PROLOG. angin sendu menyapu poni lurusku. menyidakan siluet sore melukis langit yang kini berwarna orange delap. cahaya matahari selepas rintik hujan turun menyoroti beranda rumahku. kejadian siang tadi membuat bulu kudukku bergidik. dia datang dengan payung kecil dan jaket gelapnya. kepalanya tertutup tudung sehingga wajahnya tak tetlihat dengan jelas. hampir saja aku terjebak hujan dan angin ribut. gemuruh petir pun tak pernah berhenti untuk saling berkejaran melewati awan hitam pekat itu. entah kenapa cowok itu sering mendekatiku. dan dia bahkan dengan beraninya membuat skandal denganku. dia bilang, alasan dia untuk mendekatiku karena dia merasa nyaman berteman denganku, merubah sikapnya terhadap semua perempuan, dan dia bilang, kalau dia.. . . . . . . . . . . menyukaiku. by Milla Try Komala