PART 5

82 12 4
                                    

"Gikwang-ah... kenapa kau jadi begini??? Kau selalu ceria sebelumnya" Eunji menatap Gikwang yang sedang menulis daftar hadir kelas.

"Gikwang-ah..."

"Hmm..." hanya itu jawaban darinya. Membuat Eunji semakin kecewa pada Gikwang. Perasaan takut mulai muncul. Takut kalau-kalau Gikwang akan meninggalkannya seperti Junhyung.

"Kenapa kau jadi... begini?" Nada suara Eunji menurun diakhir kalimatnya. Hal itu membuat Gikwang menatapnya.

"Kau menangis semalaman?" Tanya Gikwang yang khawatir dengan keadaan Eunji. Wajahnya pucat dan matanya sembab. Sangat mengerikan.

"Ani... hanya saja... kau tak mendengarkanku lagi" Gikwang hanya membalasnya dengan anggukan kecil. Dia kembali dengan pekerjaannya sebelumnya.

"Bagaimana kalau kita jalan jalan Eunji?" Eunji langsung menoleh pada Gikwang. Tak biasanya Gikwang mengajaknya.

"Ung? Baiklah... kita akan kemana??? Tapi kau harus janji tidak boleh mengacuhkanku" Gikwang mengangguk dengan tersenyum seperti sedia kala.

"Akan aku kirimkan lewat sms" Gikwang menutup buku absennya dan berjalan pergi kekantor guru. Meninggalkan Eunji yang wajahnya bersemu. Tak lagi sepucat tadi.

0o0

       Seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut yang digelung keatas, rok pendek kotak kotak merah, serta sebuah hodi warna putih tulang bergambar kelinci. Dia sedang duduk menunggu di taman kecil dekat komplek rumahnya. Gadis itu terus tersenyum menunggu seseorang.

"Kau menunggu lama eunji?" Suara itu mengejutkannya. Ia menatap siapakah yang memanggilnya itu.

Seorang namja memakai kemeja putih dengan gambar rumit dibagian dada serta celana jeans hitam yang terlihat serasi.

"Ani... aku baru saja datang" kebohongan itu disampaikannya dengan senyum riang. Eunji sudah menunggu selama 45 menit.

"Ayo ikut aku..." Gikwang menarik tangan Eunji. Eunji hanya mengekor sambil menatap tubuh Gikwang dari belakang.

"Kemana Gikwang?" Pertanyaan itu tidak dijawab oleh Gikwang. Eunji terus mengekor sampai mereka tiba di tengah taman yang terdapat air mancur besar disana.

Seorang namja dengan jaket hitam sedang berdiri diam disana

"Hyung" panggil Gikwang pelan. Gikwang melepas genggaman tangannya pada Eunji, yang sebelumnya ia sempat menggenggam tangan mungil itu lebih erat lagi.

Wajah Eunji sontak berubah. Lelehan air mata kembali jatuh dipipi gadis manis itu. Yang dilihatnya terasa seperti membohonginya. Rasa sesak yang mencekik itu kembali menimpa hatinya. Hatinya sungguh sakit melihat Junhyung yang berdiri sambil tersenyum. Tubuhnya menghambur kepelukan Junhyung. Tapi tidak dengan hatinya. Hatinya masih berada di genggaman Gikwang. Tapi, tubuh Eunji yang terlanjur merindukan Junhyung segera memeluknya dengan erat.

"Lama tak jumpa Tteobokki~"

0o0

       Gikwang duduk diam ditepi tempat tidurnya. Masih dengan baju yang sama seperti yang dipakainya tadi. Sesekali dia mendengar tawa renyah dari Eunji. Tawa itu membuat Gikwang semakin bersedih, tawa itu bukan miliknya lagi.

     Tak ada gunanya ia meratapi ini semua. Eunji tak mungkin kembali. Ponsel yang ada disampingnya bergetar menandakan ada panggilan masuk yang ditujukan padanya. Tertera tulisan disana, Ms. Kim. Sekretaris ayahnya.

"Ne yoboseyo?"

"Selamat malam tuan Lee. Ayah anda meminta saya untuk menelfon anda karena besok ada rapat besar antar perusahaan yang harus anda hadiri. Sementara itu, ayah anda yang akan mengurus upacara kelulusan anda"

"Baiklah. Apakah appa bilang kalau appa akan kembali ke Korea?"

"Ne, besok anda bisa bertemu dengan Presdir di rapat itu tuan Lee"

"Ne, gomapseumida"

Ya, acara kelulusan sudah dekat. Besok. Hari terakhir dia akan menjumpai Eunji disekolah itu.

0o0

"Baiklah, hasil dari rapat ini sudah diputuskan. Tuan Choi selaku pemilik perusahaan GW memutuskan bahwa perusahaannya akan bekerjasama dengan perusahaan Tuan Lee selaku pemilik perusahaan Lee Corp. Rapat selesai"

      Semua orang berhamburan pergi kecuali Gikwang, ayahnya dan juga pemilik perusahaan GW itu.

"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih tuan Choi. Jadi, bagaimana tentang perjodohan putra hebatku ini?" Ucapan appa Gikwang itu membuat Gikwang bertanya tanya dan menatap appanya bingung.

"Tunggu sebentar, putriku akan segera datang. Nah, jadi kapan kita akan melakukan pertunangan?"

"Tentu saja, kalau bisa secepatnya"

Tok tok

       Pintu itu terbuka. Tampaklah gadis cantik dengan rambut gelombang indah memakai dres selutut berwarna hitam.

"Permisi" ucap gadis itu perlahan.

"Nah... ini dia anakku datang" tuan Choi menepuk kursi disebelahnya mengisyaratkan agar putrinya duduk disana.

"Wah, sudah besar ternyata. Semakin cantik seperti ibunya." Appa Gikwang memuji muji kecantikan gadis itu. Yang dipuji hanya tersenyum ramah.

"Kenalkan nak, ini Lee Gikwang. Pewaris tahta perusahaan Lee. Tampan bukan? Inilah yang akan bertunangan denganmu" Gikwang melotot. Gadis itu menatap Gikwang dengan sebuah senyum ramah.

"M.. mwo?" Bisik Gikwang pada ayahnya.

"Menurut pada appa" ayahnya balas berbisik.

"Jadi kapan kita akan memulai cara besar itu?"

"Bagaimana kalau minggu depan tuan Lee? Lebih cepat lebih baik kan?"

Iya... tau... emang agak pendek... maaf yaa?? Lagi sibuk mikirin ujian. Lain kali lebih panjang kok... keep read vote and comment
Gomabseubnida

Maaf sekali mungkin lama nunggu~ plot di episode kali ini juga tidak jelas. Maaf~

Tunggu episode selanjutnya ya~~~

All For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang