku tak ingin mendengarnya karena kepala dan telingaku tetlanjur kesakitan.
.
.
JAM ISTIRAHAT TELAH TIBA. SEMUA ANAK-ANAK BERLARIAN MENUJU KANTIN DAN JUGA BEBERAPA TEMPAT UNTUK BERSANTAI RIA. AKU, FAYN, DAN ANGGA MEMUTUSKAN UNTUK PERGI KE TAMAN. TEMPAT ITU SUDAH 3 BULAN UNTUK KAMI TINGGALI UNTUK SANTAI."Ay, aku penasaran deh sama niat si Barly pindah ke kelas kita kita." Kata Angga sambil menyeruput es jeruknya.
"Kan udah tau kalau dia itu buat skandal sama Aya. Jadi, untuk menguatkan skandal itu,dia pindah ke kelas kita dan membuat para fabs nya menangis lagi." Jawab Fayn berspekulasi. Sementara mereka membicarakan Barly, aku sibuk dengan lamunanku.
"Kenapa sih dia masuk ke kelas itu? Apa dia ingin membuatku terkenal? Karena apanya? Apa dkandal berpacaran itu. Cih, aku tak sudi berpacaran dengan anak cowok terkenal itu dan tingginya seperti tiang listrik begitu." Celotehku dalam hati dengan nada kesal.
.
.
Pada saat itu juga, ada seseorang yang menutup mataku dari belakang. Tangannya besar sekali. Tapi masa Angga yang melakukannya? Apakah Labirin yang melakukan itu?? Itu tidak mungkin. ITU MUSTAHIL!!! Setelah mataku terbuka, pandanganku menjadi buram. Dengan cepat aku mengucek kedua mataku dan berbalik badan menuju sumber masalah itu. Dan ternyata dia adalah......
.
.
.
.
.
."BARLYYYY?????!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
heaven
RomancePROLOG. angin sendu menyapu poni lurusku. menyidakan siluet sore melukis langit yang kini berwarna orange delap. cahaya matahari selepas rintik hujan turun menyoroti beranda rumahku. kejadian siang tadi membuat bulu kudukku bergidik. dia datang deng...