"Kau berhutang penjelasan padaku!"
Noura mengerang dan kembali duduk di kursi makan. Jantungnya berdegup kencang seakan baru saja mengikuti lomba marathon. Oh, gosh! Apa Andra mabuk? Bagaimana mungkin pria itu menciumnya seperti itu? Dan jantungnya, kenapa harus berdetak kencang seperti ini?
Seluruh persendiannya seolah melemas saat bibir mereka saling bersentuhan. Bibir Andra hangat. Noura masih dapat mencecap coklat yang baru saja diminum pria itu.
Noura merasa mabuk. Mabuk oleh ciumannya. Mabuk oleh harum tubuhnya. Mabuk oleh kokoh pelukannya. Ed bahkan tidak pernah membuat Noura seperti ini.
Iaseolah kehilangan kendali diri. Dirinya menginginkan lebih saat Andra menyentuh bibirnya."Noura!" Panggilan Nayla kembali menyentak Noura dari lamunan. Noura menoleh padanya yang sibuk membuat sup untuk Nathan. "Kenapa wajahmu merah begitu?" Dia terkikik. "Kau jatuh cinta pada kakakku ya?"
Noura mendelik padanya. "Apa sih kau ini, aku 'kan baru saja putus."
"Lalu kenapa kalian bisa berciuman?"
Noura menggeleng. Ia sendiri saja bingung kenapa Andra menciumnya.
"Jangan bohong padaku. Aku tahu kakakku. Dia tidak pernah seperti itu," cecarnya lagi.
"Apa dia gay?"
Dan pertanyaan itu menimbulkan keributan besar. Panci yang dipegang Nayla jatuh ke lantai membuat sup panas itu berhamburan isinya.
"Nayla! Astaga!"Noura menghambur ke arahnya dengan panik. "Ada yang terluka?"
"Sayang, ada apa?" Nathan datang dengan terkaget-kaget. Matanya melebar melihat kekacauan yang ada di dapur. "Apa kau terluka?" Tanyanya khawatir.
Noura menyingkir agar Nathan bisa memeluk Nayla.
Nayla terkikik. "Maaf, Nat, sup mu jatuh. Aku akan memasak lagi untukmu."
"Aku tidak peduli pada sup itu. Aku bertanya apa kau terluka?"
Ah, Nayla memang sungguh gadis yang sangat beruntung, punya pacar tampan dan sangat mencintainya. Noura benar-benar merasa iri padanya sekarang.
"Aku tidak apa-apa, Nat. Aku hanya kaget."
"Apa yang membuatmu kaget?"
Nayla berbisik di telinga Nathan dan entah kenapa Noura merasa wajahnya memanas seketika. Gadis ini kadang bermulut usil hingga Noura sudah bisa menebak apa dikatakannya pada Nathan.
"Baiklah, aku rasa kalian butuh waktu untuk para gadis. Aku akan istirahat di rumah saja."
"Aku antar! Tunggulah setelah aku membereskan kekacauan ini."
Noura membantu Nayla membersihkan dapur. Lalu setelahnya, Nayla mengajaknya ke apartemen Nathan.
"Aku di depan bersama Noura. Kau istirahatlah." Nayla berjinjit mencium Nathan dan mendorong lelaki itu ke kamarnya.
Noura membereskan sisa makanan Nathan dan membawanya ke dapur. Pada akhirnya, tetap saja, pria itu makan sup dari restoran karena insiden tadi.
"Apa maksudmu bilang kakakku gay?" Nayla menyusul ke dapur dan menarik ujung rambut Noura.
Noura mengangkat bahu. Berdebat dengan dirinya sendiri apakah ia harus menceritakan insiden kamar mandi tadi atau tidak.
"Noura? Jangan menyembunyikan sesuatu dariku. Aku tahu ada apa-apa antara kalian berdua," ucapnya sambil menatap Noura dengan curiga.
Noura mendesah pasrah. Tidak ada yang bisa melawan Nayla jika dia sudah seperti ini. Ia mengambil piring yang sedang di pegang Nayla dan meletakkan di mesin pengering, takut akan ada insiden lagi jika gadis itu memegang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor, My Love (Tersedia Cetak Dan Ebook)
General FictionSebagian part telah dihapus. Tersedia di Playstore, KUBACA APP, KARYAKARSA THE DOCTOR SERIES - 1 Aku tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta lagi setelah kepergian kekasihku delapan tahun lalu. Tapi entah mengapa kehadiran gadis kecil itu mengusikk...