1. Bencana Masa Lalu

313K 12.9K 415
                                    

REPOST

Part lengkap tersedia di Google Play, Kubaca, Karyakarsa ^.^

...

Siang yang panas diGörlitz, sebuah kota kecil di Jerman, di tepi , negara bagian . Seorang pria dengan rambut kusut sedang termenung di meja kerjanya. Pria itu, Jenandra Gabriel Aditama, seorang pria muda berusia dua puluh lima tahun yang juga berprofesi sebagai seorang dokter bedah.

Andra, begitu ia biasa dipanggil, tengah memandang foto yang ada di tangannya dan tersenyum pedih. Foto itu adalah foto terakhir yang ia buat bersama Renata, delapan tahun lalu. Foto saat mereka berada di pet shop untuk membeli kucing, sebelum bencana itu datang. Bencana yang membuatnya kehilangan Renata untuk selamanya. Dan, tentu saja, semua itu salahnya.

Flashback on...

Siang itu Andra baru saja selesai mengikuti pedalaman materi di sekolah. Umurnya hampir tujuh belas tahun dan sebentar lagi ia akan lulus SMU. Sudah jam empat sore sekarang, yang ia inginkan hanyalah pulang dan makan.

"Andra!"

Suara itu membuatnya menoleh dan tersenyum saat melihat seorang gadis cantik berlari ke arahnya.

Gadis itu, Renata Joanina Hoffman, kekasihnya selama hampir empat tahun ini. Ya, mereka mulai berpacaran saat umur mereka tiga belas tahun. Katakan ia gila karena berani menyatakan perasaannya di saat mereka bahkan masih belum dewasa. But he love her, so much, dan ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Renata lebih lama lagi.

Renata adalah murid pindahan dari Jerman. Ayahnya menjadi duta besar di Jakarta saat gadis itu lulus sekolah dasar. Karena itulah mereka sekeluarga pindah ke Negara ini. Sejak awal hanya Andra yang dekat dengan Rena karena memang hanya dirinya yang bisa berbahasa Jerman di sekolah. Sekolah mereka memang sekolah internasional, tetapi untuk anak kelas satu SMP, mereka hanya diajarkan bahasa Inggris. Untuk bahasa asing lainnya, mereka baru mulai belajar di kelas dua SMP.

Renata belum terlalu lancar berbahasa Inggris, karena itulah dia lebih senang berbicara bahasa Jerman. Praktis, hanya beberapa orang saja yang dekat dengannya. Termasuk Andra yang memang sempat lama tinggal di sana. Ayahnya dulu kuliah dan bekerja di negara itu. Bertemu pujaan hatinya, menikah, dan akhirnya Andra lahir. Hingga usia Andra dua belas tahun, mereka sekeluarga tinggal di sana. Mereka memutuskan ke Indonesia karena ibunya tidak mau kembali ke Jerman.

Ceritanya, saat adiknya, Nayla, berumur dua tahun, mereka sekeluarga liburan ke Indonesia. Dua wanita Aditama itu rupanya sangat betah tinggal di Bandung, di rumah nenek mereka, sehingga mereka tidak mau kembali ke Jerman. Umur Andra baru enam tahun saat itu, tetapi dengan keras kepala, ia menolak pindah ke Indonesia.

Berbeda dengan Nayla dan ibunya, Andra memang lebih suka tinggal di Jerman. Jadilah saat itu ia dan ayahnya tinggal di Jerman, sementara ibunya dan Nayla tinggal di Bandung. Namun pada akhirnya, Andra harus mengalah pada keinginan ayahnya untuk pulang ke Indonesia setelah dirinya lulus sekolah dasar.

"Andra, mau temani aku sebentar?" Tanya Renata dengan bahasa Indonesia yang terpatah-patah.

"Ke mana?"

"Ke pet shop. Aku ingin membeli kucing," jawab gadis itu sambil tersenyum riang.

"Ayahmu mengijinkan?" Andra tahu Rena suka sekali pada kucing, tetapi ayahnya selalu melarang untuk memelihara binatang itu.

Rena mengangguk mantap. "Aku mengancam akan pergi jika dia tidak membolehkan aku membeli kucing."

Andra tertawa dan mengacak rambut gadis itu. Rena anak bungsu, jadi wajar jika dia sangat manja. Sifat keras kepala dan manja Rena hampir mirip dengan Nayla.

"Ayo, aku temani kalau begitu,"jawab Andra sambil meraih tangan Rena. Rasa laparnya terlupakan karena melihat senyum ceria gadis itu. Memang benar cinta bisa mengalahkan segalanya.

Rena adalah cinta pertamanya. Wanita yang ia harapkan bisa menjadi pendamping hidupnya kelak. Wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anaknya nanti. Umurnya memang masih tujuh belas tahun, tetapi Andra selalu berpikiran jauh ke depan. Ia bukan lelaki yang mudah jatuh cinta. Begitu ia memutuskan untuk menjalin suatu hubungan, ia akan berkomitmen untuk menjaga hubungan itu. Sekuat yang ia bisa.

Namun, rupanya takdir berkata lain. Malam itu hujan turun dengan derasnya. Langit gelap dan petir menyambar-nyambar tanpa ampun seolah Tuhan sedang murka. Mereka tidak bisa memaksa untuk pulang meskipun saat itu Andra membawa mobil. Ia sudah tahu bagaimana kondisi jalanan Jakarta jika sedang seperti ini pasti akan macet atau bahkan banjir.

Rena memaksa untuk pulang. Gadis itu bilang ibunya khawatir. Memang mereka berdua terlalu asyik di petshop itu hingga lupa waktu. Jadilah Andra berkendara dalam hujan deras malam itu. Ia tidak ingin Rena semakin terlambat pulang.

Mungkin ia terlalu lelah. Atau mungkin ia mengantuk, hingga tidak fokus menyetir. Semua terjadi begitu cepat. Andra mencoba menghindari genangan air di depannya, tetapi naas, dari arah berlawanan, muncul bus yang melaju kencang dan ia tidak sempat menghindar.

Mobil dihantam bus hingga bagian sisi penumpang remuk. Andra hanya menderita luka karena pecahan kaca di bahu. Namun saat ia menoleh ke samping, keadaan Rena sangat mengerikan. Darah mengucur deras dari kepala gadis itu, menodai rambut pirangnya. Andra melihat matanya masih berkedip. Gadis itu tidak pingsan.

Ya Tuhan, Rena pasti kesakitan. Andra mencoba meraih tangan Rena dengan kesulitan karena tubuh mereka terjepit badan mobil yang ringsek.

"Rena, bertahanlah, Sayang," bisiknya mencoba menguatkan Rena.

Mata Rena berkedip-kedip. "A... n... saa... kii... tt," bisiknya terpatah-patah dengan suara nyaris tak terdengar.

Hujan masih turun dengan derasnya. Walau begitu, Andra tahu ada orang-orang yang mencoba menyelamatkan mereka.

"Aa... nnnn... aaa... kkuu... ti... da... kk... kuu... aat... laa... gii..."

"Tidak! Sayang, bertahanlah. Aku mohon!"

Rena tersenyum. Satu tangannya yang penuh darah mencoba meraih pipi Andra. "Aa... kuu... me... n.. ci... n.. taimu..."

Dan itu adalah hal terakhir yang Rena ucapkan pada Andra. Itu malam terakhir Andra melihat Rena tersenyum padanya.

Flashback off...

Ia menghapus air mata yang menetes dan kembali meletakkan foto itu di meja kantor. Sesudahnya, ia hanya mampu duduk terdiam di kantornya yang ada di sebuah rumah sakit di Görlitz. Rumah sakit di mana ia juga menjadi direkturnya. Rumah sakit yang dipercayakan ayah Rena padanya.

Rena sangat ingin menjadi dokter sejak dirinya masih kecil. Karena itulah kakek Rena yang kaya raya membangun sebuah rumah sakit yang kelak akan diberikan pada Rena. Namun impian itu tidak pernah terwujud.

Hal ini pulalah yang membuat Andra memilih untuk menjadi dokter. Ia tidak ingin ada orang lain yang kehilangan orang yang dicintainya sepertinya. Cukup dirinya saja yang mengalami itu. Cukup ia saja.

================================================================

Adakah yang mau bilang, "ih thor, cerita yang ono aje belom selese dah bikin cerita baru" ? Hehehe...maapkeunnn...saya emang gini orangnya...
Buat yang belum ngerti, ini cerita dokter ganteng kakaknya Nayla. Siapa Nayla? Baca "LOVE WILL FIND THE WAY" buat yang belum baca. ^^

Untuk cerita ini mungkin slow update, biar yang laen selesai dulu. Hihihi...

Saya tunggu apresiasi teman - teman.

Big hugs and kisses,
Niken
#260216# 03.50 Pm

My Doctor, My Love (Tersedia Cetak Dan Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang