ANDRA POV
Aku belum yakin dengan hatiku, tapi aku harus bisa. Walau apapun juga, Rena tak akan pernah hidup lagi. Dia sudah tenang disana, tidak akan bisa kembali bersamaku disini.
Aku memejamkan mataku guna memantapkan hatiku. Aku jahat tidak berlaku seperti ini pada Nou? Bahkan hatiku belum yakin akan apa yang kurasakan pada Nou.
Aku mengamati Nou yang tertidur di sampingku. Kami baru saja memasuki Verona. Hari sudah gelap. Kuraih kepalanya, dan kusandarkan dibahuku. Dia bergerak mencari kenyamanannya dan akhirnya kembali tertidur tenang di dadaku.
Aku mengusap kepalanya dan menciumnya.
Katakanlah aku egois karena tidak mampu melepas dua-duanya. Tidak mampu melepas bayang-bayang masa laluku bersama Rena, dan tidak mampu melepas Nou untuk pergi mencari cinta lain.Aku mengerutkan keningku. Bayangan Nou bersama pria lain membuatku kesal.
"Kau tidak tidur, An?" Tanya Mike dari balik spion. Gab tertidur di sampingnya, begitu juga Nathan dan Nayla yang tertidur di belakang.
"Aku tidak mengantuk."
Mike kembali melirikku. "Ada yang mengganggu pikiranmu?"
"Banyak."
"Salah satunya?"
"Tentang dia."
Mike tahu siapa yang kumaksud dengan dia. Bukan Nou tentu saja, tapi Renata.
"Mantapkan hatimu, An. Lepaskan dia."
Aku mengembuskan napas pelan dan memandang keluar jendela, menatap kegelapan yang membentang di sekeliling kami.
Andai semudah itu.
Banyak hal kulalui bersama Rena. Kami merajut mimpi indah tentang masa depan kami yang akhirnya harus kandas di tengah jalan. Butuh waktu yang amat sangat lama bagiku untuk sekedar menyadari bahwa Rena tidak mungkin kembali dan mewujudkan mimpi kami.
Hidupku kehilangan arah. Aku yang awalnya bercita-cita menjadi
Technician Support, pada akhirnya banting setir masuk kedokteran untuk mewujudkan cita-cita Rena yang memang sangat ingin menjadi dokter bedah. Itu aku lakukan agar Rena tetap hidup. Di hatiku.Segala yang kulakukan adalah cita-cita Rena. Impian Rena. Bisa dikatakan aku hidup untuk memenuhi cita-cita Rena, bukan untuk diriku sendiri. Awalnya. Tetapi makin kesini, aku semakin menikmati hidupku. Rasanya hidupku memang di sini. Kekosongan itu terisi hanya dengan melihat pasien-pasienku tersenyum dan bisa sembuh seperti sedia kala.
Aku kembali menunduk dan memandang Nou yang tidur dengan nyenyak. Jika gadis ini tidak muncul di hidupku, entah apa akhirnya diriku akan pernah merasakan ini. Merasakan sesuatu yang aku sendiri tak yakin apa. Yang jelas, aku tak ingin kehilangan Nou.
Lamunanku terhenti saat Mike membelokkan mobil ke halaman sebuah hotel.
"Aku lelah. Lebih baik kita tidur dulu di sini. Gab, bangunlah!!" Mike membangunkan Gab disampingnya. Aku menoleh ke belakang, Nathan dan Nayla sudah bangun.
"Nou, bangunlah," aku mengguncang pelan tubuh Nou. Gadis itu tak bergerak.
Nayla cekikikan di belakangku. "Dia tidur seperti kerbau, Kak, percuma kau bangunkan dia."
Aku ikut terkekeh dan mau tidak mau harus menggendongnya.
Mike dan Gab sudah lebih dulu memesan kamar saat aku masuk sambil menggendong Nou.
"Wooww, kemajuan, Dokter!!" Seru Gab saat melihatku masuk.
"Diam kau, Gab! Di mana kamar kita?"
"Hanya tinggal satu kamar, An."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor, My Love (Tersedia Cetak Dan Ebook)
General FictionSebagian part telah dihapus. Tersedia di Playstore, KUBACA APP, KARYAKARSA THE DOCTOR SERIES - 1 Aku tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta lagi setelah kepergian kekasihku delapan tahun lalu. Tapi entah mengapa kehadiran gadis kecil itu mengusikk...