Maybe Tomorrow

2.1K 176 2
                                    

.

Terimakasih sudah membiarkanku menyimpan perasaan Ini...

...

Raina pov.

Aku menatap kembali tumpukkan surat yang ada dipojok kamarku.Tepatnya ada ditempat sampah berwarna coklat itu.

Sebesar apapun Aku menyukai dan mencintainya, dia takkan pernah melihat kearahku.Ya, takkan pernah, sia-sia saja semua hal yang kulakukan untuknya, karena takkan pernah berarti dimatanya.

Apalagi yang kali Ini, sepucuk surat yang kubuat untuknya juga tak kunjung selesai.

Entah apa yang sebenarnya kulakukan Ini.Bagai orang bodoh.Padahal, Aku juga tahu jika surat Ini akan berakhir ditong sampah, paling bagus akan tergeletak begitu saja dilantai lorong.

'Sadarlah, Ia tak menyukai mu, tak pernah '

Berulangkali Aku meyakinkan diriku untuk berhenti melakukan Ini.Namun, sisi lain didiriku selalu mengatakan,

'Jika hari Ini Ia tak menyukai mu, mungkin besok'

Ah, Aku sedang membicarakan Koo Junhoe, seorang sunbae berbakat yang populer disekolahku.

Tinggi,mancung,kulit putih bersih,mata yang selalu bersinar bak permata,juga, Ia tampan.Tak ada pria lain yang bisa mengalahkannya.
Hanya dia pria tertampan yang pernah kulihat.

Aku menyukai tanpa ada alasan yang pasti, kupikir Aku menyukainya karena ketampanan dan bakatnya, Namun, setelah sekian lama, bukan.

Perasaan itu muncul dengan sendirinya, tanpa permisi juga tanpa kuminta.Aku, menyukainya Hanya itu, tak ada alasan yang lebih baik dari itu.

--

"Sunbae?"

Pria itu langsung berbalik, menatapku intens dengan kedua matanya yang begitu Aku suka.

"Kau lagi.Mungkin besok, Kau bisa kembali"

Ujarnya dengan membenahi dasi yang terpasang rapi didadanya.

"Kemarin, Kau sudah berkata seperti itu padaku, dan hari Ini Aku datang.Lalu, Kemarinnya lagi, kau juga mengatakan hal yang sama.Kau sudah melakukan itu selama Kau menempati jabatan direktur diperusahaan Ini, sekitar dua tahun.Belum lagi saat kita masih di Jeguk"

Balasku padanya, Ia Hanya menunjukkan wajah datar nan dinginnya itu padaku yang masih setia membawa surat yang setiap malam kubuat untuknya.

"Aku sudah bilang kan dulu.Aku tak bisa menerima surat darimu.Kenapa Kau tak bisa mengerti juga?"

Aku mengulum senyum, "Karena Aku menyukaimu, dan tak ada alasan lain yang kupunya selain itu"

Junhoe beranjak dari kursinya, menghampiri tempatku berdiri sekarang Ini.

"Apa Kau tak bisa menyukai pria lain selain Aku? Apa tak ada Pria selain Aku yang bisa Kau kejar? Kenapa Kau membuat dirimu tersiksa Hanya untuk menyukai seseorang yang bahkan tak pernah bisa menyukai mu? Kau telah menyiksa dirimu terlalu lama.Berbahagialah dengan hal lain"

Junhoe mencengkeram kuat bahuku dan mulai menangis saat Junhoe berhenti berkata.

Kutatap wajah nya selama yang kubisa, menyimpan wajah datar Namun tampan itu dalam memori juga hatiku.Tanpa memberhentikan tangisku.

"Hanya ada satu jawaban dalam semua pertanyaan mu itu, karena Aku yakin Mungkin besok Kau akan menyukai ku juga.Aku yakin itu"

Junhoe menatap mataku dalam, seakan masih ada banyak pertanyaan dalam pikirannya.

"Bodoh! Kenapa Kau sia-siakan hatimu Hanya untuk seseorang seperti ku? Tak ada gunanya"

Aku memaksakan sebuah lengkungan dibibirku"Aku menyukai mu, jika Kau tak bisa untuk menyukai ku, maka, kumohon, Kau membiarkanku untuk menyimpan Perasaan Ini dihatiku.Mungkin besok, Aku takkan mendatangi mu lagi, Sunbae"

Fin

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Btw, Aku mau bilang makasih banyak bwt yang setia baca sama vote fic Aku yang (masih) banyak kekurangan Ini, thank you so much gengs

Sae.

miso -kjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang