Part 6

138 14 4
                                    

Sekarang Gikwang sedang bersama gadis itu. Mereka diantarkan ke sebuah kafe dan dipaksa berkencan. Gikwang sedikit melonggarkan dasi yang dipakainya karena mulai terasa sesak. Ekspresi tak nyaman terus ia tampilkan. Sementara gadis itu masih memandanganya.

"Berhenti menatapku." seketika gadis itu menunduk. Tak berani menatap mata tajam Gikwang yang sekarang melihatnya.

"Siapa tadi namamu? Aku lupa. Aku tak bisa ingat nama orang dengan baik," ucap Gikwang sambil bersandar pada kursi, menyamankan posisi duduknya.

"Saya Choi Halla, Saya sudah memberitahu anda 4 kali Gikwang-ssi" gadis itu, yang bernama Halla, dia menunduk.

"Hei, Tina-ssi kenapa kau tidak menatapku saat bicara? Tidak sopan sekali," mendengar itu, Halla menyibakkan rambut lurus sepunggungnya dan menatap Gikwang dengan seulas senyum manis.

"Bukankah anda yang menyuruhku melakukannya? Dan namaku Choi Halla, bukan Tina."

"Kita seumuran, hentikan berbicara formal seperti itu, Nalla" Gikwang menatap keluar jendela. Menatap sepasang kekasih yang sepertinya sedang berjalan-jalan. Si gadis bergelayut manja di lengan si pria. Mereka sangat bahagia. Sama seperti Gikwang, dia merasa lebih berguna untuk hyungnya.

"Gikwang-ssi, namaku Halla" Halla mengagetkan Gikwang yang sedang tersenyum. Sementara Gikwang masih menatap pasangan itu. Eunji dan Junhyung. Eunji yang menyadari Gikwang melihatnya, melambaikan tangan dengan senyuman manis pada Gikwang. Gikwang membalasnya, dengan senyum bahagia.

"Gikwang-ssi.... kenapa kau tersenyum seperti itu?" Halla menatap gikwang bingung. Yang ditatap hanya diam.

"Wae?" Halla mengerutkan dahinya dengan wajah sedikit kecewa.

"Senyum-mu, kau tersenyum tapi tidak dengan matamu. Kau bersedih," Halla menatap Gikwang cemas. Sementara Gikwang menatap Halla seperti 'bagaimana kau mengerti?'

"Kau bisa bercerita padaku, Eommaku seorang psikolog, dan aku mewarisi sedikit ilmu psikologinya," Halla menyeruput kopi pesanannya perlahan.

"Kita baru berkenalan 2 jam yang lalu. Aku rasa, cukup sampai disini pertemuan kita. Kita lanjutkan lain kali. Aku harus pergi." tanpa mengucapkan kalimat perpisahan Gikwang berlalu.

    Halla masih diam di tempat duduknya. Dia merogoh ponsel dari tas hitamnya. Halla memotret kopi milik Gikwang yang masih belum diminum, senyum bahagia jelas ada diwajahnya. Bagaimana tidak? Halla sudah mencintai Gikwang sebelum pertemuan mereka.

Flashback
   Seorang gadis berjalan mengekor pada seorang namja berpenampilan culun. Dari jarak jauh dia melihat punggung namja itu dan terus mengikuti. Sempat dia berpikir dia gila, tapi semakin tidak diikuti dia akan semakin penasaran pada sosok namja itu. Sudah sejak tahun pertamanya di SMP dia bertingkah seperti itu. Terus mengekor saat pulang atau berangkat sekolah. Begitulah kehidupan Halla selama 6 tahun ini, hingga dia bisa menemukan siapakah Gikwang. Pewaris tahta perusahaan Lee Corp. Perusahaan sahabat ayahnya. Dengan kerja keras Halla memaksa ayahnya agar menunangkannya dengan Gikwang. Hingga dia berhasil. 6 tahun itu kini tidaklah sia sia.
Flashback end

    Halla menguploadnya di akun instagramnya dengan caption

"Kopinya enak? Kenapa kau tidak meminumnya,"

Senyum riang kembali mengembang di bibirnya. Memamerkan lesung pipinya.

0o0

"Junhyung oppa, kau tidak akan meninggalkan aku lagi kan?"

"Apa kau mau seperti itu?"

"Tentu saja oppa,"

"Baiklah, mari kita lakukan"

   Senyuman terukir diwajah mereka. Eunji terus bergelayut manja di lengan Junhyung. Sesekali Junhyung mengusap kepalah Eunji menambah kemesraan mereka. Tidak dengan satu orang. Orang yang menyerahkan apapun yang dimiliknya pada hyung kesayangannya.

"Oppa buble tea!!!" Eunji menunjuk nunjuk sebuah gerai buble tea dipinggir jalan.

"Kau mau?? Ayo kita beli," Eunji tersenyum antusias.

    Akhirnya mereka mendapatkan buble tea, dan memutuskan untuk meminumnya di kursi dekat air mancur dimana mereka bertemu.

"Oppa,"

"Hmm..." Junhyung menoleh, menatap Eunji yang bersandar dibahunya. Matanya tertutup, senyum manis masih terukir diwajahnya, tangannya masih setia bertaut dengan tangan junhyung yang lebih besar dari tangannya.

"Oppa?" Eunji menatap Junhyung dengan senyum manis, menyandarkan dagunya di bahu Junhyung.

   Junhyung mengelus surai hitam Eunji yang lembut itu. Eunji mengembangkan senyumnya lagi. Hatinya berbunga bunga.

"Besok kau lulus kan?" Eunji membalasnya dengan anggukan.

"Kau akan kuliah, kau sudah semakin dewasa, tapi lihat, kau masih seperti gadis kecilku." Eunji mempoutkan bibirnya. Menatap Junhyung kesal, Eunji menghentakkan kakinya beberapa kali di tanah.

"Heii... sepatumu bisa rusak nanti... hentikan itu." Eunji memukul pelan lengan Junhyung, membuat Junhyung semakin gemas dengannya.

   Eunji diam, menatap wajah Junhyung yang sangat dirindukannya. Rasanya hatinya kembali tenang. Entah apa yang membuat Eunji kembali memikirkan Gikwang. Senyumnya yang tulus, lesung pipinya, eyesmile nya. Tanpa sadar dia memanggil Gikwang.

"Gikwang-ah" Junhyung menatap Eunji. Eunji yang sadar dengan apa yang di perbuatnya menatap Junhyung menyesal sekaligus terkejut.

"Gikwang?"

"Ani, anio...  eeeh.... Junhyung oppa..." Eunji tak berani menatap Junhyung. Dia khawatir kalau Junhyung akan marah padanya.

"Sudah sore, mari kita pulang?" Eunji menatap Junhyung yang masih tersenyum lembut.

    Sebuah anggukan diberikan Eunji pada Junhyung. Mereka beranjak pergi dari taman kota itu. Kembali, Junhyung menggenggam erat tangan Eunji seakan akan ingin terus menjaganya. Langkah Eunji kalah dengan Junhyung. Dia harus berjalan sedikit cepat karena tubuhnya yang mungil.
    Junhyung membukakan pintu mobil untuk Eunji, yang dibukakan segera masuk disusul dengan Junhyung

Gikwang ikut tersenyum. Dia menatap mereka berdua yang berlalu dengan mobil mereka. Gikwang sedikit merasa... Tenang.

  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang